Visualizzazione post con etichetta Books. Mostra tutti i post
Visualizzazione post con etichetta Books. Mostra tutti i post

sabato 12 febbraio 2011

must have read books!

sebelum gue memulai post panjang gue malam ini gue mau promosi buku dulu. seminggu yang lalu gue baru saja menuntaskan membaca salah satu kumpulan cerpen di bawah ini. Dua-duanya adalah karangan LEILA S. CHUDORI. Buat yang kurang tahu, coba deh sering-sering buka majalah TEMPO cari ulasan film biasanya Bu Leila ini yang nulis tentang review film.



















Cerpen-cerpen yang terdapat di dalamnya sedikit mempengaruhi gaya bahasa gue dan juga cara berpikir gue. Terkadang gue ngerasa puas ketika gue membuat sesuatu, lalu orang-orang yang membaca merasa berada di dalam cerita tersebut, ternikmati, dan yang paling menyenangkan menjadi sebuah inspirasi.
Heemm MALAM TERAKHIR terasa lebih mencekam dibanding 9 DARI NADIRA. Kita ga akan bisa menebak dengan jeli akan ada akhir seperti apa. gada akhir yang bener-bener bahagia dan akhir yang benar-benar sedih.
Mengangkat isu-isu sosial di dalamnya, buku ini menjadi bacaan 'ringan' yang menggambarkan tentang sebuah kenyataan dan kehidupan. out of mind. ya mungkin bagi sebagian orang ada yg ngerasa 'ih emang ada orang yang ngalamin kejadian kayak gitu di hidupnya', bagi saya membaca kumpulan cerpen ini memberikan saya jawaban bahwa 'ga selamanya hal yang kita lihat manis adalah memang hal yang manis. realitanya, hidup itu keras.'

martedì 14 settembre 2010

LAMPU LATAR

PROLOG

Aku berdiri di bawah lampu latar. Mungkinini sekedar mimpi yang aku rindukan atau mungkin memang benar ini yang aku butuhkan. Aku terlalu lama berdiri di bawah lampu latar ini. Ingin rasanya sembunyi dan memilih untuk turun panggung.

Tapi berada di sini menyenangkan. Kita tidak akan pernah tahu rahasianya seseorang berhasil berada di panggung ini. Sampai akhirnya kita sendiri yang berada di sini. Bukan atas nama baik keluarga, tetapi sesuatu yang disebut reputasi. Jawaban atas sebuah keyakinan yang aku emban.

BAB I

Ada tiga wanita dalam keluarga ini. Ibuku, kakakku, dan aku. Namaku Sharmaleen Gawitri Bagya--entah apa artinya nama aneh tersebut. Kami adalah para wanita dari wangsa Bagya. Bagian dari keluarga sosialita yang mungkin seharusnya statusnya sudah tergeser.

Ayahku bercerai dengan ibuku tiga tahun yang lalu. Saat itu aku baru berusia 15 tahun. Setelah itu sebenarnya tidak ada satupun penerus nama Bagya lagi dalam keluarga kecil kami. Karena ibuku tidak melahirkan anak laki-laki. Namun ibuku seakan masih ingin terus berada di bawah bendera keluarga ini. Atau setidaknya untuk tetap terus berada di antara kaum sosialita.

Ibuku hanya seorang pemilik butik. Usahanya biasa saja, tetapi pergaulannya luar biasa. Statusnya sebagai seorang Bagya-lah yang membuatnya memiliki banyak relasi. Beliau ikut dalam arisan-arisan dengan istri para pejabat dan pengusaha. Hadir dalam setiap acara pesta elite. Juga tetap aktif cari muka di depan anggota keluarga Bagya lainnya. Mungkin sebenarnya ibu sedang berada pada tubir kebangkrutan karena perilaku konsumtif dan kesukaannya memamerkan kekayaan. Tapi segala hal yang dilakukannya di atas hampir selalu menyelamatkannya dari ancaman kebangkrutan.

"Kamu, mama jemput jam tujuh di rumah eyang, Sharma. Mama harap kamu sudah terima gaun baru yagn mama titip ke Bi Atun dua hari yang lalu," celoteh ibuku di telepon tadi malam.
"Yang warnanya ultramarine? Iya udah," tanggapku ogah-ogahan.
"Mama mau lihat kamu tampil cantik, Sharma. Mama mau semua teman mama lihat salah satu keturunan Bagya yang sempurna."

Aku memutar bola mataku dan menyanggupinya. Menutup telepon dan tertidur. Dan pagi ini aku berdiri di depan lemari pakaianku. Eyang Putri Bagya berada di sampingku.

Aku tinggal bersama eyang putri sejak orang tuaku bercerai. Eyang yang meminta aku tinggal bersamanya. Eyang putri tinggal sendirian di rumah sebesar istana ini. Ditemani tiga orang pembantu yang usianya nyaris setua eyang. Cucu eyang sebenarnya tidak hanya aku. Tetapi karena eyang tidak suka aku tinggal dengan ibu jadilah aku menemaninya sampai sekarang.

"Kamu dan ibumu saja nanti malam?" tanya eyang.
"Tidak tahu. Mungkin Mbak Ranggi nanti datang bersama suaminya," jawabku sembari mengelus bahan gaun yang akan aku pakai nanti malam.

Eyang membelai rambut panjang ikalku, "Ini pesta pertamamu, cah ayu?"
Aku menoleh menatap eyang, "Iya. Aku bersedia ikut karena diadakan di butik baru Tante Gendis, eyang. Mama bilang akan ada banyak perancang busana juga yang akan datang ke sana. Eyang tahu kan..."
"Ya, kamu ingin melihat cara mereka bergaul dan kehidupan mereka..."
"Juga bicara dengan mereka. Aku ingin menjadi seorang perancang busana dan punya butik sendiri."

Eyang menyentuh pundakku dan menarikku untuk menatapnya. Wanita senja berusia 70-an ini masih nampak ayu dan anggun. Keriput di wajahnya menunjukkan garis-garis waktu masa jayanya yang penuh pesona dan kebijaksanaan. Uban putih di mahkota kepalanya menunjukka beban pikirannya membesarkan anak-anak keluarga Bagya. Dan tangannya yang menyampir padaku menunjukkan betapa sayangnya pada kami semua.

Eyang putri menatapku lekat dan berkata, "Munkin ini saatnya kamu megnerti, Sharma bahwa menjadi seorang Bagya itu terlalu mudah. Diakui sebagai Bagya juga terlalu mudah. Satu hal yang sulit, menjadi dirimu sendiri."

Aku tidak mengerti apa yang eyang putri maksud. Aku memang bukan Bagya lagi, tapi aku tetap cucu eyang. Apa maksud eyang berkata seperti itu untuk mengusirku perlahan dari keluarga ini?

"Jangan pasang wajah bersungut seperti itu, cah ayu...," goda eyang sambil menyapu hidungku dengan telunjuknya. "Kamu harus bisa menjadi Sharmaleen Gawitri-mu sendiri. Keluar dari bayang-bayang bagya dan mewujudkan mimpimu sendiri. Itu baru seorang wanita Bagya. Bukannya gadis yang akan menikah dengan pengusaha kaya demi reputasi kasta atau wanita yang aktif tampil di pesta para sosialita. Eyang tidak pernah mengajari itu."

Aku tersenyum menatap mata coklat eyang yang bersinar penuh harap menatapku. Eyang membuang nafas, mengelus lembut pundakku dan berkata, "Eyang harap kamu lebih berani dari Ranggauni saat pesta pertamamu. Kita tidak pernah tahu apa yang ibumu rencanakan pada anak-anak gadisnya... Huh eyang sering kecewa dengan sikap ibumu."

"Eyaaanng sudahlah...," mohonku agar Eyang berhenti mencemooh ibuku. "Mama memang tukang pamer. Tapi mama tetap orang yagn melahirkan dan membesarkan aku. Eyang percaya deh, Sharma bisa jaga diri."

Eyagn mengangguk perlahan. Beliau mengelus rambutku lembut dan keluar dari kamarku. Kini aku sendiri di hadapan gaun tersebut. Jam dinding menunjukkan pukul tiga sore. Empat jam lagi ibuku datang menjemput. Sejenak aku menatap pantulan diriku di cermin yang terdapat di balik pintu lemari yang terbuka. Dan aku teringat sedikit kalimat-kalimat eyang tadi.

Mbak Ranggi atau Ranggauni Gasantri Bagya. Kakakku duu juga sempat tinggal bersamaku dan eyang. Walau hanya selama tiga bulan. Karena dia tidak tega meninggalkan ibu kami sendirian di apartemennya. Padahal ibu juga tidak memintanya. Ibu hanya kelewat sering menghubungi kami, tapi hanya untuk tahu kabar. Beliau terlalu sibuk untuk berada di rumah dan mencurahkan seluruh kasih sayang pada kami. Sedangkan Mbak Ranggi yang kala itu masih 18 tahun memutuskan bahwa dia harus tinggal bersama ibu dan membuat ibu senang, karena setelah perceraian kondisi ibu sangat memprihatinkan.

Aku memandang dan mengeluarkan gaun ultramarine itu dari lemariku. Eyang berbicara sesuatu mengenai pesta dan Mbak Ranggi tadi. Dan aku ingat sesuatu tentang kedua hal itu. Mbak Ranggi juga pergi ke pesta sosialita waktu usianya 18 tahun. Pertama kali dalam hidupnya mengenal semua 'orang itu'. Setelah lama disembunyikan oleh kedua orang tuaku. Pada hari itu aku kehilangan kakak perempuanku. Karena dia 180 derajat telah berubah.

* * *
"Dreet... dreet..."
Ponselku bergetar di meja rias. Aku sedang berkaca terakhir kali untuk memastikan penampilanku baik-baik saja malam ini. Dan ibuku menelepon. Aku menghela nafas sekali dan mengangkatnya.
"Ya ma...?" sapaku.
"Kamu sudah siap? Mama sudah di depan gerbang rumah eyang. Cepat ya! Mama tunggu atau kita terjebak macet di Kuningan. Pasti kamu tidak mau terlambat ke pesta pertamamu kan?" cerocos ibu.

Aku memungut purse berwarna violet dari meja riasku dan memasukkan ponselku ke dalamnya. Aku mencoba membiasakan berjalan anggun dengan hak tinggi saat keluar dari kamar. Berpamitan dengan eyang putri yagn sedang membaca buku di ruang kerjanya dan pergi menuju mobil ibuku.

"Hello darling!" sambut ibu ketika aku duduk di sampingnya. Ibu malah mengecup kedua sisi pipiku ketika aku hendak mencium tangannya seperti yang eyang selalu ajarkan. "Apakabarmu?"

"Baik," jawabku berusaha bersamangat. Sudah lebih dari sebulan sejak terakhir kali aku bertemu ibuku pada acara makan siang rutin kami setiap bulna. "Mama sendiri?"

Mobil mulai berjalan. Dalam keremangan aku dapat melihat rona muda ibuku masih terpancar. "Tentu saja baik, nak!" Wanita di awal 45 tahun ini selalu seperti itu. Aku tahu ibu bohong, ibu sedang tidak baik-baik saja.

Ibuku seharusnya menjadi sumber inspirasi anak-anaknya karena memang begitu seharusnya seorang ibu. Sewaktu kecil aku ingin seperti ibuku, punya butik sendiri. Ibu yang memperkenalkanku dengan fashion dan mode. Tapi lebih dari itu aku sadar ibuku bukan sosok yang aku butuhkan untuk menyayangiku. Karena beliau tidak pernah punya waktu untuk sekedar mengecup keningku di waktu malam.

"Sini coba mama lihat!" seru ibu tiba-tiba membuyarkan lamunanku. "Nah kan kamu terlihat sangat cantik dengan gaun ini. Ini rancangan desainer Maura Sultan lho." Aku sedikit tersentak mendengara nama desainer idolaku disebut ibu. "Mama dekat dengannya beberapa bulan ini. Nanti dia juga akan hadir di pesta."

Ibuku lalu terdiam sambil tersenyum dan mengalihkan kembali pandangannya ke jalanan malam Jakarta. Aku baru sadar salah satu tangannya menepuk-nepuk tanganku yang terkatup di pangkuanku. Sejenak aku ingin memeluk ibuku erat menunjukkan bahwa aku merindukannya.

"Kamu lebih cantik dari Ranggi saat dia pertama kali datang ke pesta," kenang ibu. Beliau menoleh menatapku. Matanya terlihat berkilau ditempa temaram lampu jalanan di luar sana. "Ini hari pertamamu mengenal dunia kita. Sebuah jalan pintas meraih impian."

Aku hanya mencibir dalam senyum tipuku. bukan ma, ini hari di mana aku harus memilih di usia dewasaku. Tetap dengan keyakinanku atau jatuh pada tipu daya bayangan Bagya lagi.

----------------------------------------------

NB: selanjutnya tunggu di novelnya yaaaa... secara rutin bakalan saya update di blog deh perkembangan novel ini okeee!!


sabato 26 giugno 2010

Drama Seusai Pesta

ya ya yaaa di hari libur gue yang semakin garing padahal baru mulai gue sudah menghabiskan satu buku yang gue pinjam dari Mentari Amir setelah minjemin The Wednesday Letters buat liburannya.

Rencananya mau gue baca nyicil-nyicil. Jadi paling ga sampai seminggu ke depan gue masih ada bacaan. Soalnya gue cuma minjem satu buku. Ga enak buat minjem-minjem lagi. Dan gue ga bakalan sempet ke Gramed. Kalo ke Gramed bawaan gue cuma beli buku soal persiapan UAN & SNMPTN doang.

okey, sedikit banyak gue pengen cerita soal buku ini... buku yang lumayan seru untuk dibaca. karena jujur isinya benar-benar sebuah realita. biarpun gue juga belum pernah berkeluarga, tapi gue rasa banyak orang yang pernah ngalamin masalah-masalah kecil dalam rumah tangga mereka yang akhirnya berdampak besar. jadi coba-coba deh baca... nih gue kasih sinopsisnya:

Barra dan Ata saling jatuh cinta—lalu menikah. THE END. Berarti sekarang, harusnya mereka mengalami 'hidup bahagia selamanya' seperti di dongeng-dongeng romantis yang pernah dibaca Ata sewaktu kecil. Tapi, pernikahan tidak lantas menjamin bahagia seperti itu. Hidup bersama sebagai pasangan suami-istri ternyata tidak seindah kehidupan ala Barbie dan Ken. Harus ada yang mengalah. Harus ada yang menekan ego yang selama ini terbiasa merdeka. Harus saling mengerti. Tapi bagaimana jika belakangan Ata sadar, ternyata Barra bukan suami sempurna seperti sangkaannya semula?

* * *

sekarang kita mulai pada pokok pembahasan gue di post satu ini. gue ngasih judul Drama Seusai Pesta bukan tanpa arti lhoo... bukan karena itu tagline bukunya.

hah ya sebelumnya, gue memang masih kecil. gue belum pernah menikah dan segala macamnya. tapi hal-hal di bawah ini bukan merupakan kesoktahuan gue, karena sepertinya gue sering menemukan hal-hal ini di kehidupan nyata. jadi bagi anda-anda yang menganggap saya ga berhak ngomongin soal pernikahan dan kehidupan keluarga hmmm cukup baca sinopsis terus lompat langsung ke bagian kesimpulan.

hmmm, udah baca kan sinopsisnya. yang gue tahu di pikiran awam gue sebagai seorang perempuan berusia 16 tahun yang udah ngebayangin pernikahan gue kayak gimana, pernikahan itu seperti sebuah titik di mana akhirnya elo mencapai akhir perjuangan cinta. Hei ternyata hei ternyata! sebenarnya babak baru dari drama kehidupan kita yang seperti roda berputar ini justru baru dimulai dari perkawinan.

mungkin sekarang kita boleh bilang kita sudah mengenal pasangan kita dengan baik. ih sapa yang sangka saat lo tidur satu ranjang sama dia lo baru tahu dia kayak apa, ketika lo membuka mata lo baru tahu kebiasaan dia yang lain apa. intinya... mengenal seseorang tidak berhenti pada satu titik tertentu. itu hal pertama yang gue tangkep.

hal kedua adalah, gue kira keluarga yang keliatannya harmonis-harmonis aja ga punya masalah. dalam suatu hubungan pasti ada sebuah titik jenuh. sama saja seperti kita melakukan kegiatan tertentu. sedihnya ketika ada titik jenuh terlebih terhadap pasangan, biasanya orang bakalan nyari selingan. mungkin waktu lo pacaran, pacar lo ga pernah selingkuh. waktu lo nikah siapa yang kira kalo suami lo bakal selingkuh diam-diam, meski belakang-belakangnya balik lagi ke elo.

selama ini, setiap kali cowok gue ngomong "kita nikah yuk setelah lulus SMA" entah itu bercandaan atau bukan gue selalu mikir. siap ga ya siap ga ya? sudah mapan kah? mau hidup pakai apa? itu terus-terusan. sebenernya gue agak bingung dengan esensi pernikahan. yang selalu diomongin orang, ketika kita menikah kita melengkapi sebagian iman kita terlebih ini adalah cara terbaik menjauhi perzinahan. bener juga sih... ya yang selama ini gue pikirin gue bakal nikah kalau gue udah siap lahiriah batiniah sampai ke permasalahan keuangan. siap menghidupi atau tidak. dan ga ngerti kenapa gue berkesimpulan SEMAPAN APAPUN SESEORANG TIDAK MENJAMIN PERNIKAHANNYA BAHAGIA. memang hal paling realistis di dunia ini itu cinta ya. di mana ada cinta di situ ada kepercayaan. di mana ada kepercayaan di situ ada keyakinan. di mana ada keyakinan tidak akan terjadi perpecahan.

di sini gue belajar untuk tidak menjadi seseorang yang labil. cowok gue pernah bilang ada orang yang ngerasa dirinya masih laku, jadi begitu dia udah ga ngerasa cocok sama pasangannya dia bisa dengan gampang ninggalin orang itu dan ganti ke orang lain. dan dengan enaknya itu orang ngomong "i've changed" dan segampang itu mereka pergi. S-SAAKK-KIT! hemm cowok gue yang hebat itu berhasil meyakinkan gue bahwa gue ga laku! haha bukan bukan! di sini gue ngeliat bahwasanya di luar sana ada orang yang lebih hebat dari pasangan kita, tetep orang yang telah lama ada di hati kita yang sudah kita nikahi dan telah kita limpahi dengan sumpah dan komitmen harusnya kita jaga bahkan kita juga harusnya menjaga hati kita. hanya ada 1 orang sampai akhir. tapi faktanya... bagi kebanyakan orang itu susah.

hal kelima, selama ini gue selalu mikir untuk jadi ibu rumah tangga yang baik yang akan selalu mengurus anak di rumah menunggu suami sampai pulang akan memiliki rumah tangga yang harmonis juga. dan kenyataannya lagi-lagi pikiran gue mungkin benar, tapi di balik itu ada realita kehidupan yang juga pahit. ga semua istri yang mengabdikan diri untuk keluarganya memiliki kehidupan yang harmonis.

MERTUA!!! ORANG TUA PASANGAN! haha dari jaman pacaran pasti selalu takut deh, apalagi nanti kalo udah menikah. si gery aja takut banget sama bokap gue. ga tahu kenapa nanti kalo udah nikah gue ga pengen banget orang tua ikut campur dalam pernikahan gue. intervensi mertua bahkan orang tua sendiri kadang-kadang suka ga ngenakin. yaaah bagi gue orang tua adalah penyampai saran bukan penyelesai masalah. tapiiii kita tetap harus menghormati mertua kita. woy mereka orang tua juga ooyy!!

apalagi yaaa... mungkin hal ke tujuh ada di luar buku... sebagai seorang pasangan yang sudah menikah kita tetap perlu ambisi... itu yang membuat gejolaknya makin terasa. yaaa, setidaknya gue berpikiran untuk tetap menghadirkan suatu target yang terus ingin dicapai. tidak ada titik limit. mungkin di kulkas rumah tetap akan ada tulisan STUFF WE'RE GOING TO DO. di tengah malam dalam gelap lampu kamar akan ada tetap percakapan dengan awal "how's your day?" dan kita bicara banyak hal, mikirin isu yang lagi hangat saat ini, berdiskusi masalah keluarga, mencari solusi terbaik bersama, dan bahkan ngereveal masalah kayak yang beberapa malam kami sering lakukan. di akhir pekan akan tetap ada teriakan "kita akan berlibur ke mana hari ini mama papa?". setiap hari tetap ada kata-kata "aduuhh istri aku cantik banget" meskipun kita cuma pakai daster jelek, yah tapi gue akan tetap ngerawat diri suami mana sih yang ga seneng liat istrinya cantik dan bisa ngerawat dirinya sendiri. atau hal paling manis, kami masih bisa saling menemukan sebuah surat cinta terselip di salah satu bagian rumah di hari Jum'at.

Pernikahan bukan titik akhir. It's not the end. It's not happily ever after like in fairy tales. It's a life that never ends... gue masih harus banyak belajar. suatu hari nanti gue bakalan menikah. dan gue berharap kesenangan yang gue rasakan selama gue masih pacaran ga akan pernah berkurang ketika gue menikah. kemesraan masih sama. kejenuhan yang akan berbalik lagi menjadi ketar-ketir jatuh cinta. hey, menjadi ABG ga harus hanya sekali kan? kita berhak jatuh cinta berkali-kali kepada pasangan kita, bahkan setiap kali kita membuka mata. sebaiknya habis ini gue tanya sama pacar gue, istri seperti apa yang dia inginkan? dan saya tidak akan mengurangi sedikit pun kebahagiaan kami dengan apa yang kami lakukan saat ini... maka alangkah sangat baiknya jika kita bisa berpikir sehat, memaklumi pasangan kita, dan mencari solusi bersama ketika menghadapi masalah bersama. ketika kita sudah berumah tangga segala hal menjadi masalah bersama. gue berharap dengan begini gue bisa mempertahankan keluarga. sebuah kebahagiaan ditemukan pertama pada keluarga sendiri kawan...

ya Allah... hari ini Engkau beri berkah pada keluarga kami. Terimakasih Engkau tetap mempersatukan jalinan pernikahan keluarga ini. 50 tahun untuk eyang kakung dan eyang putri. 20 tahun untuk ayah ibu hamba. dan juga kelanggengan bagi keluarga kami yang lainnya.
berkahilah hal yang sama pada kehidupan keluarga masa depan hamba nanti ya Allah... sebuah keluarga kecil yang harmonis, dan di penuhi dengan cinta tanpa adanya drama perselingkuhan. Lindungi kami ya Allah... hanya pada-Mu hamba berserah dan memohon....
Amin ya rabbal al amin...

mercoledì 17 marzo 2010

dapet pelajaran lagi

tadinya saya berhasrat untuk ga ngepost hari ini. tapi ternyata... hari ini pas mama lagi ngutak ngatik saluran TV di rumah sakit dan biasa pasti yang dipencet duluan HBO ada sesuatu yang membuat saya tertarik! THE KITE RUNNER diputer di HBO.

gue sempet tergila-gila sama ini film (baca: ngayal pas baca bukunya) dan siang ini gue kesampean nonton lagi tuh film (baca: bener-bener filmnya) . mmhhh ini sinopsisnya yang gue copy dari detikshop:

Amir telah mengkhianati Hassan, satu-satunya sahabatnya. Saudaranya. Rasa bersalah kini menghantuinya. Menyingkirkan Hassan dari kehidupannya adalah pilihan tersulit yang harus diambilnya. Namun setelah Hassan pergi, tak ada lagi yang tersisa dari masa kecilnya. Seperi layang-layang putus, sebagian dari dirinya terbang bersama angin. Tetapi, masa lalu yang telah terkubur dalam-dalam pun senantiasa menyeruak kembali. Hadir membawa luka-luka lama. Dan seperti rapuhnya layang-layang, tak kuasa menahan badai, Amir harus menghadapi kenangannya yang mewujud kembali.

----------------------

baiklah memang sih overall ceritanya bagus, nyentuh, bahkan jujur gue berkali-kali nangis. gue baca bukunya cuma dalam waktu 1 hari (ngebut saking serunya ampe ga makan). bahkan kali ini gue tetep juga nangis. kalo cuma baca sinopsisnya sekilas mah ga terlalu ngena.

jadi gini ya buku ini bagi gue ngajarin soal kesetiaan, menepati janji, memaafkan, dan keadilan. daripada pokok pembicaraan ga fokus mungkin mari kita persingkat jadi KESETIAAN DAN KESETIAKAWANAN.

sebenernya gue masih agak bingung dengan kesetiaan dan kesetiakawanan. yang pasti gue tahu itu semua diambil dari kata dasar setia. coba lo bayangin, lo punya temen yang ke mana-mana selalu sama lo terus selalu nolongin lo waktu lo kesusahan, bahkan rela badannya babak belur demi lo. itu kesetiaan apa kesetiakawanan? yang gue bingung juga gitu si Hassan ini sebenernya cuma anak pembantu Baba nya Amir, tapi karena mereka tumbuh bersama mereka saling akrab dan bisa dibilang sahabatan. si Hassan ini suka ngebelain Amir sampe-sampe dia di lecehin sama anak-anak brandal demi Amir. kalau gue mikir ini yang disebut kesetiaan.

Amir baru ngerasa dia harus nepatin janji ke Hassan, ngerasa bersalah, dan bahkan dia merasa malu jadi temennya Hassan setelah Hassan berkali-kali ngebelain dia. ampe dia ngefitnah biar hassan ga mau lagi jadi temen dia. tapi Hassan-nya malah keukeh setia ama dia. sampe akhirnya si Hassan pergi sama bapaknya dari rumahnya Amir. (bagian ini masa gue nangis) kalo ini gue mikir ini kesetiakawanan. karena perasaan berkawannya/ rasa persahabatannya itu dia merasa harus nepatin janji, harus setia.

oke jelasnya begini, setiap orang pasti memiliki rasa setia. rasa setia itu didasari oleh perasaan memiliki yang berubah menjadi sayang atau lebih proktektif karena rasa cinta. di mana kita ingin mengabdikan diri ke seseorang, menemaninya, ada saat dibutuhkan, intinya kita akan selalu sabar mau diapain aja sama dia. dulu gue pikir rasa setia itu bodoh banget, bahkan gue mikir lo mau aja jadi 'pembantu' atas nama kesetiaan itu! tapi setelah sekitar 1 tahun yang lalu gue baca nih buku (abis gitu gue DBD) gue ngerasa persepsi gue tentang rasa setia itu salah.

kalo gue bilang kesetiakawanan itu ga abadi, apalagi kalo persahabatannya putus. yang abadi ketika lo menjadikan kesetiaan. setia bukan berati lo mau diapa-apain aja. setia tandanya lo ga bakal biarin orang itu ada di bawah waktu lo di atas, atau di atas ketika lo ada di bawah. setia itu ngedukung. setia itu selalu berjalan beriringan. bukan prestasi. tapi lebih kepada peran dan perasaan. setia itu ga memudar, kalo kesetiaan itu cuma di mulut doang ga dirasa dengan hati atau cuma berdasarkan penglihatan bisa-bisa itu cuma jadi kamuflase doang. makanya coba dengerin lagunya ANANG SYAHRINI dehhh. jika kesetiaan dikhianati, efek sampingnya luka batin yang lebay malah ampe trauma.

kalo gue boleh jujur, makhluk Tuhan paling setia itu hewan peliharaan. mereka ga dikasih akal budi tapi mereka tahu caranya balas budi. mereka juga punya perasaan. bukan rasa persahabatan yang mereka rasakan ke tuannya, tapi pengabdian. pengabdian sekali lagi kayak setia bukan berati lo mau diapa-apain aja. artinya bakal selalu ada dalam segala kondisi, ngerti apa yang dibutuhin.

banyak orang mengaitkan kesetiaan dengan hubungan pacaran, pernikahan, dan percintaan-percintaan itu. bener sih kalo dikaitin, bener banget malah. tapi apa setelah hubungan itu usai ga ada lagi itu rasa setia? NAH TUH DIA menurut gue salah kaprah (sok tahu bet). coba deh dipikir, pas lo pacaran atau pas lo nikah atau istilahnya begitu ada komitmen pasti ada kata-kata "aku ga bakal ninggalin kamu. aku janji". itu udah menggambarkan kesetiaan lhooo... abis gitu lo putus, lo ninggalin dia. mana kesetiaan lo? gini ya, kalo di kamus saya (coba juga ada di kamus orang-orang lainnya) yang namanya rasa setia mau sama pasangan yang udah nyakitin kita itu ga perlu janji kayak gitu. oke emang gue juga sering janji kayak gitu, itu karena emang gue bener-bener komitmen. tapi di sini suatu hari kalo ternyata kita udah ga bisa barengan lagi yang perlu dicatat gue akan tetep setia gue ga akan ninggalin dia, kalo dia butuh gue bakal ada entah sebagai temen entah sebagai musuh... kalau gue harus ngelindungin seseorang gue akan ngelindungin dia dengan rasa setia itu. biarpun ga ngasih solusi apa-apa, biarpun ga ngasih penyelesaian masalah. yang pasti orang itu tahu kalau gue ada, kalau dia masih punya gue...

jadi buat temen-temen sekalian... kesetiaan itu ada. gue heran ampe ada yang ngomong itu semua cuma omong kosong (kayak di FTV FTV). setia itu kata hati. yang ga bisa kita percayai cuma dari penglihatan tapi juga dari perasaan. dan buat temen gue yang sempat meragukan rasa setia itu... Gue percaya kok, gue percaya perasaan gue dan kata hati gue. memang ga pernah sepenuhnya bener... tapi gue percaya orang yang saat ini gue sayang itu setia sama gue dan gue percaya kalau gue juga setia sama dia. dan kalo gue kayak gini juga bukan berarti gue ga setia sama lo sahabatku... rasa setia itu abadi ga bisa diganti-ganti!

bukan dari kata i love you, bukan dari janji-janjinya dia, bukan! tapi dari bertahun-tahun kita semua menjalani hidup. berbulan-bulan dari gue memperhatikan dia dengan perasaan gue. kita ga pernah tahu apa kata Tuhan, mungkin suatu hari gue bakal pisah sama dia... tapi gue harap ga. gue nemuin orang yang tepat kok untuk gue menempatkan hidup bersamanya. untuk gue tempatkan rasa setia itu. sekali lagi sahabatku, setia itu bukan berarti kita mau diapa-apain aja.


P.S : buat yang baca makasih banyak yaaa (panjang bener nih post) jangan lupa ditonton filmnya kalau mau lebih seru BACA DAH BUKUNYA! KEJER NANGIS~!

okay see you on next post, thank you.

venerdì 12 marzo 2010

Febraio-Marzo

kursi taman itu kosong...
kemarin dia masih berpenghuni
di tengah kemurungan dan kekalutan
menatap kuningnya rerumputan
berpayung dahan-dahan yang menghitam dan basah

ya maryakamila kemarin di sana
seperti yang biasa dia habiskan setiap senin
membuka buku usang yang selalu dibawanya
buku yang menceritakan banyak hal tentang cinta
dan terkadang dia akan menangis di sana

kursi taman itu selalu basah
terkadang basah karena hujan
terkadang basah karena titik-titik embun pagi
dan setiap senin basah karena air mata

senin kemarin maryakamila kembali ke sana
duduk
terdiam
menghirup sisa udara sebelum senja melepas letih

dan dia teringat seseorang
seorang lelaki yang selalu ada di setiap serial hidupnya
sudah 3 bulan
dan rasanya dia menghilang
ke mana?
ke mana kamarabagas

biasanya dia di sini...
memunggunginya
menyender pada batang pohon yang berdaun kuning
menatap ke arah selubung dedaunan
meresap wangi bayu
lalu pergi dengan wajah tertunduk

ya dia...
pada Bulan Februari hingga Maret dia seperti itu
seperti kehilangan jawaban atas dirinya sendiri

dan usianya yang beranjak tua
apakah dia tak temukan cinta sejatinya?

satu tanya di hati marya: bisakah aku jadi cinta sejatinya? di usiaku yang terpaut bertahun-tahun di bawahnya?

martedì 23 febbraio 2010

The Times Traveler's Wife



THE TIME TRAVELER'S WIFE...
buku ini keren banget deh.

oke kenapa?
karena di sini gue membaca sesuatu yang bikin gue ga bisa ngelepasin itu buku sampe suara nyokap yang teriak "Inta besok kamu harus sekolah matiin lampu" tetep ga ada efeknya. Karena akhirnya gue nekat baca buku sambil pake senter (waktu itu gue masih tidur sendirian).

terus gara-gara baca ini buku sekarang gue ngebet banget pengen nonton filmnya. apalagi setelah Alexandra Maheswari (siswi kelas 11 SMA TARAKANITA 1) nge-SMS cuma bilang "gue udah nonton filmnya. overall it's great!"

mari kita coba tengok mengenai ceritanya. katakan saja bahwa ada banyak hal tentang waktu yang tidak akan pernah habis dibahas. bagaimana kalau seandainya kita punya kehebatan bisa berpindah pindah waktu? jujur itu menarik banget. Sekarang usia kita andaikan 16 tahu-tahu dalam waktu 3 menit lo telah masuk ke dalam dimensi waktu dan takdir di mana akhirnya usia lo menjadi 32 tahun lalu 1 jam kemudian lo kembali masuk ke lorong yang sama dan lo berusia 10 tahun. WHAT THE f**K! Udah gitu lo ! rasain deh tuh sensasi capek dan malunya.

Itu yang bikin buku ini menarik. karena kita dibawa ke alur maju yang bercerita maju mundur (bingung? oke saya juga).

kenapa saya bisa bilang maju? karena di sini menceritakan si ISTRI dari si PENJELAJAH WAKTU. karena dia terus bertumbuh umurnya berjalan normal dari usia muda ke tua. Di mana dia menemukan cinta pertamanya di usia yang masih sangat kecil. siapa cinta pertamanya? si Penjelajah Waktu yang usianya berbeda beberapa tahun dari dia. Lalu waktu dia berusia 17 tahun itu cowok dateng dalam usia 40 tahun. Pokoknya tiap kali hadir usianya pasti berubah terkadang tua terkadang muda, hebatnya selalu ! dan akhirnya itu bener-bener ga diduga. gue aja masih bertanya-tanya ini orang mati apa idup.

singkat cerita mungkin ini terasa terlalu ngayal ga masuk akal ga realistis dan kayak dongeng. Tapi apa sih yang bisa gue ambil (gue yang ambil karena gue udah baca) : cinta itu ga kenal usia bahkan cinta itu bisa berjalan abadi kalau kita yakin dan percaya, ga terbatas ruang dan waktu mau ketemu kapan asalkan rasa itu selalu ada di hati. terus-terusan merindu, terus-terusan bersabar. dari hal kecil, pertemuan kecil, kerlingan kecil, cinta itu bisa tumbuh dengan mudah. dan rasanya ketika di tinggalkan? kita tahu ada satu dimensi lain yang mana kita akan benar-benar bersatu dengan jiwa orang yang kita cintai. di mana waktu usia dan tetek bengeknya menjadi pemanis cinta abadi. tapi keren deh!

sabato 30 gennaio 2010

Gennaio

masih ingatkah dengan Kama dan Marya?
=========================================
aku akan menghantar Kama dan Marya pada butir-butir pertemuan pertama yang cukup intim. ketika hujan di kala senja menyatu dengan warna pelangi dan warna-warna jingga pada langit sore. dan sebuah gerai kopi adalah tempat tatap muka orang-orang yang terjebak dan ingin berteduh. yang terjebak karena tak dapat cari kudapan hangat. dan yang terjebak oleh elegi kehidupan masing-masing.
ya Kama akan tatap Marya lewat sisi pintu itu. dengan terusan floral, sepatu kets usang, jaket kulit coklat yang basah, dan tas selempang besar yang terlihat berat.
Kama : jadi bagaimana kalau kau duduk di sini.
Marya : ya bolehkah?
Kama : Silakan...
Marya : namaku Marya...
Kama : namaku Kama.

venerdì 4 settembre 2009

*Inspirational Books*

Buku-buku ini telah memberi saya banyak ide dan inspirasi dalam berkarya. Membacanya memberikan banyak khayalan untuk dinikmati. Banyak hal pula yang bisa dipelajari. Mungkin hanya sekedar untuk menghibur diri, namun terasa nikmat ketika kita menemukan banyak mitos dan cerita-cerita unik. Yah... dan ku hadirkanlah di sini beberapa daftar buku tersebut.


"LARASATI" by Pramoedya Ananta Toer


Sebuah kisah tentang pilihan pada masa revolusi di mana Indonesia masih dalam keadaan labil di bawah kecaman sekutu-NICA. Yang memberi kita semua gambaran kekacauan masa itu dan tuntutan untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Di antara para kaum pembela dan pengkhianat


After taste it... revolusioner!!!!!!!!! Buku dari Indonesia yang membuat saya tergugah.

"THE WEDNESDAY LETTERS" by Jason F. Wright

Kumpulan surat cinta antara sepasang suami istri yang hidup bersama hingga akhir hayatnya. Lengkap dengan kisah-kisah kehidupan keluarganya yang penuh dinamika cinta. Bahasa yang digunakan terdengar renyah dan normal, namun maknanya terasa sangat dalam.






After taste it... waktunya menulis surat cinta untuk kekasihmu, mungkin tak akan berbalas tapi di lain waktu ketika kau membukanya kau akan merasakan gejolak masa muda hidupmu dulu.











"TWILIGHT" by Stephenie Meyer





Semua orang tahu cerita ini. Semua orang pernah baca buku ini. Semua bahkan jatuh cinta pada tokoh utama laki-lakinya. Kisah cinta terlarang antara vampire dan manusia yang di tuturkan dengan sangat gamblang dan mempesona.





After taste it... i'm in love with Edward Cullen. gambaran akan dirinya memberi saya gambaran seorang cowok sempurna yang akhirnya terwujud dalam gambaran tokoh pria utama dalam 2 novel saya.





"THE THIRTEENTH TALE" by Diane Setterfield





Sebuah kisah anak kembar yang terasa seperti dongeng. Dituturkan secara misterius dan penuh misteri. Alurnya terlalu susah untuk ditebak. Terkadang kisahnya terasa horor, tapi terkadang juga terasa sangat manis.





After taste it... waktunya finishing novel skandal persaudaraan yang sudah di delay dari waktu yang sangaaaattt lama...





"ISTANBUL" by Orhan Pamuk





Sebuah memoar sang penulis yang sangat menggugah. Tidak ada diksi yang membosankan. Setiap halaman memaksa kita untuk tidak melepas buku tersebut jauh-jauh dari kita. Memoar yang berkisah tetang konspirasi, sejarah, mitos, kisah cinta, skandal politik, kehidupan keluarga, seni, dan sastra. Diungkapkan secara gamblang dan sangat puitis.





After taste it .... mmmhhhh i wanna visit that town even it was chaotic... but in my vision it was a beautiful town! BOSPHORUS!!!!















Yah coba saja untuk membacanya. Seingat saya, buku-buku tersebut masih terpampang di beberapa etalase toko buku terkemuka di Jakarta. Tapi mungkin dengan tampilan sampul yang berbeda. Dijamin setelah membacanya, langsung banyak inspirasi berkecamuk di otak untuk dituangkan dalam banyak cara.










-SELAMAT MEMBACA-