giovedì 30 dicembre 2010

a minute later

sedetik yang lalu saya masih berbaring setengah teler di depan TV menikmati acara liburan yang sebenarnya sudah pernah saya tonton, tapi terpotong.
saya sudah merencanakan apa yang akan saya lakukan berikutnya sedetik sebelumnya.
dan bam!!

sedetik berikutnya saya tidak tahu mengapa saya kembali tidak berhasrat untuk melakukannya.

heeemm...

bukan bukan bukan karena saya tidak niat. walaupun arti hasrat cenderung mendekati niat. tapi ya, tapiiiii...heem sudahlah lupakan. saya akan lakukannya sekarang.

apa?

MENULIS CERPEN!




*buat yang pada belum tahu gue punya side blog http://anintakanila.posterous.com di situ gue ngisi dengan puisi dan beberapa cerita pendek. ga sebanyak gue ngepost di blogspot sih. cuma yaaa... manusia adalah makhluk yang selalu mencari kenikmatan lebih. ketika dia menjalani sesuatu yang dia suka, maka dia akan mencari hal lain yang menurut dia, dia lebih suka untuk sekedar coba-coba. walaupun ujung-ujungnya mereka akan kembali ke kebiasaan lama mereka atau ke hal pertama yang mereka sukai itu.
ga heran kan kalau banyak orang selingkuh? *i really hate to admit this theory* *sigh*

dan sedetik kemudian yang gue tahu. ada satu teori lagi yang bisa mematahkan teori pertama. apa itu? berbahagia dan bersyukurlah dengan apa yang bisa kita lakukan dan bisa kita dapatkan :). cukup itu saja jangan minta lebih jika kamu tahu itu salah.

domenica 26 dicembre 2010

Selamatkan Malam!

jangan terlalu keras menyerang malam
dia hanya seorang yang biasa
matanya sebening danau yang mencerminkan gunung di tepiannya
senyumnya sehangat mentari yang bersinar di pagi hari
dia mungkin bernama malam
namun dirinya tak pernah menjadi malam
kadang hatinya sedingin angin yang menderak kisi-kisi jendela
kadang kata-katanya setajam hujan yang menghujam ubun-ubun kepala
tapi dia tak pernah mendamba untuk balas dendam

jangan terlalu keras menyerang malam
dia menangis hingga senjakala esok hari
dia akan merajut hatinya yang tercerai berai sampai larut petang
dia akan gembok mulutnya yang manis itu dan membuangnya ke balik awan

jangan terlalu keras menyerang malam
karena yang dia butuhkan bukan sebuah pengakuan
tapi kemampuan hilang dari ketakutan

venerdì 24 dicembre 2010

Karma, Pahala & Dosa

Sebelumnya saya minta maaf jika mungkin ada yang tersinggung dengan postingan ini... Ini hanya sesuatu yang akan membuka pikiran kita tentang konsep sesuatu. Jika kita berani berkata, maka terlebih dahulu kita harus tahu makna dibaliknya. :)

----------------------------------------

Ada beberapa orang duduk di situ. Satu persatu becerita mengenai sakitnya patah hati. Rasa bersalah yang ia buat. Dan bahkan perasaan bahagia yang penuh kepuasan. Dan tiba-tiba salah satunya berkata, "Lihat saja nanti biar karma yang balas!"

Lalu ada salah seorang yang senasib menimpali, "Iya! Karma itu ada!"

Aku menggaruk kepalaku dan mengerutkan dahi. Ingin tertawa bukan main. Dulu aku percaya bahwa karma itu ada. Tapi lalu apa sebenarnya karma itu sendiri?

Menurut Wikipedia, Karma adalah:

"konsep "aksi" atau "perbuatan" yang dalam agama India dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan seluruh siklus kausalitas (yaitu, siklus yang disebut "samsara"). Konsep ini berasal dari India kuno dan dijaga kelestariannya di filsafat Hindu, Jain, Sikh dan Buddhisme."

Lebih diperjelas lagi adalah sebuah balasan akan sebuah perbuatan yang diperbuat seseorang. Karma ada 2 jenis: KARMA BAIK & KARMA BURUK. Ini menjadi sebuah kepercayaan di agama Hindu dan Buddha. Tanpa bermaksud menyinggung agama manapun, di Islam, Nasrani, dan Yahudi itu tidak dipercayai.

Seorang teman pernah bilang sama saya. "Coba lihat deh, kalo lo bicara trus lo dicuekin lo inget-inget pernah ga lo nyuekin orang." Dan temen gue menamai itu sebuah Karma. Dan itu masuk dalam jenis Karma Buruk. Ininih yang selalu diomongin orang-orang.

Beberapa orang yang selalu membicarakan Karma bahkan tidak mengerti konsep karma itu sendiri.

Sekarang banyak orang yang selalu bilang "liat aja nanti dia bakal dapet karma. karma itu ada!" Itu namanya nyumpahin. Dan sekali lagi siklus manusia tidak ada yang pernah tahu. yang mana yang harus diberi karma dan mana yang tidak, kita juga tidak tahu.

Sebagai manusia yang berakhlak dan beriman dan juga beragama sebenarnya yang harus kita paham adalah konsep PAHALA DAN DOSA. Pernahkah di dalam Al Quran dibahas jika kamu membunuh maka kamu akan dibunuh?

Atau contoh yang paling nyata?

Pernahkan kita lihat koruptor di luar sana yang ditangkep? Tapi apa abis gitu mereka hidup melarat? Banyakan masih bisa foya-foya hidup enak sampai mati?

Tapi bagaimana kehidupan akhirat mereka?

Karma ga berlaku di akhirat.

Saya pernah mendapati sebuah kutipan di salah satu blog:

Pada sebuah perbincangan antara dua orang laki-laki dan seorang perempuan kata karma terucap.

Kedua laki-laki itu setuju, karma memang ada. “Apa yang kau tanam, itulah yang kau tuai.”

Perempuan itu memastikan: “jangan memukul jika tidak ingin dipukul, begitu?”

Kedua laki-laki itu mengiyakan.

Perempuan itu bertanya: “bagaimana dengan, to kill or to be killed?”

Kedua laki-laki itu terdiam. Memikirkan jawaban.

Lalu seorang dari mereka menjelaskan: “mungkin karma dimaksudkan untuk mencegah mereka yang ingin berbuat jahat. Memaksa mereka untuk berpikir ulang dan menimbang-nimbang, apakah yang akan dilakukannya akan melukai orang lain. Apakah dirinya sendiri akan terluka jika diperlakukan demikian.”

Yang seorang lagi menambahkan: “untuk membunuh atau dibunuh adalah naluri. Insting. Biasanya manusia berpikiran demikian jika merasa terancam. Tapi manusia kan tidak selalu merasa terancam.”

Si perempuan tersenyum. Ia menimpali: “berarti karma hanya bekerja pada mereka yang jahat, bukan? Jika manusia yang baik percaya akan karma, maka ia tidak akan menjadi baik untuk waktu yang lama. Ia akan selalu menimbang-nimbang. Lantas jadi peragu. Ia akan menghitung-hitung, lantas tak jauh bedanya dengan orang kikir yang selalu mencari untung. Atau, paling-paling menjadi manusia yang selalu cari aman. Takut mencoba. Takut membuat kesalahan.”

Kedua laki-laki itu terdiam lagi. Ragu. Menimbang-nimbang.

Si perempuan berkata lagi: “banyak orang berpikir, dengan selalu berbuat baik akan memustahilkan hal-hal buruk untuk terjadi pada mereka. Sometimes bad things happen to good people, and good things happen to bad people. Jika prinsip karma adalah apa yang kita tanam, pasti itulah yang kita tuai, maka karma tidak benar-benar ada. Mereka melupakan kemungkinan bahwa badai mungkin saja datang dan menggagalkan kerja keras serta bibit unggul yang kita tanam. Tidak ada panen. Mereka lupa bahwa ada Tuhan dan kehendak-Nya, yang akan mempengaruhi kehidupan dengan cara-cara yang misterius. Yang tidak dapat diperhitungkan.” :)
----> http://roughsapphire.tumblr.com


Bagi kita yang percaya Tuhan itu ada, entah itu Allah SWT, Allah Bapa, atau pun Yahwe *tergantung iman*, harusnya kita lebih percaya kepada kuasa Tuhan. Bila kita berbuat baik maka yang kita dapatkan adalah PAHALA, bila kita berbuat yg dilarang Tuhan maka yang kita dapatkan adalah DOSA. Pahala dan Dosa adalah sesuatu yang diperhitungkan di hari akhir.

Mungkin kembali lagi pada kita...
Sekarang kita sudah mengenal konsep karma itu. Apakah kita masih akan bicara mengenai karma? I think it doesn't exist... Karena satu-satunya yang saya percaya adalah KEEKSISTENSIAN TUHAN yang akan memberi setimpal dengan apa yang telah kita perbuat. entah itu sebuah pahala atau sebuah dosa. :)

lunedì 20 dicembre 2010


in this holy holy holiday...
i'm feeling like i'm alone...

I named it FUTURE

where you can write your obsession?

heeelllooo kembali bersama saya si bocah gembel yang kepengen banget masuk UI! oke di ulang lagi SAYA MAU MASUK UI! yap bener SAYA CALON MAHASISWI BARU UI! sebenernya sih Unpad juga bisa. tapi ya makasih saya MEMANG PASTI (amin) JADI MAHASISWI UNIVERSITAS INDONESIA! UI! UI! UI! *aku padamuuuuu UI

eh ini lagi liburan lho. tahu ga dulu-dulu kalo liburan gue ngapain? gue akan begadang sampai malem main laptop, chatting sama orang-orang dari mulai yang ga jelas sampe yang punya siluet, melahap banyak buku, dan menyelesaikan nulis novel dengan indahnya. namun.... sejak kelas 12. diulang lagi KELAS 12! KELAS 3 SMA! gue merasa mulai kehilangan keindahan masa liburan gue....

but! you should write in a piece of paper hey wahai junior-juniorku!

inilah kelas 12! rasanya belum lengkap kalo lo ga belajar. ketika lo mulai menyadari kewajiban utama lo sebagai pelajar dan sebagai anak. BENER! "belajar dan membahagiakan orang tua". which means lo lulus dari SMA dengan nilai terbaik dan masuk PTN atau universitas dengan pencapaian yang luar biasa. dan tentu usahanya itu susaaaah banget.

soal PTN itu ga segampang lo cari bocoran UAN. meenn... susah meeen cari bocoran PTN. kalo pun ada gue yakin juga ga menjamin lo bakal masuk PTN. karena di sini bukan lulus atau tidak lulus. tapi terkualifikasi atau tidak terkualifikasi.

kini waktunya kita semua merasakan nikmatnya mencium aroma buku pelajaran yang selama ini selalu kita samakan dengan bau sampah dapur. kini waktunya kita semua mencicipi sedapnya sup soal-soal yang selama ini selalu kita samakan dengan pete atau jengkol yang hanya disukai oleh kalangan-kalangan tertentu. dan kini waktunya kita berserah diri kepada Allah SWT dengan segala kemampuan dan usaha terbesar kita untuk mencapai apa yang kita inginkan.

jadi jelas liburan ini rencana gue adalah : BELAJAR!!! *ngeles sebenernya gue ga bisa jalan-jalan gara-gara kere* yak gue ulangin lagi gue MAU BELAJAR!!! (+nyelesein novel, +mikirin sesuatu *gue mau usaha untuk sesuatu hal lain yang bernama FUTURE *dan ga termasuk dalam usaha mencari uang ye)

oh ya wadow gue jadi ngelantur begini ngomonginnnya.
sebenernya sih yang mau gue omongin adalah, gue sudah menetapkan hati gue. sedang dan dalam perjalanan menuju sesuatu yang bernama FUTURE itu tadi. oke gue tahu usaha gue masih kalah sama beberapa orang yang langkahnya ribuan kali lebih maju di hadapan gue. Tapi satu hal yang gue tahu, selama Allah masih memberi gue panca indera yang lengkap dan akal budi yang sehat gue masih akan terus berusaha.

apakah sebuah usaha hanya sebatas mengejar masa depanmu di bawah embel-embel pendidikan?

gue yakin pasti lebih dari itu...

so I named it FUTURE. sesuatu yang memang harus kita kejar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, untuk memperbaiki apa yang telah kita rusak, untuk menimbulkan kebahagiaan di antara kesedihan yang telah kita ciptakan, dan untuk sebuah pencapaian yang kita dambakan.

______________________

where you can write you obsessions?
I write it everywhere because I knew I surrounding with chances.

Mimpi...

mereka menulis mimpi pada dinding-dinding lapuk
menggantungnya pada langit-langit kamar
berharap suatu hari semua mimpi terbang bersama tubuh mereka yang kecil dan ringkih
di tengah semua gegap gempita itu aku berdiri
tidak pernah jauh-jauh dari sebuah lampu
lampu yang bersinar untuk kujejaki
lalu aku bertanya pada diriku sendiri?
apa mimpi ini benar-benar mimpi untukku?
apa aku benar-benar mengejar sesuatu?

giovedì 16 dicembre 2010

dan setelahnya semua mati

menepi pada gorong-gorong bau
tak berpenghuni
di mana senja menyerah pada gelap pekat malam
dan ribuan orang kriminal teri kini bergentayangan
semua henti pada satu titik keheningan
tak ada yang mengerti
menanyakan sebuah arti
dan bahkan mungkin bersuara sekedar satu huruf vokal
semua menyerah karena lapar
semua menyerah karena haus
semua menyerah karena rakus
lalu apa jadinya bila semua lampu padam
dan tak ada lagi cinta di muka bumi?

mungkin...

dan setelahnya semua mati

giovedì 25 novembre 2010

new waiting list

ada satu daftar baru terselip dalam ajang COUNTING DOWN THE DAYS saya. yap apa itu?
oke gue ikut program PPKB Universitas Indonesia yap setelah 1, 2 kali tarik ulur sama guru BK dan akhirnya gue mau ikut juga. ya dan sekarang gue menunggu dengan sabar bagaimana hasilnya dan ternyata tanggal pengumuman hasilnya belum ditentukan...

begini prosesnya:
Senin, 22 Oktober 2010 -> dipanggil ke BK hahahihi sama anak-anak yesyesan
Selasa, 23 Oktober 2010 -> memutuskan ga ikut aja karena (salah) baca persyaratan ribet dan akhirnya temen gue yang ranking 5 maju
Rabu, 24 Oktober 2010 -> dipanggil lagi ke BK setelah ranking 3 sekolah gue mengundurkan diri dan memutuskan untuk kembali ikut
Kamis, 25 Oktober 2010 -> FRUSTASI!!!!

gue ga tahu gue bisa apa ga. gue ngerasa pesimis. yak, ini bener GUE NGERASA PESIMIS. bukan karena terpengaruh dengan angka yang sampai hari ini sudah mencapai 82 orang dan masih ada kemungkinan bertambah untuk 38 daya tampung di jurusan yang gue pengen. bukan! tapi karena gue ngerasa gue ga ada yang dukung. mungkin ada, tapi ga banyak...

dan kadang gue ngerasa gue salah. salah banget tarik ulur ppkb, seakan ngegampangin tapi tiba-tiba ngerasa itu langkah yang paling pasti dan bisa dijadikan alternatif. dan gue jadi ngerasa munafik. gue pengen nangis. bener-bener pengen nangis.

kalau nanti gue berhasil mungkin gue bakal seneng banget, tapi kalau gue gagal? gue pasti malu banget. malu sama diri gue sendiri. malu sama temen-temen gue. dan malu sama orang-orang yang jelas2 ga suka dan ga ngedukung gue tapi mereka tahu gue ikut ppkb.

ini kayak jadi beban baru. dan beban ini yang bikin gue makin semangat belajar. kenapa? setidaknya kalau gue ga keterima di ppkb gue masih punya keoptimisan dan usaha terbaik untuk masuk ke UI lewat jalur SIMAK atau UMB atau SNMPTN. gue bener-bener bakal usaha sekuat tenaga gue.

yap gue harus bisa berjuang untuk masuk FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA JURUSAN ILMU KOMUNIKASI. (i've choosed it)

bismillah...

may Allah bless me. Amen...

martedì 23 novembre 2010

REAlity, REACTION, expeCtaTION

selamat malam! entah mengapa malam ini seusai TO UAN gue merasa writer's block gue sirna, musnah, hilang, di telan bumi.

oke post gue kali ini berhubungan dengan gue. ya gue! siapa lagi kalo bukan gue, yap adding with my hobby: WRITING!

beberapa hari ini banyak hal terjadi secara random. siapa yang duga @GeryFrachman yang cuma iseng ngebales tweet @AlandaKariza yang dianggapnya offended, dibales sama @Adriandhy (okay, setahu gue itu pacarnya). and it impact to me!

here are the tweets:

GeryFrachman @Adriandhy yapyap, mengerti :) my close friend is a bigbig fans of @Alandakariza, can alanda motivate her to be a godd writer? pleasee

GeryFrachman @Adriandhy lupa, accnya @anintakanila she really wants to be a great writer would alanda motivate her please? i'm very thankful if she would

AlandaKariza Sometimes I think the only person who can motivate yourself is... yourself. Everyone else is just a reminder.


okey itu tweet universal. tapi yap gue berterimakasih banget sama Gery Fathurrachman yang tetap meyakinkan pacarnya ini bahwa itu tweet buat saya.

it was a REACTION beyond the EXPECTATION. and the REALITY is I'm so excited to reach a dream I dreamed. what is that? I WOULD WRITE MANY STORIES FOR MY LIFE, MY HUSBAND (you G! yes amen), MY CHILDREN, MY FAMILY, MY FRIENDS, EVERYONE and also MINE!

ini bukan masalah motivasi, tapi ini masalah keyakinan. ketika ada seseorang yang yakin bahwa kamu bisa. dan ketika dalam diri kita sendiri kita yakin apa yang kita inginkan dan kita bisa. buat apa takut? kita pasti bisa mewujudkannya meskipun ada seribu musuh, meskipun terkadang realita tidak sesuai dengan ekspektasi, meskipun reaksi yang didapatkan merupakan kontradiksi... all you have to do is just KEEP TRYING! there's NO 'give up' in trying!

i swear, i won't forget it! i won't forget you! i won't forget every single thing you've made! and i won't forget those tweets !! hahaha



may Allah SWT bless me bless you bless US, AMEN.

martedì 16 novembre 2010

My Mantra

Bismillahirohmanirohim...

mantra adalah bentuk dari sastra lama. bagian dari puisi yang paling tua. orang mengaitkannya dengan ilmu sihir atau ilmu hitam. tapi bagi sebagian orang mantra menjadi sebuah motivasi. dan terkadang aku memikirkan bagaimana aku bisa 'menyihir' diriku sendiri, tentu dengan mantraku sendiri....

*****

sekedar pengantar, sadaaapp yeee... oke kita kembali kepada kenormalan gue. seharian ini gue melalui hari yaaaannngg panjang.

oke sebenarnya inti ceritanya di sini hehe. gue memilih untuk tidur begitu sampai rumah karena badan gue lemes suara gue semakin sekseeehh dan pilek gue semakin parah *sepiknyeee (sebenernya karena disuruh my partner sama gara-gara kekenyangan hehe). ya dan sekitar 45 menit itu cukup membuat gue sekarang fresh (I FEEL GOOD *oke gue udah mulai ga jelas).

****

saya terbiasa bermain dalam gelap, mematikan lampu atau sekedar meredupkannya pada cahaya terendah, membiarkan ruangan mendingin dan terkesan seakan mengkuliti. tidak ada pesan. tidak ada kebisingan. hanya saya dan pikiran saya. mungkin ini saat paling tepat di sore hari untuk belajar. tapi saya ga beranjak sama sekali. hanya memandang pada satu titik lurus di langit-langit kamar saya yang gelap.

terkadang saya mikir kapan saya mau mulai dengan benar. kapan saya mau berusaha. saya punya banyak mimpi. saya punya banyak rencana untuk melakukan banyak hal. bahkan saya bisa saja memulai langkah pertama dan langkah terbaik saya saat itu juga.
namun ketika saya sudah berada pada satu titik bernamanya "NYARIS PUAS" dan "NYARIS YAKIN" ada satu bagian dalam otak saya mendatangkan pikiran baru. dan lagi-lagi IT STUCK IN MY HEAD AND IT'S GOING TO EXPLODE. saya udah pernah bilang mungkin ini semua hanya imajinasi, tapi dia terus-terusan dateng.

hari in
i saya memandang kertas arsip berisikan novel dan tulisan tangan saya yang udah saya buat dengan berpikir, membayangkan, menggambarkan, dan akhirnya menuliskannya. susah... tapi ketika kita tidak tahu di mana alur itu akan dibawa cerita itu berhenti. sama seperti saat ini ketika saya tidak tahu di mana alur akan berjalan karena tidak terencana saya nyaris berhenti...

dan di sinilah sihir bergerak.

pikiran saya adalah sebuah cahaya besar di antara ratusan cahaya di ruangan ini. yang saya tahu kelemahan yang diakibatkan oleh pikiran kita sendiri hanya sebuah ketakutan dan sebuah ilusi. satu hal yang membangkitkan saya kembali untuk menemukan alur yang tersentak itu adalah melihat ke arah cahaya-cahaya kecil lain yg diibaratkan pikiran orang-orang di sekitar saya. hari ini saya bermain cahaya di dalam kamar gelap. menyalakan lampu ponsel dan memainkannya menjadi pendar cahaya di ruangan gelap. dan seperti saya sedang menyenter kata-kata yang beterbangan.

mungkin pengalaman adalah guru terbaik. tapi ketika pengalaman kita yang sekedar cetek dan pikiran kita yang sekedar cetek akhirnya kita harus belajar dari orang lain. yap tx for Kak Fadila Maula's tweet one day ago. karena ya banyak hal baru yang bisa saya pelajarin untuk jadi orang yang lebih maju. pada titik di mana saya seperti "MAMPUS GUE KEABISAN IDE" akhirnya saya mendiamkan diri saya sendiri berusaha mereveal dan mengumpulkan semua ambisi lagi perlahan-lahan.

saya tahu saya bisa jadi orang yang dihargai suatu hari nanti dan tentulah akan lebih bangga jika dengan usaha sendiri. saya ga peduli siapa yang akan memuji saya nanti. saya tahu saya bisa lebih bahagia dari saat ini, meskipun jalannya belum tentu jelas. ada banyak orang di kehidupan saya yang bisa menjadikan saya lebih kuat, bisa dijadikan guru, dan tentu sumber inspirasi. karena itu saya benar-benar ga mau berhenti di sini siapapun apapun yang menghalangi.... seorang PENCERITA tidak akan menghentikan cerita kehidupannya sendiri, kecuali Tuhan berkehendak seperti itu, dan saat itu nafas ini sudah berhenti berhembus dan langkah terbaik sudah dibuat.

langkah saya hari ini: menuliskan 2 kata di arsip novel.

SIAP-SIAP!!

dan itu adalah mantra yang selalu saya ulang, siap-siap saya pasti akan jadi bintang yang paling terang. :)) psst.... i always knew what i have to do after repeated the mantra. Bless me Allah... Amen

sabato 13 novembre 2010

play button

heylaaa...!! hello sunday morning and hello cloudy sky!! and of course hello readers!

something stuck in my head and it's going to explode. i have no idea what is it. but i think it just an imagination. they come and suddenly go. and in unexpected way they come again again then hit me on heart.

i'm feeling like a dreamer. imagine something that may be one day i could reach. my optimism always said "yes you can you can". but somehow, my calculation could be the perfect distraction. well in that situation all i can say just GAME OVER!! I HAVE NO IDEA after that.

my boy said that life is like playing a game. you start it then when you got failed you can restart it. GAME OVER then START. just that! so where's the finish line?

i dunno.

but i know when i push this play button i just can pause it, because WHEN IT STOP... yes the play station is off. the light turn dark. and anything out on my mind.


huaaah.... i don't want to waste my time. SO... ENJOY OUR 'GAME' :))






*aseeek bisa juga gue bikin post beginian hahahaha *grammar ancur? yaudalah haha

venerdì 5 novembre 2010

#Secangkir Teh

(sambungan chapter V)
--------------------------
Aku baru saja menyadari nenek tua yang terlihat teduh itu sedikit menitikkan air mata. Tapi hanya satu titik, tidak lebih, karena akhirnya dia kembali tersenyum menatap cucunya.

"Maafkan ibumu," ujar nenek.

"..."

"Nenek tahu ibumu yang salah. Maka maafkan dia."

"Ibu selingkuh dari ayah, memisahkanku dari dirinya, melarang Kimi dekat dengan kami, dan sama sekali tidak ingin menganggapku anaknya lagi, dan haruskah ku maafkan?"

Nenek terdiam.

"Aku memaafkannya, nek," dengus Kara. "Selalu memaafkannya. Aku hanya tidak habis pikir apa salahku dan salah ayahku?"

"Ini mungkin percakapan yang sedikit emosional. Aku kira aku harus turun tangan ketika ibumu menghubungi beberapa bulan yang lalu."

Kening Kara berkerut dan hal itu terjadi padaku juga. Kara melepaskan tangannya dari genggaman neneknya. Dia bersandar pada kursi dan menghela nafas menatap keluar jendela. Sementara kemacetan dan lampu-lampu mobil mengisi pandangan pada matanya.

Secangkir teh di meja mengepul walaupun aku tahu kini isinya sudah mendingin. Nenek menyeruput teh dalam cangkirnya. Sementara suara bising dan tawa dari para pengunjung kafe lainnya mengisi keheningan di antara nenek dan cucu itu. Aku masih menunggu percakapan selanjutnya.

"Ibumu menghubungi nenek," mulai nenek lagi. "Kamu mungkin tidak percaya. Tapi nenek mengenal ibumu sedari dia masih kecil. Dia memang keras dan berbeda dari anak-anak perempuan nenek lainnya. Dan mungkin paling labil.

"Cinta pertama ibumu mungkin ayahmu. Mereka dekat sejak SMP karena rumah yang berdekatan. Walaupun ibumu sempat berpacaran dengan laki-laki lain, tapi tetap orang yang menghantui hidupnya tetap ayahmu."

"Aku tidak butuh dengar cerita seperti itu, nek. Aku benci romance," tukas Kara.

"Pernahkah kamu berpikir bahwa ibumu masih mencintaimu dan ayahmu?"

Kara menunduk lama sampai akhirnya dia menggeleng. "Jika hal itu benar ada, seharusnya aku tidak seperti ini sekarang."

"Dan pernahkah kamu berpikir bahwa semua kejadian yang terjadi sekarang bukanlah kemauan ibumu?"

Kara kembali menggeleng.

"Ini bukan kemauan ibumu. Jika ini kemauan ibumu, maka aku tidak akan memberikan liontin ini padamu."

Kara mendongak, keningnya kembali berkerut. Dan aku mulai berpikir, ada banyak hal yang tidak terduga terjadi belakangan ini. Dan pernahkah kita melihat bahwa kita berada di dalam sebuah drama hebat.

Karena sesungguhnya cerita ini masih berlanjut dan aku semakin penasaran.
--------------------------
bersambung...

domenica 31 ottobre 2010

GALAU!!

oke malam ini gue galau sampe pengen nangis! but no love to be galau-galuin tonight yeee...
percaya ga percaya gue galau untuk memulai start! no no bukan start! untuk meneruskan perjalanan gue. gue ga pernah mau berhenti itu pilihan, gue belum puas, gue belum mencapai apa itu kesuksesan. tapi lebih dari itu... KEMANA TUJUAN GUE?!! berapa kali gue udah buat hal serupa, gue udah yakin kemudian patah lalu kapan? kapan semua itu mencapai labuhan?

ini bukan kegalauan anak yang mau masuk sekolah baru ya. ini galau seorang anak muda yang baru mau masuk ke DUNIA. oke sekarang gue sadar kalau selama ini gue ngira hidup gue hancur hidup gue jatuh dan seterusnya dan seterusnya itu bukan apa-apa, gue belum masuk ke kehidupan itu sendiri. dan ini! ini saatnya di mana skalanya makin gede dan nasib masa depan gue dipertaruhkan di sini. dan gue ga mau hidup gue jadi hidup yang asal-asalan.

kalau kata cowok gue di blognya, ini bukan sekedar perbedaan antara P dan A. dan jelas bukan perbedaan warna rok. WOY TAHUN DEPAN GUE HARUS KULIAH! dan.... heeeh...

ini masalah gue:

gue yakin gue bisa dapet kampus yang bagus. gue yakin gue bisa masuk PTN masuk UNIVERSITAS INDONESIA (amin) gue yakin, gue yakin kalau gue ga masuk UI pun gue masih bisa masuk UNPAD dan atau swasta yang bagus. Gue tahu harga yang bisa gue dapet dari diri gue sendiri. bukan sombong. tapi itu optimis. terkadang gue ngerasa gue ga mampu, tapi kalau gue hanya terus-terusan ngerasa ga mampu gue ga akan memulai apa-apa. Rasa cemas itu doang yang cuma bisa bikin kita jalan di tempat tanpa bergerak. Kenapa gue yakin? karena gue yakin gue berdoa, karena gue berdoa gue makin percaya diri, karena gue tahu Tuhan pasti nunjukin yang terbaik. tapi ketika gue mendapatkan kembali optimisme itu keyakinan gue memudar...
bukan yakin mendapatkan universitasnya. tapi keyakinan bidang manakah yang cocok buat gue.
oke gue ga percaya kalau kuliah itu hanya sekedar passion. yah "life is about passion," they always said that. tapi life is also about choice and what the future show in our eyes.
selama ini gue bisa bilang passion gue di sastra. no! passion gue... jika passion adalah sesuatu yang kita tidak bisa hidup tanpa melakukannya maka passion gue jelas makan dan tidur. tapi jika passion adalah sesuatu yang mampu membuat kita menggambarkan masa depan maka passion gue adalah menulis. why? sekarang menurut lo gue ngapain? gue ngeblog gue menulis ini yang bikin gue hidup, menulis. gue berbicara, menghibur, menerima pujian dan kritikan, bahkan suatu hari gue yakin gue bisa makan dan beli macem-macem dari menulis.
tapi sekarang kita bicara apa gue yakin gue bisa jadi penulis dengan gue masuk Sastra?
gue bukan penulis Sejarah, gue bukan penulis Budaya, gue adalah penulis lepas penulis bebas dan penulis kehidupan. sebuah ilmu yang bisa gue pelajari di laboratorium yang luas ini.
berarti jelas sekarang gue harus cari sesuatu yang gue minati. okey, gue tertarik dengan DUIT! hahaha *maaf gila. why? karena menurut gue semua orang perlu duit, gue perlu duit, dan kita ga bisa hidup tanpa duit, tapi ga semua orang bisa mengolah duit, bahkan menjadikan duit itu sesuatu yang bersistem, bahkan duit yang ga ada di tangan kita bisa aja jadi sesuatu yang wah dengan analisis sbuah sistem. itu kenapa gue tertarik dengan Ilmu Ekonomi. setelah gue baca program studi dan ilmu apa aja yang bakal kita pelajarin di sana gue ngerasa gue bener-bener ini yang gue cari. dan ilmu ekonomi itu agak sedikit sama dengan Manajemen tapi banyak program studi ilmu ekonomi yang ga dipelajarin di manajemen. dan gue lebih suka mempelajari ekonomi secara keseluruhan.
DAN GUE YAKIN UNTUK NGAMBIL ILMU EKONOMI SAMPAI....
gue mendapatkan hasil psikotes yang udah diem2 gue sembunyiin dari orang tua gue dan akhirnya ketahuan bahwa hasilnya adalah... gue cocok di bidang Komunikasi. itu mengapa mereka mendorong gue untuk masuk FIKOM.
oke gue memang suka dengan dunia jurnalistik, gue bawel, dan gue suka mengenal banyak orang lewat jalur komunikasi. tapi di sini titiknya, menurut lo gue selama ini ngoceh di blog ada meaningnya ga? jelas ga meaningnya? ngeblur ya ribet ya?
ITU!
gue selalu tahu apa yang mau gue omongin. gue selalu tahu apa yang harus gue salurin gue sambungin dan gue bahas tapi begitu gue dihadapkan pada media blaaasshhh semua itu jadi ga jelas. padahal di otak gue semua itu jelas. mungkin kalau gue masuk FIKOM gue bakalan ngadapetin ilmu-ilmu yang bikin semua hal itu jadi jelas. dan satu lagi, gue ga mau apa yang gue pikirin dan gue omongin cuma jadi sekedar omongan. gue ga mau jadi orang yang kata cowok gue cuma bisa ngoceh di warung kopi.


intinya, malam ini gue galau dengan pilihan.
gue takut gue salah jalan.
gue gatau gue harus meneruskan ke persimpangan yang mana. EKONOMI, KOMUNIKASI, DAN SASTRA itu bedaaaaa! beda jauh dengan lo milih teknik metalurgi dan kedokteran. gue pengen saat gue tahu ke mana gue harus mengarah, ke mana gambaran hidup gue, gue ngerasa puas telah memilih 'nya'. dan yang pasti gue ngerasa telah menaruhkan hidup gue pada sesuatu yang tepat.

dan lo tahu dibayangan gue, gue bakal jadi apa? gue bakal jadi seorang MENTERI NEGARA. dan lo tahu sesedikit-sedikitnya masa depan gue yang ada dibayangan gue, gue bakal jadi apa? gue bakal jadi orang SUKSES dari kehidupan gue sebagai ibu rumah tangga yang suka menulis dan dari karier gue yang cerah gemilang. TAPI APA BIDANGNYA?

--------------------

ya Allah, tunjukkanlah hamba jalan yang baik. jalan menuju kehidupan yang terbaik. di mana hamba dapat membahagiakan orang tua hamba. di mana hamba dapat menjadi orang yang berguna dan bermanfaat. berikanlah hamba keyakinan dan kepastian untuk memilih. bukan sekedar pikiran sekelebat yang datang dan mudah digoyahkan.
hamba ingin menjadi 'sesuatu' yang tidak pernah hamba sesali seumur hidup.
Amin ya Allah amin.... hanya kepada-Mu kuhaturkan doa dan sembah sujudku...

venerdì 29 ottobre 2010

231009-2310...selamanya


"Kamu itu semuanya, dan yang terpenting...
KITA SELAMANYA."

--------------------------------
kalimat terakhir di Surat Hari Jumat dari Gery Fathurrachman pada tanggal 22 Oktober 2010.

---------------
wau akhirnya udah setahun kita sama-sama. suka sedih sama-sama, jatuh bangun sama-sama, ke mana-mana sama-sama, menangis dan bahagia sama-sama, belajar menyayangi dan menjaga, dan masih banyak lagi.

ga tahu mau bilang apa lagi. kamu udah dengan banyak melalui banyak hal. yang pasti senang rasanya bisa bersama kamu, laki-laki terhebat dalam hidupku.

kita sama-sama berusaha buat mengejar cita-cita kita ya... sama-sama saling dukung. sama-sama saling menjaga satu sama lain untuk tetap bersinar. sama-sama saling jaga komitmen dan komunikasi kita yang lancar ini. sama-sama saling dengerin. dan yang terpenting sama-sama saling ngejalanin apa yang selama ini telah kita sepakati.

i love you i love you i love you sooo much, caro mio. Oh ya papa pumpkin semakin unyu ya hahahahahahahaha. Once again, happy first anniversary :)

hello fellas!!

yap akhirnya gue update blog lagi... aduh-aduh maaf ya pasti sekarang udah jarang banget yang buka-buka blog gue cuma buat ngikutin novela #SecangkirTeh ... maaf masalahnya hari-hari gue padat.

ga percaya?

  • setiap Senin, Rabu, Jumat gue bimbel di INTEN dari jam setengah lima sore sampai jam delapan malam.
  • setiap Selasa dan Kamis di mana ada hari lowong gue manfaatin buat ngerjain PR dan ngerjain progress TRY OUT *alias ngerjain soal2.
  • setiap Sabtu di mana waktunya gue harus istirahat sekarang diisi dengan bantuin nyokap gue di rumah pagi hari (baca: ngabisin sarapan hehe) yah yang pasti hari Sabtu gue juga jarang ada di rumah karena itu satu-satunya waktu lowong gue jadi kadang gue pergi entah bareng Gery atau bareng keluarga gue.
  • setiap Minggu harusnya kan gue tepar gitu ya di rumah... ini gue malah harus ngejar ketertinggalan gue terutama tugas (bleeehhh).
oke waktu ngeblog gue bener-bener kurang kan! padahal sebenernya ada banyak banget hal yang mau gue publish. tapi apa daya. ngupdate pake my smartphone *tssaahhh bener-bener bikin jempol pegel. oke to the next post ya!

venerdì 15 ottobre 2010

random things

HAIII!!!

akhirnya malam ini saya kembali ke peredaran para blogger lagi lhoo. tapi mungkin besok-besok saya menghilang lagi. maklum, remaja kelas 12 di Jakarta memang lagi pada sibuk. dan saya juga jadi sibuk, tapi ini beneran sibuk bukan sibuk yang dibuat-buat. kebetulan banget gue lagi kangen sama lappie dan kebetulan adek gue pulang malem jadi gue bisa dengan bebas menggunakan lappie.

sejujurnya banget, pikiran gue lagi random banget hari ini. mungkin ini satu-satunya post gue malem ini. gue harap Sabtu sama Minggu nanti gue masih bisa ngeblog. hanya di akhir pekan gue sempat meluangkan waktu. jadi terserah mau dibaca mau ga... yang pasti tulisan ini gue buat untuk pengingat gue, kalau gue pernah mengalami suatu kondisi di mana gue nyadar "WOW I HAVE SO MANY THINGS TO SOLVE."

kalau cara menyelesaikannya semudah kita mengerjakan sesuatu sih enak aja. nah kalau caranya perlu menggunakan perasaan dan pemikiran bagaimana?

pertama gue harus menggubah cara belajar yang baru. mulai besok aku sudah tak beralmamater biru muda lagi *huhu... (sebenernya sih yeeee gue udah bebas dari kegiatan keorganisasian). itu artinya gue harus fokus ke UAN, UAS, dan UMPTN. dan itu tandanya gue harus mengubah cara belajar gue yang angot-angotan. karena apalagi kendala gue? waktu? seharusnya setelah gue ga berkecimpung dalam organisasi lagi, gue memiliki banyak waktu untuk belajar. dan menggubah jadwal pelajaran itu tidak semudah kita melakukan BELAJAR ITU SENDIRI.

kedua gue harus mempertegas garis tujuan hidup gue. dan ini hal yang paling susah. karena untuk alasan apapun, gue merasa dengan segudang mimpi, pikiran ambisius, dan dukungan berlebihan dari pribadi gue sendiri gue tetap merasa melakukan semua hal yang gue lakukan sekarang itu sama aja. gue tetep sekolah, gue tetep belajar, gue tetep berteman, ya gue tetep dan tetep melakukan kegiatan-kegiatan yang udah gue yakinin bisa memperjelas garis tujuan hidup gue dan mencapai segala apa yang telah gue targetkan. tapi pernahkah garis yang jelas itu terlihat begitu lugas dan tegas? sekali lagi mempertegas garis tujuan hidup itu juga tidak semudah melakukan "MENGGAMBAR" GARIS.

yap, dua masalah yang cukup memenuhi pikiran gue hari ini. oke sebenarnya ada pikiran sampingan sih... cuma yaaa.... saya merasa sekali lagi pikiran saya yang satu ini hanya pikiran yang harus saya selesaikan seorang diri tanpa ada satupun orang yang tahu. ya mungkin ada lagi sih yang tahu, ini bukan masalah, ini mungkin...sesuatu yang perlu dipecahkan. dan memecahkannya tidak semudah melakukan PEMECAHAN.

jika pemecahan adalah hasil, maka menurut guru konseling gue di INTEN mari kita biarkan hasil tersebut dan kembali pada usaha. karena hasil adalah urusan Tuhan. Tapi yang paling penting di sini selain kita memfokuskan diri untuk berusaha menyelesaikan semuanya, saya telah menentukan bahwa pemecahan masalah adalah salah satu usaha untuk mendapatkan sebuah hasil. Soooo... untuk alasan apapun saya harus fokus terhadap usaha memecahkan masalah dan memikirkannya pelan-pelan. dan kali ini saya berani berkata bahwa melakukan PEMECAHAN itu mengasikan walaupun susah... hehe

random kan?

satu hal yang ga random malam ini yaitu: THANKS FOR READING. SEE YOU ON NEXT POST. GOOD NIGHT!!

sabato 9 ottobre 2010

#Secangkir Teh

(sambungan Chapter V)
----------------------------
Sore berlanjut di tengah keramaian. Asap hangat yang mengepul lewat secangkir teh di antara dua pembicara perlahan menghilang. Teh itu perlahan mendingin seiring berkurang kadarnya pada cangkir. Dan dialog yang kusaksikan berlanjut ketika lampu-lampu jalan bersinar memendar perlahan dan irama musik ballad yang diputar di kafe mengalun.

"Papa sedang tidak ada di Jakarta hari ini. Dia baru kembali minggu depan. Ada tugas di Medan, nek," beritahu Kara.

"Kalau begitu nenek bicara denganmu saja, Kara."

"Baiklah. Aku akan mendengarkan."

"Nenek memang ingin bicara. Tapi ini bukan sesuatu yang harus didengarkan. Ini sesuatu yang harus diterima."

Kara mengerutkan dahi. Sedangkan aku mulai merasa si nenek ini terlalu banyak berteka-teki. Tapi ucapannya barusan bukan lagi sebuah teka-teki ketika dia mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tasnya. Sebuah kotak kayu berukuran 10x15 cm dan menyerahkannya pada cucunya.

"Apa ini?" tanya Kara tidak berani menyentuh kotak tersebut.

"Sesuatu yang harus kamu terima." Dengan tangan keriputnya ia membuka kotak tersebut. Aku tidak dapat melihatnya dengan jelas yang pasti itu adalah barang berharga. Karena Kara terlihat sangat terkejut melihatnya.

"Liontin ini milik almarhum Tante Tiara kan, nek?" tanya Kara sedikit takjub.

"Ini milik nenek sebelumnya. Oma tua menurunkan pada nenek. Ini liontin yang turun temurun dimiliki keluarga kita, Kara sayang...," cerita nenek, "sejak Tiara meninggal dua tahun lalu aku mencari-cari siapa yang berhak memiliki liontin ini. Dan seharusnya ibumu yang memilikinya. Tapi..."

"Tapi itu berarti nenek tidak seharusnya memberikan ini padaku. Mama yang harusnya memakainya. Atau mungkin Kimi."

"Benarkan kamu cucu nenek?"

"I-iya."

"Maka kamu masih bagian dari keluarga ini. Meskipun orang tuamu telah bercerai. Nenek ingin memberikan ini padamu."

"Mengapa? Aku merasa tidak pantas dan tidak berhak."

"Sudah cukup melankolismu, Kara," sanggah nenek, "kamu mungkin sudah didepak di hati ibumu. Tapi tidak pernah ada mantan anak. Nenek menyayangimu seperti layaknya seorang ibu menyayangi anaknya." Wanita itu membelai pipi cucunya yang sedikit pucat sambil tersenyum. "Kamu tidak pernah terdepak dari hati nenek. Kamu tetap keluarga. Dan liontin ini pertanda bahwa kamu masih bagian dari keluarga ini."

Mereka saling menatap. Cukup lama. Dan Kara menunduk dia menggenggam tangan neneknya dan menciumnya lama.

"Tentang ibumu..."

"Ya?"

"Ada yang tidak kamu tahu."

---------------------------
bersambung

a little thought

would you sing a song for me...?



with you own style
with your guitar
in our best day...?


just a little thought about "one day"

Ottobre tonalità

semoga Oktober ini menjadi Oktober terbaik seperti tahun 2009.
semoga Oktober ini ada banyak hal lagi yang memberi pelajaran.
semoga Oktober ini akan ada terus keceriaan.
semoga Oktober ini masih akan ada terus sebuah pertemanan.
semoga Oktober ini segala pelajaran menjadi lancar.
semoga Oktober ini segala yang berduka mendapat ketabahan.
dan semoga Oktober ini tetap masih ada AKU DAN KAMU...

martedì 28 settembre 2010

count down the days

bantu aku berdoa ya Gery... dan temani aku menghitung!

aku menghitung hari-hari mundur menjelang LPJ MPK/OSIS/EKSKUR
aku menghitung hari-hari mundur menjelang SERAH TERIMA JABATAN OSIS
aku menghitung hari-hari mundur menjelang ULANGAN TENGAH SEMESTER
aku menghitung hari-hari mundur menjelang RAPOR MID SEMESTER
aku menghitung hari-hari mundur menjelang 1 TAHUN "HUBUNGAN" KITA dst
aku menghitung hari-hari mundur menjelang RAPOR SEMESTER 1
aku menghitung hari-hari mundur menjelang SIMAK UI
aku menghitung hari-hari mundur menjelang UAN/UAS/UJIAN PRAKTEK
aku menghitung hari-hari mundur menjelang PENGUMUMAN UNIVERSITAS
aku menghitung hari-hari mundur menjelang KELULUSAN
aku menghitung hari-hari mundur menjelang PERPISAHAN SMA
aku menghitung hari-hari mundur menjelang MASA KEMAHASISWAAN
aku menghitung hari-hari mundur menjelang WISUDA
aku menghitung hari-hari mundur menjelang PENCARIAN KERJA
aku menghitung hari-hari mundur menjelang PERNIKAHAN KITA
aku menghitung hari-hari mundur menjelang KELAHIRAN ANAK-ANAK KITA
aku menghitung hari-hari mundur menjelang MASA KEJAYAAN KELUARGA KITA
aku menghitung hari-hari mundur menjelang NAIK HAJI
aku menghitung hari-hari mundur menjelang PERNIKAHAN ANAK KITA
aku menghitung hari-hari mundur menjelang KELAHIRAN CUCU
aku menghitung hari-hari mundur menjelang KEBAHAGIAAN AKHIR
aku menghitung hari-hari mundur menjelang KEMATIAN...

di sinilah titik baliknya setelah semua kutitih dari sekarang
mungkin akhirnya sama seperti yang lain sama-sama mati...
tapi mati yang bagai mana?
aku harap waktuku menghitung mundur diisi dengan hal-hal yang bermanfaat
janganlah jadi manusia yang merugi
ingin aku mati dengan senyum, damai, tenang, dan siap menghadap-Mu
dan sampai hari itu tiba
berilah senyum di wajah-wajah mereka
yang akan mengingatkanku akan wajah dan nama mereka
ketika kami bertemu di surga dan mulai lupa satu sama lain...

surat, sore, dan lagu pengantar pulang

aspal masih dilindas kendaraan kelas berat
tertimpa debu dari putaran roda
dan roda berputar seperti jalannya kehidupan
seperti siklus tanpa henti
sama seperti perjalanan yang seolah-olah tak pernah berhenti
memacu adrenalin remaja yang dilanda kalut
dan kembali lagi ini di jalanan

aku sering bilang aku suka jalanan

ketika semua rupa orang menjadi kenyataan
gundik pekerja waktu mengisi setiap sisi
memenuhi ruang kota yang semakin sempit
dan kereta api memainkan alunan rel besinya
klakson mobil beradu dengan teriakan liar preman dan pedagang
motor menyerbu layak kawanan capung di langit-langit yang menjelang hujan

aku sering bilang aku suka suasana seperti ini

hari ini...
suasana seperti ini...
dengan surat diujung sore dan lagu pengantar pulang

lalalalalala

aku sering bilang aku cinta hal-hal seperti ini

sama hal aku mencintaimu...

venerdì 17 settembre 2010

#Secangkir Teh

(sambungan Chapter V)
-----------------------------
Mereka duduk di meja dengan tulisan RECEIVED tersebut. Kara tersenyum pada ibu yang dipanggilnya nenek tersebut. "Nenek mau minum apa? Aku mau pesan teh."

"Samakan saja. Tidak pakai gula ya ingat!" jawab neneknya.

Kara datang ke arahku. "Kali ini dua. Satu tidak pakai gula!" pesannya padaku dengan suara yang luar biasa riang. Sangat langka menemuinya dengan wajah dan suara seriang itu.

Aku menyiapkan pesanannya sementara Kara membayar di kasir. Aku memperhatikan ibu-ibu tua itu. Matanya teduh menatap keluar jendela kafe. Di luar sana jalanan kembali lumpuh, kendaraan berjejer menikmati kemacetan Jakarta di petang hari. Klakson bersahut-sahutan tidak keruan. Tapi ibu-ibu tua itu tetap menatapnya dengan ketenangan tersendiri.

Aku mengantarkan dua teh tersebut. Ibu itu mengucapkan terimakasih padaku yang kubalas dengan senyum tulus. Matanya biru itu yang aku baru sadar. Pasti pesona masa mudanya terletak dari mata biru tersebut.

"Sejak kapan nenek tiba di Jakarta?" tanya Kara begitu dia duduk di tempatnya.

"Tadi siang. Nenek menginap di hotel bukan di rumah ibumu," jawab ibu tersebut.

"Tapi mama tahu nenek di Jakarta? Nenek sama siapa ke Jakarta? Jogja-Jakarta itu jauh lho, nek."

"Nenek ke sini sendiri naik kereta. Ibumu tidak tahu, nenek ke sini ingin bertemu denganmu dan ayahmu."

"Aku? Sama papa? Tapi kan anak nenek mama."

"Dan kamu cucuku bukan?"

Kara tersenyum tersipu. "Diminum nek tehnya," tawar Kara.

-------------------------------
bersambung...

dream...dream...and dream...

singkat saja, mungkin gue salah satu dari sekian banyak perempuan yang memilih untuk hidup di dalam mimpi. tapi lebih dari itu semua hal yang menyisakan tanya jawab membawa gue pada satu titik...

gue bisa lebih dari itu.

karena gue manusia yang optimis.

dan tidak seharusnya gue pantang menyerah.

karena gue bermimpi untuk mewujudkannya...

sekian.selesai.dream...dream...and dream...

*) terlalu banyak asam garam yang mungkin belum tertelan tapi pengalaman mungkin bisa jadi guru yang terbaik dengan cara...tidak pernah berhenti mencari dan mencobanya sendiri

martedì 14 settembre 2010

LAMPU LATAR

PROLOG

Aku berdiri di bawah lampu latar. Mungkinini sekedar mimpi yang aku rindukan atau mungkin memang benar ini yang aku butuhkan. Aku terlalu lama berdiri di bawah lampu latar ini. Ingin rasanya sembunyi dan memilih untuk turun panggung.

Tapi berada di sini menyenangkan. Kita tidak akan pernah tahu rahasianya seseorang berhasil berada di panggung ini. Sampai akhirnya kita sendiri yang berada di sini. Bukan atas nama baik keluarga, tetapi sesuatu yang disebut reputasi. Jawaban atas sebuah keyakinan yang aku emban.

BAB I

Ada tiga wanita dalam keluarga ini. Ibuku, kakakku, dan aku. Namaku Sharmaleen Gawitri Bagya--entah apa artinya nama aneh tersebut. Kami adalah para wanita dari wangsa Bagya. Bagian dari keluarga sosialita yang mungkin seharusnya statusnya sudah tergeser.

Ayahku bercerai dengan ibuku tiga tahun yang lalu. Saat itu aku baru berusia 15 tahun. Setelah itu sebenarnya tidak ada satupun penerus nama Bagya lagi dalam keluarga kecil kami. Karena ibuku tidak melahirkan anak laki-laki. Namun ibuku seakan masih ingin terus berada di bawah bendera keluarga ini. Atau setidaknya untuk tetap terus berada di antara kaum sosialita.

Ibuku hanya seorang pemilik butik. Usahanya biasa saja, tetapi pergaulannya luar biasa. Statusnya sebagai seorang Bagya-lah yang membuatnya memiliki banyak relasi. Beliau ikut dalam arisan-arisan dengan istri para pejabat dan pengusaha. Hadir dalam setiap acara pesta elite. Juga tetap aktif cari muka di depan anggota keluarga Bagya lainnya. Mungkin sebenarnya ibu sedang berada pada tubir kebangkrutan karena perilaku konsumtif dan kesukaannya memamerkan kekayaan. Tapi segala hal yang dilakukannya di atas hampir selalu menyelamatkannya dari ancaman kebangkrutan.

"Kamu, mama jemput jam tujuh di rumah eyang, Sharma. Mama harap kamu sudah terima gaun baru yagn mama titip ke Bi Atun dua hari yang lalu," celoteh ibuku di telepon tadi malam.
"Yang warnanya ultramarine? Iya udah," tanggapku ogah-ogahan.
"Mama mau lihat kamu tampil cantik, Sharma. Mama mau semua teman mama lihat salah satu keturunan Bagya yang sempurna."

Aku memutar bola mataku dan menyanggupinya. Menutup telepon dan tertidur. Dan pagi ini aku berdiri di depan lemari pakaianku. Eyang Putri Bagya berada di sampingku.

Aku tinggal bersama eyang putri sejak orang tuaku bercerai. Eyang yang meminta aku tinggal bersamanya. Eyang putri tinggal sendirian di rumah sebesar istana ini. Ditemani tiga orang pembantu yang usianya nyaris setua eyang. Cucu eyang sebenarnya tidak hanya aku. Tetapi karena eyang tidak suka aku tinggal dengan ibu jadilah aku menemaninya sampai sekarang.

"Kamu dan ibumu saja nanti malam?" tanya eyang.
"Tidak tahu. Mungkin Mbak Ranggi nanti datang bersama suaminya," jawabku sembari mengelus bahan gaun yang akan aku pakai nanti malam.

Eyang membelai rambut panjang ikalku, "Ini pesta pertamamu, cah ayu?"
Aku menoleh menatap eyang, "Iya. Aku bersedia ikut karena diadakan di butik baru Tante Gendis, eyang. Mama bilang akan ada banyak perancang busana juga yang akan datang ke sana. Eyang tahu kan..."
"Ya, kamu ingin melihat cara mereka bergaul dan kehidupan mereka..."
"Juga bicara dengan mereka. Aku ingin menjadi seorang perancang busana dan punya butik sendiri."

Eyang menyentuh pundakku dan menarikku untuk menatapnya. Wanita senja berusia 70-an ini masih nampak ayu dan anggun. Keriput di wajahnya menunjukkan garis-garis waktu masa jayanya yang penuh pesona dan kebijaksanaan. Uban putih di mahkota kepalanya menunjukka beban pikirannya membesarkan anak-anak keluarga Bagya. Dan tangannya yang menyampir padaku menunjukkan betapa sayangnya pada kami semua.

Eyang putri menatapku lekat dan berkata, "Munkin ini saatnya kamu megnerti, Sharma bahwa menjadi seorang Bagya itu terlalu mudah. Diakui sebagai Bagya juga terlalu mudah. Satu hal yang sulit, menjadi dirimu sendiri."

Aku tidak mengerti apa yang eyang putri maksud. Aku memang bukan Bagya lagi, tapi aku tetap cucu eyang. Apa maksud eyang berkata seperti itu untuk mengusirku perlahan dari keluarga ini?

"Jangan pasang wajah bersungut seperti itu, cah ayu...," goda eyang sambil menyapu hidungku dengan telunjuknya. "Kamu harus bisa menjadi Sharmaleen Gawitri-mu sendiri. Keluar dari bayang-bayang bagya dan mewujudkan mimpimu sendiri. Itu baru seorang wanita Bagya. Bukannya gadis yang akan menikah dengan pengusaha kaya demi reputasi kasta atau wanita yang aktif tampil di pesta para sosialita. Eyang tidak pernah mengajari itu."

Aku tersenyum menatap mata coklat eyang yang bersinar penuh harap menatapku. Eyang membuang nafas, mengelus lembut pundakku dan berkata, "Eyang harap kamu lebih berani dari Ranggauni saat pesta pertamamu. Kita tidak pernah tahu apa yang ibumu rencanakan pada anak-anak gadisnya... Huh eyang sering kecewa dengan sikap ibumu."

"Eyaaanng sudahlah...," mohonku agar Eyang berhenti mencemooh ibuku. "Mama memang tukang pamer. Tapi mama tetap orang yagn melahirkan dan membesarkan aku. Eyang percaya deh, Sharma bisa jaga diri."

Eyagn mengangguk perlahan. Beliau mengelus rambutku lembut dan keluar dari kamarku. Kini aku sendiri di hadapan gaun tersebut. Jam dinding menunjukkan pukul tiga sore. Empat jam lagi ibuku datang menjemput. Sejenak aku menatap pantulan diriku di cermin yang terdapat di balik pintu lemari yang terbuka. Dan aku teringat sedikit kalimat-kalimat eyang tadi.

Mbak Ranggi atau Ranggauni Gasantri Bagya. Kakakku duu juga sempat tinggal bersamaku dan eyang. Walau hanya selama tiga bulan. Karena dia tidak tega meninggalkan ibu kami sendirian di apartemennya. Padahal ibu juga tidak memintanya. Ibu hanya kelewat sering menghubungi kami, tapi hanya untuk tahu kabar. Beliau terlalu sibuk untuk berada di rumah dan mencurahkan seluruh kasih sayang pada kami. Sedangkan Mbak Ranggi yang kala itu masih 18 tahun memutuskan bahwa dia harus tinggal bersama ibu dan membuat ibu senang, karena setelah perceraian kondisi ibu sangat memprihatinkan.

Aku memandang dan mengeluarkan gaun ultramarine itu dari lemariku. Eyang berbicara sesuatu mengenai pesta dan Mbak Ranggi tadi. Dan aku ingat sesuatu tentang kedua hal itu. Mbak Ranggi juga pergi ke pesta sosialita waktu usianya 18 tahun. Pertama kali dalam hidupnya mengenal semua 'orang itu'. Setelah lama disembunyikan oleh kedua orang tuaku. Pada hari itu aku kehilangan kakak perempuanku. Karena dia 180 derajat telah berubah.

* * *
"Dreet... dreet..."
Ponselku bergetar di meja rias. Aku sedang berkaca terakhir kali untuk memastikan penampilanku baik-baik saja malam ini. Dan ibuku menelepon. Aku menghela nafas sekali dan mengangkatnya.
"Ya ma...?" sapaku.
"Kamu sudah siap? Mama sudah di depan gerbang rumah eyang. Cepat ya! Mama tunggu atau kita terjebak macet di Kuningan. Pasti kamu tidak mau terlambat ke pesta pertamamu kan?" cerocos ibu.

Aku memungut purse berwarna violet dari meja riasku dan memasukkan ponselku ke dalamnya. Aku mencoba membiasakan berjalan anggun dengan hak tinggi saat keluar dari kamar. Berpamitan dengan eyang putri yagn sedang membaca buku di ruang kerjanya dan pergi menuju mobil ibuku.

"Hello darling!" sambut ibu ketika aku duduk di sampingnya. Ibu malah mengecup kedua sisi pipiku ketika aku hendak mencium tangannya seperti yang eyang selalu ajarkan. "Apakabarmu?"

"Baik," jawabku berusaha bersamangat. Sudah lebih dari sebulan sejak terakhir kali aku bertemu ibuku pada acara makan siang rutin kami setiap bulna. "Mama sendiri?"

Mobil mulai berjalan. Dalam keremangan aku dapat melihat rona muda ibuku masih terpancar. "Tentu saja baik, nak!" Wanita di awal 45 tahun ini selalu seperti itu. Aku tahu ibu bohong, ibu sedang tidak baik-baik saja.

Ibuku seharusnya menjadi sumber inspirasi anak-anaknya karena memang begitu seharusnya seorang ibu. Sewaktu kecil aku ingin seperti ibuku, punya butik sendiri. Ibu yang memperkenalkanku dengan fashion dan mode. Tapi lebih dari itu aku sadar ibuku bukan sosok yang aku butuhkan untuk menyayangiku. Karena beliau tidak pernah punya waktu untuk sekedar mengecup keningku di waktu malam.

"Sini coba mama lihat!" seru ibu tiba-tiba membuyarkan lamunanku. "Nah kan kamu terlihat sangat cantik dengan gaun ini. Ini rancangan desainer Maura Sultan lho." Aku sedikit tersentak mendengara nama desainer idolaku disebut ibu. "Mama dekat dengannya beberapa bulan ini. Nanti dia juga akan hadir di pesta."

Ibuku lalu terdiam sambil tersenyum dan mengalihkan kembali pandangannya ke jalanan malam Jakarta. Aku baru sadar salah satu tangannya menepuk-nepuk tanganku yang terkatup di pangkuanku. Sejenak aku ingin memeluk ibuku erat menunjukkan bahwa aku merindukannya.

"Kamu lebih cantik dari Ranggi saat dia pertama kali datang ke pesta," kenang ibu. Beliau menoleh menatapku. Matanya terlihat berkilau ditempa temaram lampu jalanan di luar sana. "Ini hari pertamamu mengenal dunia kita. Sebuah jalan pintas meraih impian."

Aku hanya mencibir dalam senyum tipuku. bukan ma, ini hari di mana aku harus memilih di usia dewasaku. Tetap dengan keyakinanku atau jatuh pada tipu daya bayangan Bagya lagi.

----------------------------------------------

NB: selanjutnya tunggu di novelnya yaaaa... secara rutin bakalan saya update di blog deh perkembangan novel ini okeee!!


wait for it!!!

okaay haloooo apakabar!!! SELAMAT IDUL FITRI 1431 H. Mohon maaf lahir dan batin fellas!! btw, gue kan lagi ada project yang disebut MENATA KEHIDUPAN (apasiiih nin) ya oke serius. gue sedang berusaha menata kehidupan gue dengan baik. Menemukan apa yang gue inginkan. Menargetkan apa yang gue butuhkan dan harus gue dapatkan dalam kurun waktu tertentu. Menentukan jangka waktu dan kedaluwarsa sebuah pekerjaan. Dan terus mewujudkan impian. dan semua itu butuh modal BESAR yang disebut I3 (IDE, INSPIRASI, & IKHTIAR). oke abis ini gue mau nulisin salah satu dari salah satu rangkaian proyek gue.

Karena cita-cita gue adalah menjadi penulis, maka dari itu hal yang paling tepat dilakukan adalah menulis. oke!!! sebenarnya sebelum ini gue pernah buat 2 NOVEL (printed) berjudul JUST A MOMENT sama THE SECRET TIME OF LOVE (yg penuh dengan labilitas anak ABG SMP--tapi hitungan kata temen2 gue sih bagus) cuma karena gue orangnya merasa mmmhh kayaknya masih kurang jadi gue selalu berusaha menciptakan yang baru dan yang baru. Ada DI BALIK LANGIT SENJA, CHASING THE LOVE, satu lagi gue lupa karena ga di print sekarang yang gue tahu file-filenya ilang ke format pas komputer gue di benerin :'( :'( aaaaaa MEWEK!!! jadi gue berharap novela yang selama ini gue tulis di blog ini bisa selesai, karena akan gue sambung dengan novela lagi yang akan dibukukan dan gue kirim ke penerbit (hope it will be publish. amen).

well, next post is PROLOG & BAB I dari novel yang lagi gue tulis berjudul LAMPU LATAR. gue ga tahu kenapa sebenernya agak susah bagi gue untuk menelurkan sesuatu yang bermakna dan sarat nilai kehidupan. Tapi gue berharap kali ini gue bisa menyajikan 'sesuatu'. Jadi ketika lo membuka lembaran pertama buku yang (bismillah) suatu hari akan lo liat di rak buku toko buku ini, lo akan bertanya "WAU ADA APA?" dan ketika lo tutup bukunya yang akan lo jawab adalah "THANKS, GUE UDAH NEMU JAWABANNYA".

beda dengan novel-novel yang gue buat kemarin. Novel kali ini bahasanya ga berat. Memang mengangkat kehidupan sosialita yang dimiliki seorang tokoh bernama Sharmaleen Gawitri Bagya. Seorang gadis yang penuh dengan impian dan pertanyaan dalam hidupnya. Yang akan diisi kisah tentang wanita, cinta, kesetiaan, dan keyakinan. Karena hal tersebut adalah mahkota wanita....

nb: salah satu kehebatan gue adalah membuat pembaca jatuh cinta pada tokoh yang gue buat. Seperti temen2 gue jatuh cinta dengan tokoh Erkeyn (Just a Moment-2008). Atau yang paling ekstrim sama tokoh James (The Secret Time of Love-2009). Oke semoga kali ini pembaca-pembaca ku tersayang bisa jatuh cinta sama 2 TOKOH sekaligus Paras Sultan dan Irazandi Bagas.

#Secangkir Teh

CHAPTER V

Hari-hariku cukup fluktuatif belakangan ini. Aku mulai lebih sering pulang cepat ke rumah. Dan kakakku mulai sering marah-marah padaku sambil berteriak, "Konsisten kerja nggak sih??" Ya dan aku hanya bisa menggeleng dan berlalu ke kamar. Kakak bisa saja memecatku. Tapi toh akhirnya memasuki bulan kelima aku bilang padanya aku hanya akan duduk di balik meja bar minuman bersama Lila sembari membantunya dan bersedia tidak diupahi yang penting aku bisa mendengar pembicaraan dari meja yang bertuliskan RECEIVED tersebut.

Aku mengamati frekuensi pertemuan Kara. Sepertinya dia telah menciptakan padaku sebuah bentuk analisa baru. Analisa psikologi. Membaca bagaimana sifat dan pola pikir seseorang itu sangat menarik. Terutama jika sasarannya adalah seseorang seperti Kara. Emosinya naik turun. Dan serangan yang dilakukannya tidak mudah tertebak. Aku mulai berpikir bahwa dia memiliki kepribadian ganda. Tidak hanya dua. Tapi berganda-ganda.

Tapi aku melihat Kara seperti sebuah pensil. Dia diraut dan perlahan dia pun menjadi runcing. Seperti gadis yang selalu kuat dan selalu teguh pendiriannya. Dan sekali pensil itu dipatahkan dia akan memilih untuk tumpul selamanya. Dan anehnya, tak ada satupun yang berusaha merautnya.

Aku menyadari hal tersebut belakangan ini. Beberapa orang silih berganti duduk di hadapannya. Wajahnya lesu dengan bibir pucat pasi. Menatap ke arah manusia yang asik berbicara. Menceritakan pengalaman mereka. Membahas apa yang dosen mereka katakan. Menawarkan produk. Dan terkadang berusaha membuat Kara tersenyum dan tertawa. Tapi gadis itu pasti akan selalu membalas dengan wajah muram dan anggukan atau gelengan, dan jika benar-benar dia ingin menghargai usaha seseorang dia hanya akan tersenyum simpul.

Entah hari ini akan kembali dengan rupa seperti apa. Aku melihat gulungan asap di luar sana. Sebuah taksi berhenti tepat di depan kafe. Dan Kara keluar dari dalamnya. Lebih lesu dari biasanya. Dia akan masuk seorang diri dari pintu itu tadinya, sampai tiba-tiba seorang ibu-ibu tua membantunya masuk. Ibu-ibu itu tersenyum dan aku melihat sepertinya ada sesuatu yang terjadi dari ajang tatap menatap antara Kara dengan ibu tersebut. Karena akhirnya dia memeluk ibu tersebut ketika pintu tertutup di belakangnya.

Mereka berjalan berangkul-angkulan. Dan untuk pertama kalinya aku melihat Kara menangis sambil tersenyum dengan air mata yang melembab pada pipinya yang perlahan menirus.

"Apakabar cantikku?" tanya ibu tersebut. Ya aku memperkirakan wanita itu berusia sekitar enam puluhan. Seharusnya aku menyebutnya nenek bukan ibu.

"Aku baik-baik saja. Nenek apakabar? Sejak kapan tiba di Jakarta?" tanya Kara dengan wajah sumringah.

Nenek? Dari pihak siapa?

--------------------------------
bersambung...

how to spread love?

so HOW TO SPREAD LOVE?

just smile and said HAVE A GOOD DAY, FRIENDS!!!




a little thought that I've got from life...
because when someone had a bad day, somewhere in this world was having a worse day..
why we don't spread love by wishing someone's life happy?

martedì 7 settembre 2010

#Secangkir Teh

(sambungan Chapter IV)
-------------------------------
Kara menangis dan Galih membiarkannya. Mereka lama terdiam dalam bisu seperti itu. Lila berdiri di sisiku. Menyenggol tubuhku yang terdiam terpaku. "Sssst...," desisku pada Lila.

"Sekarang apa lagi yang tidak kau mengerti?" tanya Galih dengan suaranya yang dalam. Dia seperti kehilangan pesonanya.

"Aku tidak mengerti mengapa harus kau sembunyikan semua itu? Jika kamu tidak menyembunyikan, mungkin saja wanita yang ada di Auckland sana itu aku. Mungkin saja hidupku jauh lebih bahagia dari saat ini. Mungkin saja saat ini aku lebih leluasa menceritakan segala hal. Aku kesepian... Aku butuh seseorang yang mencintaiku," tuntut Kara.

"Aku harus menyembunyikannya, Kara. Di saat ketidakyakinanku datang aku harus menyembunyikannya. Aku harus berpikir dua kali."

"Dan kamu meragu di saat pernikahanmu dengan Alin. Dan mengapa tidak kau sembunyikan?"

Galih menggeleng. "Pernah kita bicara mengenai pilihan? Tidak baiklah. Tapi kita tahu mengenai pilihan. Kita tahu mengenai alasan sebuah pilihan. Dan kita tahu akan sebuah keputusan. Dan aku telah memilih untuk hidup bersama Alin dengan alasan aku mencintainya, aku ingin menjadi suaminya, menjadi ayah dari anak-anaknya, menjadi sumber kebahagiaannya, menjadi inspirasi hidupnya, menjadi jodohnya di dunia yang Tuhan berikan."

"Klise," umpat Kara.

"Ini waktunya kamu mengerti, Kara... Aku kembali demi kamu!"

"Demi memohon maaf ya... Aku memaafkan."

Galih menarik kedua tangan Kara. Menahannya untuk menutup wajahnya sekali lagi. "Oke ini tidak klise. Aku memintamu membuka hatimu. Aku memintamu mengerti. Aku memintamu untuk berhenti mencintaiku. Jahatkah aku? Iya aku jahat. Tapi ada satu sisi yang harus kamu mengerti dari semua ini... Kamu punya pilihan untuk keluar dari keterpurukanmu. Tidak hanya kamu satu-satunya manusia yang paling menderita di muka bumi ini. Ada banyak. Termasuk Alin. Kamu tidak tahu apa-apa soal Alin. Dan kamu tidak berhak meminta aku menceraikannya meskipun kamu sahabatku, adikku, meskipun kamu orang yang pernah aku cintai."

Kara menahan tangisnya. Dia menggeleng.

Galih mendengus. "Kamu kuat Kara. Aku tahu. Mudah bagi lelaki manapun jatuh cinta padamu, dik. Kamu hanya perlu membuka diri. Aku tahu kamu bisa memilih. Tidak ada yang pernah bermaksud menghancurkan hatimu. Karena Tuhan tidak menciptakan satu manusia pun untuk merasa sedih di jalan yang diberikan-Nya. Itu namanya tidak bersyukur."

Kara menarik kedua tangannya dan Galih membiarkannya. Gadis itu bersandar pada kursinya. Menatap Galih entah dengan tatapan apa. Dia kehilangan cahayanya. Cahaya yang pertama kali aku lihat dari dirinya pada kunjungan pertamanya kemari. Kemampuannya mematahkan hati. Dan kini hatinya dipatahkan seseorang.

Mereka terdiam cukup lama. Sampai akhirnya Galih berkata, "Kamu bohong mengatakan tidak ingin hidup tanpa cinta dan tidak ingin menjadi milik siapapun. Yang perlu kamu lakukan hanya tidak mengulang kesalahan orang tuamu. Kamu bukan siapapun. Kamu ya kamu."

"Siapa yang membayarmu untuk mengatakan semua omong kosong itu padaku?"

"Tidak ada."

"Jadi apa tujuanmu?"

"Sudah kukatakan sejak awal aku ingin minta maaf padamu, Kara..."

Kara menarik nafas panjang menggigit bibirnya. Dia terdiam dan memejamkan matanya lalu perlahan mengangguk perlahan. "Kau pulang besok, Galih?" Galih mengangguk. "Aku... titip salam untuk Alin."

"Akan aku sampaikan."

"Dan aku... aku titip salam pada Galih yang kukenal bertahun-tahun yang lalu. Katakan padanya bahwa aku masih mencintainya teramat sangat."

Galih menyeruput espressonya dalam keheningan. Dia menatap Kara sekali lagi. Dia tersenyum meraih kedua tangan Kara dan mengecup keduanya pelan. "Akan aku sampaikan..."

Dia berdiri sementara Kara masih tersandar tak berdaya. "Maafkan aku sekali lagi... Tapi aku harus kembali."

Galih berbalik ketika Kara tidak menanggapinya sama sekali.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Kara. "Jika di dunia jodohmu adalah Alin. Apa di akhirat nanti aku yang menjadi jodohmu? Bisakah kamu tidak menyembunyikannya? Bisakah kamu jujur dan memilih aku?"

Galih terdiam. Dia tidak menoleh, dia hanya bergeming di tempatnya berdiri beberapa saat. Dia hanya menoleh sedikit tanpa isyarat dan berjalan terus tanpa mengucapkan sepatah katapun. Bahkan kata perpisahan. Dan Kara tidak menangis di tempatnya lagi. Dia hanya terdiam dan menghabiskan tehnya yang sudah mendingin.

Kali ini aku melihatnya kehilangan cinta sejatinya. Yang mungkin tidak akan pernah didapatkannya. Tapi seharusnya dia sadar Tuhan tidak pernah membiarkan umat-Nya sesendiri kemurungan senja. Mungkin saja lain waktu dia kembali bersama semangat baru. Karena waktu terus berputar. Setiap orang punya pilihan. Dan manusia mana pun berhak memilih untuk keluar dari keterpurukannya.

Pasti akan kembali satu hari nanti, di mana jodohmu adalah dia.

-------------------------------
bersambung...

From Bandung With Love


FROM BANDUNG WITH LOVE

Vega, mahasiswi yang selain bekerja sebagai penyiar radio dengan nama samaran Vey, ia juga bekerja sebagai copywriter. Sebagai penyiar radio ia memakai nama Vey, mempunyai acara khusus yang membahas masalah relationship berjudul “From Bandung With Love”

Cerita dimulai saat Vega memutuskan untuk membahas masalah perselingkuhan dan kesetiaan dalam siaranya minggu mendatang. Dia mulai dengan teori bahwa 10 dari 11 laki-laki tidak setia. Teori ini diperkuat pula oleh Wulan, sahabat Vega yang baru saja mendapati pacarnya selingkuh

Usaha Vega pun dibawa ke kantor advertising yang mempekerjakan dia sebagai copywriter. Dia mengamati lalu memilih Ryan, creative director yang terkenal playboy. Vega memanfaatkan waktu seminggu menjelang siaran untuk mendekati Ryan, untuk mencari tahu dari sisi lelaki yang tidak setia

Tapi apaun bisa terjadi dalam 6 hari…Vega jatuh cinta beneran sama Ryan karena Ryan memang tahu benar how to treat a lady, sebuah karakter yang berbeda dengan Dion, pacar Vega yang sebenarnya. Hingga di satu titik Vega menyadari bahwa dialah yang tidak setia. Tidak setia terhadap tujuan, terhadap Dion, Wulan dan dirinya sendiri

-----------------------------------------------------------------------

ada satu pertanyaan mengambang setelah gue nonton film ini di siang hari liburan gue (haha)...

apa yang tidak kamu temukan di aku yang dapat kamu temukan di dia?

setelah film ini selesai gue menutup drama dengan berteriak di twitter SELINGKUH ITU JAHAAAATTT. dan semua orang ngira bahwa gue baru diselingkuhin. eh sorry, gue abis nonton film. satu hal yang gue sadari adalah semua hal bisa terjadi. tapi semua itu kembali kepada satu hal yang dinamakan PILIHAN.

takdir orang memang sudah disuratkan. namun apa jadinya toh kita juga yang menentukan dan kita juga yang menjalani dengan cara kita sendiri. coba tokoh Vega ini ga memilih untuk membahas topik perselingkuhan? coba tokoh Vega ini tidak memilih berbohong bahwa dia memang sudah punya pacar? coba tokoh Vega ini tidak memilih untuk bersikap naif? tentu tidak akan ada sad ending. yes, i thought that the end was so sad.

gue lagi tertarik dengan topik perselingkuhan. or whatever it said... heeemmm but, gue ga akan pernah mencoba meneliti. gue ga akan pernah mencoba terjun. karena terlalu berbahaya untuk terjun. satu hal lagi, kita bisa saja terjebak sebelum menemukan jawabannya.

gue bisa memilih...

memilih untuk tetap berada pada jalur yang sama. bahwa gue yakin perselingkuhan itu buruk. nonton film Indonesia satu ini (ya ini film Indonesia yang sebenernya biasa aja) bikin gue mikir dua kali. apa yang gue tidak bisa dapatkan dari cowok gue? seharusnya gue mendapatkan semuanya? ya... kenyataannya ada beberapa hal. tapi buat apa gue cari dari orang lain ketika gue lebih membutuhkan yang ada di dalam dirinya...


karena apa?

karena sejak awal SAYA TELAH MEMILIH DIA...

bila petang lupa pulang

pukul 5 sore
senja baru saja menjingga
entah mengapa aku suka
melihat langit perlahan menenang
menebar nuansa rindu rumah

namun bagaimana bila petang lupa pulang?

harusnya petang ingat rumah
tempat kekasihnya menyediakan sisi pada ranjangnya yang kosong
tempat terhangat yang mereka bangun bersama
dari awan-awan yang menggulung di langit
rumah mereka terlalu indah
kahyangan tingkat kedua
karena kekasih petang adalah warna lembayung

jika ingat petang aku ingat kekasihku
namun bagaimana bila petang lupa pulang?

petang itu cantik
siapapun bisa menyukainya
jatuh cinta satu kali layang pesona
namun petang bisa saja tertipu
dia tinggalkan kekasihnya
menipu dirinya menipu kekasihnya
berselingkuh dengan bintang

petang benar lupa pulang

aku menyendiri
pantas saja warna langit mendung
petang tidak datang
hanya lembayung yang perlahan membiru
dan perlahan gerimisnya turun membentuk sendu
dan terkadang aku menangis bersama hujan

petang pulanglah
apa yang kau dapat di tempat lain yang tidak kau dapat di rumahmu
tahukah dingin rasanya di sini ketika mendung tiba
karena rumahmu mendingin
kekasihmu sendiri
dan kamu menghilang bersama hangatmu

lunedì 6 settembre 2010

#Secangkir Teh

(sambungan chapter IV)
--------------------------------
Aku berpura-pura menyibukkan diriku dengan mengelap meja bar, ketika kakakku memperhatikanku sembari geleng-geleng kepala. Dia sudah mulai tahu kebiasaanku datang untuk menguping pembicaraan dari meja salah satu pelanggannya. Ya tapi tetap telingaku terpasang untuk mendengarkan.

"Apa?" ulang Kara sekali lagi. Dia mulai terlihat putus asa memandang Galih.

Galih menarik nafas panjang. Membuangnya perlahan dan mencari posisi ternyaman di kursinya. "Aku bersikeras untuk mengatakan ini padamu sejak dahulu, Kara."

"Apa? Kenapa tidak langsung saja pada intinya?"

"Maaf," sambar Galih singkat. Mereka terdiam saling menatap. "Aku ingin mengucapkan maaf."

"..."

"A-aku ingin minta maaf padamu sejak dahulu," mulai Galih kali ini aku melihatnya sedikit malu. Dia menundukkan kepala dan tidak berani memandang Kara. "Sejak aku menemukan Alin aku ingin minta maaf padamu atas kebodohanku dan atas kesalahanku padamu."

"Aku tidak mengerti."

"Boleh aku bercerita sedikit? Entah mungkin ini akan membuat kamu muak, tetapi ini akan membuat kamu mengerti." Dia berhenti sejenak memandang Kara, mencoba menebak apa yang dipikirkan gadis itu lewat matanya. Kemudian dia menunduk lagi dan mulai bercerita.

"Aku membohongi diriku sendiri, Kara. Aku menyembunyikan ini bertahun-tahun. Aku mempunyai seorang teman kecil yang usia lebih muda dariku. Dia tetanggaku, teman bermainku. Seorang gadis kecil yang suka naik sepeda merah setiap sore. Yang ketika ulang tahunku ke-13 menghadiahiku sepatu. Yang pernah jatuh dari pohon jambu saat bersikeras menunjukkan bahwa dia bisa mengambil sebuah layang-layang. Dan seseorang yang pernah nyaris membatalkan pernikahanku dengan Alin dengan masuk rumah sakit gara-gara pingsan sesaat sebelum ijab kabul."

Kara mematung di tempatnya. Garis-garis wajahnya mengeras.

"Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu, Kara. Aku mencintaimu sejak aku berusia tiga belas tahun dan kau sepuluh tahun. Sejak kamu menghadiahkanku sepatu, sejak kau jatuh dari pohon jambu hingga saat aku mengira bahwa aku salah mencintai Alin. Ya mungkin saja aku salah aku membodohi diriku sendiri. Bertahun-tahun aku menikah dengan Alin. Aku merasa... sangat-sangat tidak tenang dan berdosa."

Aku menangkap gerak-gerik dari tubuh Kara. Tangannya bergerak menggapai jemari Galih yang mengepal. Dia mengelusnya perlahan.

"Aku berpikir untuk menyembunyikan semuanya. Semuanya dalam-dalam, rapat-rapat karena aku tidak berani. Dan aku bertemu Alin. Seseorang yang menaruh lebih banyak perhatian untukku di saat-saat aku memberi banyak perhatian padamu. Seseorang yang dengan lapang dada mendukungku untuk menyemangatimu saat orang tuamu bercerai. Ya dan perlahan aku mencintainya. Tapi seakan-akan nama Kara tidak pernah hilang. Ya dan singkat... aku tetap mencintaimu di sini. Dan aku masih saja terus berkilah.

"Aku kembali kali ini, Kara. Aku ingin minta maaf. Aku harap setelah hari ini semua selesai. Aku menjadi lebih tenang dan kau pun menjadi tenang. Aku minta maaf telah membohongimu... dan..."

"Berikan aku ruang aku mohon, Galih. Berikan aku satu kesempatan. Berikan aku..."

"Aku pria beristri dan memiliki seorang anak."

"Aku tidak peduli!!!" isak Kara, kini tangannya menggenggam Galih erat.

"Tapi aku peduli! Aku peduli pada Alin! Aku peduli pada anakku. Aku peduli pada bayi yang dikandung Alin. Dan aku mencintai mereka semua."

"Dan apa kau mencintaiku?"

Mereka terdiam. Terengah-engah oleh nafas mereka sendiri yang sesak bercampur perasaan.

"Jangan membuat semua ini terasa seperti sinetron, Kara," ujar Galih. "Aku mengajarkanmu untuk realistiskan? Dan aku mengajarimu untuk dapat memilih. Maka aku telah memilih. Aku telah menikah dengan Alin. Dan atas dasar apapun, aku adalah miliknya. Aku tidak berhak mencintai wanita lain. Selain ibuku dan dia." Galih berhenti sejenak. "Tidak terkecuali seseorang yang pernah aku cintai juga."

Kara terguncang. Tapi seperti ingin tabah dan menyembunyikan perasaan sedihnya, dia tertawa. Dia memaksa dirinya tertawa. Melepas genggamannya dan menutupi wajahnya. Masih dengan suara tawanya yang terdengar dipaksakan dan perlahan berubah menjadi tangisan.

"Ini intinya... aku meminta maaf," ulang Galih pasrah.
--------------------------
bersambung...




domenica 5 settembre 2010

wanita dalam sangkar jaman

i always dreaming about me and my self. me and a soul that called WOMAN.

wanita dalam sangkar jaman
mereka bukannya terpuruk
mereka hanya ingin berkembang dengan sendirinya
di dalam kungkungan jaman
bukan kungkungan nurani tirani
mereka sama ingin bebasnya


but today when I woke up in the morning, i was thinking that...
I WANNA BE A MODERN WOMAN
A FULL TIME WIFE
A FIRST TIME MOTHER
A SECOND TIME WRITER...


yeaa it might be just a daydream now
but someday it would be a DAILY ACTIVITY

how about you?

wanita dalam sangkar jaman
tergantung jaman manakah yang kau jadikan sangkar

venerdì 3 settembre 2010

love needs money

haha judul ini post ga banget ya? ah jangan gitu... ini bukan lirik lagu CinLau yang tiap hari diputer di KFC. Post kali ini gue mau ngomongin soal DUIT. karena prinsip gue semua hal itu "Do It With DUIT". ya seenggaknya buat memenuhi kebutuhan kita butuh duit. Biarpun banyak hal yang ga bisa dibeli dengan duit. (sejujurnya gue emang lagi gada kerjaan di sabtu pagi ini jadi ya ini gue iseng bikin beginian haha)

ngaku deh lo butuh tips untuk menangani masalah keuangan kan? NAH GUE, SEBAGAI SEORANG FINANCIAL ADVISOR yang baik (sepiknyeee) akan memberikan lo tips. Mungkin kali ini dari segi gaya berpacaran dulu ya.

mari kita namakan metode penghematan ini dengan istilah:

"PARKER"
(Pacaran Kere)


jangan terburu-buru menjudge bahwa hal ini sangat ga banget, jangan mikir lo bakal gue kasih tips buat malam mingguan di Jembatan Cinta, di deket waduk, atau di Jembatan Penyebrangan Kampung Melayu. gaaa!!! Yang gue maksud kere di sini adalah lo akan meminimumkan pengeluaran lo dan berusaha memfleksibelkan pendapatan lo untuk membiayai segala bidang. (esesesese sepiknyeee) tapi ga salah kan buat dicoba.

masalah pertama orang pacaran adalah KOMUNIKASI. coba kaitkan komunikasi dengan isi dompet? Ya tepat! PULSA. Karena ketika kita pacaran lo bakalan lebih sering SMS sekedar nanya, "kamu lagi apa?" atau "kangeeennn nih" atau bahkan "yang bales dong sms akuuu" dan itu membutuhkan pulsa yang teramat banyak. apalagi kalau Anda dengan pasangan Anda adalah tipikal erat yang tak bisa terpisahkan dan tak mampu terpisah jarak ruang dan waktu, jadi harus terus-terusan berhubungan nyerocos. belum lagi setiap malem lo bakal OTP-an (teleponan) sampai kuping merah. Dan hebatnya untuk menghemat itu semua lo rela-relaan bangun jam 12 malem demi tarif telepon murah. Kalo gue jadi lo mending gue sholat tahajud aja jam segitu. oke sip! tips dari gue adalah:
  • cara tradisional SURAT-SURATAN
  • cara ribet lo cari provider yang menyediakan segala kemurahan dan kemudahan dalam telepon dan SMS setiap saat yang membuat lo ga harus beli pulsa tiap hari, banyak kok provider yang promonya kayak gitu. tapi resikonya biasanya lo bakal lebih sering gonta-ganti nomor hape. BT! (curcol: dulu gue sama pacar gue bisa keluar 7rb bahkan ampe 14rb per hari pun pernah)
  • cara modern dengan modal kurang lebih 2jt BELI SMARTPHONE yang punya aplikasi Messenger dan langganan biaya yang bisa diaktifin ketika lo beli pulsa. Ya tahulah yang gue maksud. Jadi kalo lo aktif internetan juga, pulsa lo ga bakalan abis buat itu semua. lo sama pacar lo bisa messenger-an sesuka jiwa yang biayanya udah ditanggung sama langganan dan ga perlu abisin pulsa SMS. kalau emang lo mampu lo beli lagi pulsa sekitar 10rb kalau emang ngotot masih kepengen telpon2an. (curcol: gue ga pernah nambah pulsa 10rb lagi, langganan paket mingguan dengan provider gue tercinta yang udah gue pake dari jaman SD cukup mengeluarkan kocek 26rb-33rb gue mampu bertahan selama seminggu lebih. dulu sih 44rb per minggu)
masalah kedua orang pacaran adalah DATING atau kencan. gue tahu banyak banget yang mendambakan dinner romantis ditemani lilin kecil yang exclusive cuma lo berdua aja dan begitu lo ngebayanginnya aduuuuhhh it so expensive. who said??? belum lagi mikirin lo mau jalan-jalan ngapain aja. entah nonton, belanja atau segala-galanya. yaaa yaa yaa... lancarkan strategi PARKER kawan!
  • cara tradisional ngapelin pacar ke rumahnya aja, menang ongkos jalan sama lo beli martabak atau sate buat nyogok keluarganya. kalau punya motor atau mobil mungkin akan sangat lebih hemat lagi.
  • paket hemat, ajak pacar nonton bioskop ga usah ngarep yang mahal-mahal dan gaya kayak di XXI atau blitz (meskipun sekali-kali perlu) cari bioskop yang harganya masih 25rb paling mahal pas weekend pun masih bisa kan. pulangnya makan deh di McD atau restoran pinggir jalan. saat-saat kayak gitu justru saat-saat yang paling romantis.
  • pacaran murah keliling kota. bisa dipilih Kota Jakarta dengan bus Transjakartanya, Kota Bogor dengan kenikmatan naik keretanya, Kota Bandung dan keinginan membara lo untuk wisata kuliner enak dan murah, Kota Yogyakarta dll
  • catatan : PENTING UNTUK KITA MEMBUDGETKAN! (curcol: kalau gue sama Gery biasanya harus mampu dengan duit maksimal 100rb untuk satu kali sebulan jalan)
masalah ketiga dalam suatu hubungan pacaran adalah MEREBUT HATI ORANG TUA! apa hubungannya sama keuangan? selain lo nyogok dengan martabak atau sate, atau bersikap sopan, atau menjemput dan memulangkan kembali anak perempuan mereka ke depan rumahnya, atau masakin makanan, atau bantuin ibunya beres-beres rumah nih...
  • tunjukkan kalo lo memang punya skill untuk menjadi manusia yang PRODUKTIF. dengan bakat yang lo punya lo bisa menambah penghasilan lo dengan berbisnis atau paling banter lo punya kerjaan tetap. reputasi lo di dunia kerja dapat membuat orang tua pasangan lo ngerasa bangga sendiri. atau mungkin lo bisa membangun sebuah bisnis bersama kekasih lo. tapi ingat ya... hubungan bisnis dengan hubungan pacaran itu berbeda. kalian seperti membangun sebuah rumah tangga baru lagi. yang harus kalian urus ada macem-macem. perlu perencanaan, target jangka panjang dan jangka pendek, tiap hari bakalan sibuk dengan mikirin strategi bisnis, modal besar yang berkelanjutan, dll.
Tapi sebenarnya di balik itu semua kawan. Yang paling penting bagi kita adalah kita harus selalu memperhatikan INCOME YANG KITA DAPAT. Perencanaan keuangan yang matang akan memudahkan elo untuk mengatur keuangan lo. Pengeluarannya harus beneficial (memberikan keuntungan tersendiri). Ga merugikan! Percuma kan lo keluar duit ampe beratus-ratus ribu demi nyenengin pacar lo yang ternyata cuma asik sendiri milih-milih baju di Mall dan lo bengong.

Memang ada istilah "uangku uangmu juga" atau "uang suami uang istri juga, tapi uang istri belum tentu uang suami". Ada baiknya kalau kita punya perencanaan keuangan bersama. kayak temen gue si Devi sama Naufal mereka kalau lagi jalan bayarnya ganti-gantian dan mereka punya tabungan bersama. Atau kayak gue, kalau mampu traktiran, kalau ga mampu ya sendiri-sendiri.

Segala hal itu bisa diatur kok. Gue cuma ngasih saran. Aplikasinya bisa kalian sendiri yang menginovasikannya. Yaaaa selesai deh keisengan saya hehe... Semoga dapat menjadi sesuatu yang berguna ya...!

salam tempel!!