martedì 7 settembre 2010

From Bandung With Love


FROM BANDUNG WITH LOVE

Vega, mahasiswi yang selain bekerja sebagai penyiar radio dengan nama samaran Vey, ia juga bekerja sebagai copywriter. Sebagai penyiar radio ia memakai nama Vey, mempunyai acara khusus yang membahas masalah relationship berjudul “From Bandung With Love”

Cerita dimulai saat Vega memutuskan untuk membahas masalah perselingkuhan dan kesetiaan dalam siaranya minggu mendatang. Dia mulai dengan teori bahwa 10 dari 11 laki-laki tidak setia. Teori ini diperkuat pula oleh Wulan, sahabat Vega yang baru saja mendapati pacarnya selingkuh

Usaha Vega pun dibawa ke kantor advertising yang mempekerjakan dia sebagai copywriter. Dia mengamati lalu memilih Ryan, creative director yang terkenal playboy. Vega memanfaatkan waktu seminggu menjelang siaran untuk mendekati Ryan, untuk mencari tahu dari sisi lelaki yang tidak setia

Tapi apaun bisa terjadi dalam 6 hari…Vega jatuh cinta beneran sama Ryan karena Ryan memang tahu benar how to treat a lady, sebuah karakter yang berbeda dengan Dion, pacar Vega yang sebenarnya. Hingga di satu titik Vega menyadari bahwa dialah yang tidak setia. Tidak setia terhadap tujuan, terhadap Dion, Wulan dan dirinya sendiri

-----------------------------------------------------------------------

ada satu pertanyaan mengambang setelah gue nonton film ini di siang hari liburan gue (haha)...

apa yang tidak kamu temukan di aku yang dapat kamu temukan di dia?

setelah film ini selesai gue menutup drama dengan berteriak di twitter SELINGKUH ITU JAHAAAATTT. dan semua orang ngira bahwa gue baru diselingkuhin. eh sorry, gue abis nonton film. satu hal yang gue sadari adalah semua hal bisa terjadi. tapi semua itu kembali kepada satu hal yang dinamakan PILIHAN.

takdir orang memang sudah disuratkan. namun apa jadinya toh kita juga yang menentukan dan kita juga yang menjalani dengan cara kita sendiri. coba tokoh Vega ini ga memilih untuk membahas topik perselingkuhan? coba tokoh Vega ini tidak memilih berbohong bahwa dia memang sudah punya pacar? coba tokoh Vega ini tidak memilih untuk bersikap naif? tentu tidak akan ada sad ending. yes, i thought that the end was so sad.

gue lagi tertarik dengan topik perselingkuhan. or whatever it said... heeemmm but, gue ga akan pernah mencoba meneliti. gue ga akan pernah mencoba terjun. karena terlalu berbahaya untuk terjun. satu hal lagi, kita bisa saja terjebak sebelum menemukan jawabannya.

gue bisa memilih...

memilih untuk tetap berada pada jalur yang sama. bahwa gue yakin perselingkuhan itu buruk. nonton film Indonesia satu ini (ya ini film Indonesia yang sebenernya biasa aja) bikin gue mikir dua kali. apa yang gue tidak bisa dapatkan dari cowok gue? seharusnya gue mendapatkan semuanya? ya... kenyataannya ada beberapa hal. tapi buat apa gue cari dari orang lain ketika gue lebih membutuhkan yang ada di dalam dirinya...


karena apa?

karena sejak awal SAYA TELAH MEMILIH DIA...

Nessun commento:

Posta un commento