Visualizzazione post con etichetta Opinion. Mostra tutti i post
Visualizzazione post con etichetta Opinion. Mostra tutti i post

venerdì 5 ottobre 2012

Ekspansi Hidup

Ada saat ketika kita melihat diri sendiri begitu hebat dipenuhi potensi dan selalu didorong untuk menjadi lebih baik. Nyatanya ada sisi pengecut di sela-sela hati yang begitu terpesona dengan diri sendiri. Narsisme kadang mengalahkan rasa ingin berkembang. Lalu ketika kita melihat langit di atas kita, kita sadar bahwa kita nggak ada apa-apanya dibanding awan-awan di sana. Bahkan mungkin awan-awan di langit itu awan baru yang menguap tadi siang karena cuaca terik dan ditempa dengan hawa panas.
Ya pada akhirnya, sisi pengecut itu timbul lebih besar dan mulai ada pertanyaan:

"Beranikah kita menjadi awan?"

Dari paparan tersebutlah muncul pemikiran soal Ekspansi Hidup.
Ya, bagi orang kayak gue yang hidupnya terkesan flat karena nggak punya prestasi menonjol, ekspansi hidup jadi sebuah proyek.
Gue bingung bagaimana memupuk niat dan darimana asalnya gue memulai ekspansi hidup ini. Gue kadang melihat diri gue kayak jagoan kandang. Oke ini istilah yang agak sombong, tetapi yaaa gue emang cuma berani main lokal biarpun juga jarang berhasil dengan mulus. Gue bukan yang nomor satu, tetapi selalu kepengen jadi nomor satu. Namun ketika ada kesempatan, gue suka mengurungkan niat. 
Dalam konsep ekspansi hidup, gue adalah kapten yang gagal sebelum berperang.

Okey cukup basa-basi soal guenya.

Konsep ekspansi hidup ini jadi sesuatu yang penting dan menurut gue harus dimiliki semua anak muda. Semua anak muda harus punya visi dan target. Untuk meluluskan semua visi dan target itu ya kita semua harus punya misi.
Konsep ini nggak pernah mudah diterapkan. Sekali lagi, ada sisi pengecut di sela-sela hati yang narsis. 
Ekspansi hidup bagi orang yang sangat suka tantangan adalah lahan uji adrenalin.
Bagi sebagian orang yang merasa terketuk pintu hatinya, ekspansi hidup jadi motivasi dan perjuangan yang tidak bisa dihentikan.

Dan bagi orang kayak gue, ekspansi hidup jadi sebuah perjalanan panjang. Gue akan menuliskan perjalanan panjang itu sendiri, dengan tangan gue, berpedoman hidup gue, dan dengan cara gue sendiri. Dan iya, gue ga bisa terus-terusan berada di zona nyaman, main lokal. Tuhan dengan baik memberikan seluruh fasilitas dan organ lengkap untuk mengembangkan diri.

Gue cuma pengen suatu hari bisa nolong dan ngebahagiain orang lain. Tapi saat ini mari mengekspansi hidup untuk minimal membanggakan diri meskipun cuma satu kali.

Bismillah...


sabato 7 luglio 2012

Beyond "I Hate Myself"

Singkat, padat, jelas...
Gue bukan maba lagi. *goyang-goyang*

Sebenarnya sih nggak bagus juga. Itu tandanya gue makin tua, berarti apa yang gue lakukan bakal lebih diamati dan anehnya ditakuti. Kenapa ditakuti? Karena kalau itu buruk bisa aja ditiru sama yang lebih muda karena dianggap legal untuk dilakukan. Jadi gue harus berlaku yang baik-baik aja gitu? Nggak juga sih, yang penting bisa dipertanggungjawabkan.

Aduh, sekalinya ngeblog ngalor ngidul.

Kembali di masa yang baru ini gue sudah punya segudang rencana yah well, mungkin segudang mimpi juga. Ada satu suara di pikiran gue yang terus-terusan berkata, "If you really want it to be true, so live it for someone." Anehnya emang karena gue nggak suka dengar kata-kata: "Setidaknya kita harus mencintai diri kita sendiri dulu, baru deh mencintai orang lain."
Bukan karena gue nggak cinta diri gue sendiri, tetapi ketika gue mencintai diri gue sendiri, gue merasa menjadi orang paling egois. Bagi gue saat-saat mencintai diri sendiri adalah ketika gue sudah yakin sudah berhasil. Jadi gue nggak perlu bersusah-susah lagi dan tinggal menikmati yang ada aja. Sayangnya, gue belum mencapai kesuksesan karena sukses itu nggak ada limitnya. Untuk mencapai apa yang disebut sukses berarti rasa syukur harus diucapkan lebih banyak dan baik, bahkan lebih dari hitungan detik. Dan dalam hidup gue, gue masih ingin terus berdoa kepada Tuhan dan berusaha. Dalam berusaha juga tidak ada yang namanya kemulusan. Pasti akan ada rasa sakit. Ketika sakit, percaya deh ada satu detik dalam hidup kita yang pengen marah dan membenci diri sendiri.
At least, ketika merasa sudah cukup jangan lupa untuk bersyukur. Selanjutnya jangan lupa untuk merencanakan hal yang baru lagi. Bukan manusia tidak pernah puas, tetapi manusia terlalu kreatif untuk berhenti hanya pada satu hal. Mungkin kita pernah melakukan hal yang begitu besar lalu selanjutnya kita ingin melakukan hal yang kecil. Ya lakukan aja.

Karena gue belum ada apa-apanya dan juga masih cemen, gue mem-push diri gue untuk berani. Keberanian adalah langkah awal dari segala langkah menjalani sesuatu. Keberanian adalah dasar tanggung jawab dan dasar menerima resiko juga dasar mencari solusi.

Setidaknya itu yang mengganggu malam-malam gue belakangan ini. Ya, segudang mimpi segudang hal yang harus dilakukan juga sebuah keberanian. Dibalik sebuah perspektif "I hate myself" yang agak esktrim.


P.S: Tetap berani untuk bergerak ya Gery Fathurrachman, tetap berani untuk berpikir dan tetap berani untuk berdiri di atas pikiran sendiri. I know you better than you've ever thought. Mungkin kamu nggak melakukan hal-hal yang bisa dilakukan orang lain karena ya lagi-lagi "mager", tapi ketika kamu mengerti kamu bisa melakukan hal yang lebih baik. Seperti halnya waktu kamu berjuang buat SNMPTN dulu juga ketika memilih sikap di antara dua pilihan yang kita tahu sama-sama "tidak baik" (itu mengapa menjadi sangat sulit). You're the best and I'll always support you :)

sabato 31 marzo 2012

Demo(nstrasi)krasi

Demonstrasi di mata saya....

Saya adalah salah satu dari sekian juta masyarakat Indonesia yang memandang sinis demonstrasi. Ya saya juga salah satu dari sekian juta masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa demonstrasi tidak akan menghasilkan solusi apapun.
Dan jika kedua variabel tersebut ditanyakan alasannya maka saya akan menjawab dengan sangat naif.
Untuk statement pertama maka saya akan jawab: di media kita sering temui demo itu akrab dgn anarkisme dan gambar yg disajikan tak urung menggambarkan kekerasan.
Untuk statement kedua maka saya akan jawab: demo belum tentu didengerin karena yang didemoin terlalu sering didatengin massa dan mereka juga ngebiarin aja, it means useless.

Tapi, cobalah berkontemplasi sedikit....

Ini tahun pertama saya sebagai akademisi, mahasiswi di salah satu universitas terbaik negri ini. Mereka menyebutnya "Kampus Rakyat" dan "Kampus Perjuangan" sama dengan apa yang dideklarasikan para senior ketika Reformasi 1998. Di tahun ini pula ada satu momentum nasional di mana teman-teman dari kampus saya ramai-ramai turun ke jalan untuk demonstrasi dan mengawal Sidang Paripurna DPR (30/3/2012) mengenai Pencabutan Subsidi BBM.
Banyak di antara mereka adalah yang kontra terhadap kebijakan pemerintah tersebut, namun beberapa mahasiswa yang pro juga tetap ikut berunjuk rasa.

Bagaimana pendapat Anda?

Saya mencoba meluruskan cara berpikir saya dan menelaah lagi esensi demonstrasi.

Di negara kita which is Indonesia itu demokrasi ya, mengutarakan pendapat adalah hak asasi yang dijunjung tinggi. Di negara kita, mengkritisi pemerintah bagaikan sebuah kewajiban untuk mengawal jalannya kehidupan berpolitik. Ya sebagai masyarakat demokrasi, partisipasi warga negara turut menjadi tolak ukur jalannya pemerintahan. Kalau rakyat tidak suka, bisa-bisa pemerintahan digulingkan. Karena prinsipnya kan kedaulatan rakyat.
Itu dia mengapa demokrasi akrab dengan demonstrasi. Karena di sinilah bukti bahwa masyarakat tidak cuma bisa jadi 'spectators' tapi bisa juga juga jadi 'gladiators'.

Demonstrasi adalah bagian dari aksi. Kita tidak bisa diam saja tentu. Maka dari itu aksi adalah sebuah pilihan. Aksi adalah bentuk rasa bahwa memang ada sesuatu yang harus dilakukan. Aksi membutuhkan pemikiran, membutuhkan konsep, membutuhkan tujuan, membutuhkan semangat, membutuhkan nyali. Demonstrasi adalah yang nyalinya paling besar mungkin. Biarpun kita tahu aksi ini cenderung kurang solutif. Tapi di sinilah menariknya demonstrasi.

Saat ini saya melihat demonstrasi yang multi interpretasi. Bagi teman-teman saya di kampus, demonstrasi adalah cara untuk menunjukkan kepedulian. Makanya demo mahasiswa dari kampus saya sangat-sangat damai dan cenderung tertib dan teratur. (sedihnya ga ada media televisi yang ngeliput, yang diliput yang di gerbang depan DPR yang pagarnya jebol) Tapi bagi sebagian mahasiswa atau aktivis lain, demo artinya berjuang sampai mati. Ini membuat demo terlihat seperti perang. Memang badan harus siap disikut, siap dipukul. Yang di dalam gedung DPR aja kemarin sampai dipiting padahal mereka cuma meneriakkan slogan pro rakyat.

Masyarakat membutuhkan figur yang akan membawa nama mereka dengan tindak tanduk yang bersahabat. Itu mengapa ketika teman-teman saya menuju lokasi banyak masyarakat yang melambai, mendoakan, dan bahkan ketika di lokasi mulai dari pedagang hingga polisi bersikap sangat ramah.

Dan pandangan saya masih sama, buat kampus yang masih bakar-bakar ban atau bakar mobil apalagi merusak fasilitas umum, mungkin makna demonstrasinya harus diubah sedikit. Apalagi kalau mengatasnamakan kepentingan rakyat. Agak dilema moral lho sebenarnya melihat polisi kita yang which is dari kalangan menengah ke bawah 'terpaksa' melawan orang-orang yang juga membela keluarganya karena orang-orang tersebut tidak bisa menjaga ketertiban. Dan mana ada masyarakat yang tidak marah kalau hasil bayar pajaknya dirusakin. Bayangin biaya proyek yang katanya lahan empuk korupsi itu harus dikeluarkan lagi hanya untuk memperbaiki fasilitas umum yang rusak karena demo.

Okey back to topic lagi, demonstrasi ternyata bukan aksi yang useless.
Pemerintah tetap merasa terdesak dengan permintaan massa. Meskipun pemerintah masih memiliki hak untuk mengambil keputusan yang sudah mereka wacanakan sebelumnya.
Setiap orang punya kapasitasnya sendiri untuk menyatakan kepedulian dan menyampaikan pemikiran mereka. Segala aksi dimulai dengan hati. Tetap ingat untuk gunakan logika dalam berpikir dan hati untuk bergerak.
Setiap orang juga punya kapasitasnya sendiri-sendiri. Untuk memulai aksi kita tetap butuh kajian yang jadi dasar tuntutan. Beberapa hanya bisa demonstrasi, sementara yang lainnya bisa masuk ke dalam gedung DPR menyuarakan aspirasi atau menulis artikel opini di koran yang turut serta membangun perspektif masyarakat.
Ya mulai dari sini saya mencoba memandang positif aksi demonstrasi. Biarpun saya tetap tidak setuju kalau ada lempar-lemparan batu dan pembayaran massa. Murni deh kalau dua aksi yang terakhir itu sih namanya cari ribut. Cari ribut itu baru yang ngejelek-jelekin almamater.
Aksi demonstrasi damai bukan berarti main aman dan cari muka. Aksi damai artinya tahu tempat dan tahu batasan.

Selamat malam! Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

domenica 25 marzo 2012

Seeing

Saya melihat diri saya, jauh berkaca pada cermin pribadi.

Apakah saya sejahat itu?
Apakah saya benar-benar telah berubah?

Tidak.
Saya rasa saya sudah jauh melangkah dari apa yang pernah saya lalui. Saya sudah jauh dari mengikuti diri saya sendiri. Saya seperti berada 10 langkah lebih maju dari apa yang saya pikir saya mampu lakukan.

Mungkin mereka hanya berpikir, saya adalah perempuan kecil yang terbiasa duduk di balik meja dan alat tulisnya. Diam dengan tenang, membaca keadaan, dan lalu memecahkan masalahnya sendiri. Mungkin juga mereka berpikir bahwa saya adalah orang yang lebih banyak akan bicara mengenai teori dibanding suatu penerapan.

Mungkin.

Mungkin saya menerapkan looking-glass self itu pada diri saya sendiri. Memantapkan role taking untuk menilai diri saya sendiri sebagaimana orang menilai saya.

Kening ini mulai sering berkerut dan mata saya terasa sakit karena memandang matahari untuk mencari jawaban "mengapa ia terlalu terang". Lucu jawabannya ternyata ada pada buku.

Ada satu isu sosial yang menyita waktu saya belakangan waktu ini. Saya bukan bagian dari pengambil keputusan, bukan juga bagian dari 'polisi kebijakan'. Ya saya hanya bagian dari masyarakat. Entah mengapa menjadi suatu pertentangan batin tersendiri ketika saya menyatakan sikap dan terlalu banyak orang yang menyerang. Apakah saya salah?

Ya mungkin bisa jadi saya salah. Dengan dihakimi sudah mati rasa, dihakimi tidak punya hati, hingga dihakimi menutup mata.

Namun ketika sikap ditentukan saya tidak pernah menengok ke belakang, karena yang saya lihat ada jalan di depan. Ada alasan mengapa saya berjalan. Ada konsekuensi yang harus saya hadapi. Dan ada kalanya untuk berhenti. Satu-satunya yang menjadi doa saya adalah apapun caranya berikanku Tuhan jalan menuju kebenaran.

giovedì 15 marzo 2012

an idealist who always almost realist

mungkin jari-jarimu berhenti menari
mencapai pijitan terakhir di simbol titik (.)
namun jauh daripada itu
otakmu masih berkelakar
berbicara dengan lantang
biarpun mulutmu bisu karena dikekang

mungkin lidahmu tumpul
dipotong koalisi karena membela oposisi
namun kupingmu tidak tuli
bahkan untuk sekedar menjadi apolitis

mungkin kamu berpikir semua berakhir di sini
makna lain dari menjadi idealis adalah memahami
bahwa realitas yang ada memang pelik
bahwa seluruh indramu terkunci tetapi masih dapat berfungsi
bahwa kakimu masih berjalan ke arah yang benar
pergerakan bukan berasal dari kinerja otot lengan
tapi bagaimana kita menghadapi
tanpa skeptis dan kritik berlebih
namun dengan hati untuk mencari solusi

mungkin aku kamu masih muda
mungkin aku salah
mungkin kamu salah
namun selama kita tidak pernah berhenti mencari
dan selama masih ada selembar uang di balik timbunan sampah
berarti masih ada titik cerah yang paling realistis di antara cemoohan

sabato 21 gennaio 2012

"Orang pintar masih kalah sama orang beruntung." (?)

IT'S TRUE!

Gue percaya bahwasanya orang pintar masih kalah sama orang beruntung. Orang pintar juga memang masih kalah sama orang cerdik. Pada akhirnya orang pintar tidak menjamin segalanya.

Itu realita.
Lalu bagaimana logikanya?

Logikanya gue mempertanyakan keeksistensian orang pintar, orang cerdik, dan orang beruntung itu sendiri. Pada dasarnya itu semua terbentuk karena adanya sebuah siklus dan premis-premis semacam ini:
  1. Seseorang yang rajin belajar, namun dia gagal masuk universitas.
  2. Seseorang yang jarang banget belajar, tapi dia tahu strategi mengerjakan soal SNMPTN sehingga dia masuk universitas.
  3. Seseorang yang datang menghitung kancing tanpa ada yang tahu serajin apa dia belajar atau sejago apa dia mengatur strategi dan dia berhasil menjadi bagian dari belasan mahasiswa yang diterima di sebuah jurusan di universitas.
  4. Ada ribuan orang pintar, ribuan orang yang sudah mempersiapkan strategi matang untuk mengerjakan SNMPTN, dan hanya belasan-seratus orang beruntung yang bisa lolos.
Jika digambarkan maka bentuknya akan semakin mengerucut.

Tapi di sini, yang mau gue tekankan bukan: "hai jadilah orang yang beruntung kawan-kawan"
Sebuah realita ada untuk dipahami mengapa bisa terjadi sehingga kita tahu apa yang terbaik bagi kita.
IMO, lucky person does exist. ONE IN A MILLION. Tidak ada yang pernah tahu seberapa beruntungkah dia. Satu lagi, setiap orang bisa menjadi beruntung, mungkin sekali seumur hidupnya, mungkin kadang-kadang, mungkin juga setiap hari.
Lalu mengapa ada yang hidup dengan rasa pesimis dan mengapa ada yang hidup dengan rasa optimis?
Itu tergantung mindset.
Orang yang optimis percaya bahwa keberuntungan ada di tangannya jika dia terus berusaha. Dengan cara apapun pasti akan mewujudkannya.
Orang yang pesimis percaya bahwa mau dia kayak apapun, dia juga ga bakal bisa. Dalihnya bisa karena dia tahu kapasitasnyalah, atau banyak orang yang terlihat lebih hebat dari dia.

Biasanya orang akan cenderung pesimis setelah mendengar kutipan "orang pintar masih kalah sama orang beruntung." Naaah... lhooo
Lama-lama kata-kata tersebut bakal membekas dan menjadi mindset. Dan kalau sudah jadi mindset. Bakal susah bagi seseorang untuk mengerti dan mendengarkan lagi kata hatinya, mengingat lagi tujuannya, apalagi untuk membangkitkan semangatnya.

Gue membuang jauh-jauh hal tersebut dari pikiran gue waktu gue mau SNMPTN. biarpun gue akhirnya ga ikut snmptn sih. Tapi sebagian besar teman-teman gue membuang jauh pikiran tersebut. Kompetisi diciptakan untuk menyeleksi orang-orang yang optimis dan yakin akan tujuannya. Permasalahan akan ada orang yang beruntung itu belakangan. Karena siapapun yang lulus mereka adalah orang beruntung. Dalam sebuah kompetisi pun, orang-orang beruntung adalah mereka yang mengerucut atau terseleksi dari orang-orang pintar dan orang-orang cerdik.
Jadi kesimpulannya orang beruntung adalah mereka yang berhasil membuktikan keoptimisan mereka, keberanian mereka, kepintaran ataupun kecerdikan mereka, kemampuan mereka, dan cara-cara mereka.

Mempercayai diri sendiri. Sepertinya itulah yang banyak temen gue ungkapkan sewaktu mereka menghadapi soal. Mungkin ini bisa jadi solusi bagi adik-adik kelas gue yang suka bbm gue "kakak aku agak pesimis" setiap kali ngomongin SNMPTN.
Gue nulis post ini bukan menyampaikan solusi juga sih. Tapi di sini gue mau menyampaikan sedikit pikiran gue, pengalaman orang-orang di sekitar gue, dan insya Allah bisa ngasih saran juga buat adik-adik kelas gue.

Kita ga perlu takut untuk menghadapi sesuatu. Setiap hal, setiap keputusan semua memiliki konsekuensi. Jangan sampai karena kita nggak mau keluar dari zona nyaman kita, kita jadi takut mengambil keputusan. Ambil keputusan yang paling berani. Keputusan yang sesuai hati nurani dan memiliki tujuan yang baik. Semua itu harus diimbangi dengan cara-cara yang berani juga. Cara yang berani tentu membutuhkan pengorbanan. Tapi percaya deh, setiap pengorbanan selalu berbuah manis kalau dilakukan dengan benar. Tapi.... kita jangan sampai lupa, ada satu kekuatan yang lebih besar dari kekuatan optimis manusia. Tangan Tuhan selalu bekerja. Bagi mereka yang selalu berusaha dan teguh kepada imannya, Tuhan tidak pernah menutup mata. Jika kita tidak diberikan apa yang kita inginkan, Tuhan memberikan apa yang sebenarnya baik buat kita.

Gue berdoa kok, buat kalian yang suka bbm atau sms gue minta saran, minta dikasih kiat-kiat, minta dikasih tahu tata cara dan kehidupan perkuliahan. Actually, gue juga baru mulai. Kita sama-sama belajar ya. Hidup kita masih panjang lhooo... Jangan sampai terbuang hanya untuk berpikir bahwa kita tidak bisa membangun masa depan sendiri. Dan yang paling penting jangan pernah menyia-nyiakan waktu untuk hal yang tidak ada manfaatnya. Bersenang-senang dikit boleh lah, wajib malah hehehe...

Semangaat yaaa 54 2012 :)

domenica 15 gennaio 2012

80's


heyoooo!!!

I've through a very busy week!

Awal liburan diisi dengan jalan-jalan nemenin tiga cowok belanja di Senen *geleng-geleng*, nonton Jack n Jill, 3 hari bareng sama GC di Bogor, dan yang baru aja kemarin Jumat gue lalui... Nonton Pentas Besar Teater Tarakanita: "Catatan Si Boy".

Dan kali ini gue bener-bener kena demam 80's gara-gara penbes tarki. Duuh ga kuku deh.

Eh ya btw, Penbes Tarki itu seluruh castnya perempuan semua lo. Siswi-siswi SMA TARAKANITA 1. Dan CSB yang mereka bawakan ini kereeeeeennn banget. Kalau sudah pernah nonton original version Catatan Si Boy pasti berasa banget roman nostalgianya.

Kerennya lagi meskipun isinya cewek, semua peran laki-laki bisa dimainkan dengan baik. Apalagi peran Boy. Karena peran Boy itu kan peran utama dalam pentas ini. Dialognya mirip dengan dialog yang di film. Di tambah dengan improvisasi para aktris dan tambahan dialog lawak yang mengocok perut para hadirin yang hadir. Dialog dan adegannya interaktif bahkan sampai ada penonton yang diajak nari-nari juga sampai dikerjain pun juga ada. Selain itu pentas yang merangkum film Catatan si Boy 1 dan 2 ini memakan waktu hampir 4 jam. Namun dalam waktu 4 jam itu pemain tampil total dan kita yang nonton juga nggak bosen.

Siapa aja sih di pentas ini yang menyorot perhatian?

Pertama pasti tokoh Boy sendiri. Beeeh suaranya ngebass gada lengking-lengking cewek sama sekali, cing! Okey dan cewek-cewek di belakang gue pada berdecak "ih boy nya ganteng boy nya ganteng. pokoknya gue harus foto sama si Nindy (pemeran boy) nanti pas pulang."

Kedua absolutely Emon! Dari mulai gesture, lawakan, gaya ngomong, sampai nada suara mirip banget sama Didi Petet saat meranin Emon dulu. Si Emon ini menyita perhatian banget. Sampai-sampai ibu-ibu di depan gue ngakak mulu tiap kali Emon keluar.

Ketiga karakter Mira, pembantunya Vera (si bule pacar Boy). Ke sana kemari naik sepatu roda, hebat. Mana petakilan centil gitu. Emang digambarinnya lebih lebay sih dari film aslinya cuma ini dia sisi entertaining di teater ini yang menjaga penonton untuk melihat bahwa semua peran di sini itu penting.

Keempat karakter Cungkring dan Gombloh. Dikit sih penampilannya. Tetapi setiap kali tampil selalu bikin orang-orang ngakak. Suara cempreng kelakuan minus.

Kelima bapaknya si Vera. Ngakaknya lebay beda sih sama di film. Tapi kocak ini si Pak Jodi.

Gue nonton di hari pertama pementasan. Semua bangku dari VIP, Wings, dan Balkon hampir terisi penuh. Selain anak tarki, alumni, guru-guru, dan orang tua murid banyak juga kok hadirin dari luar tarki juga. Terbukti banget pentas tahunan anak tarki ini selalu jaya dan emang ditunggu-tunggu.

Oh ya ternyata Marwan Alkatiri sang penulis naskah Catatan Si Boy dateng juga lho buat menyaksikan penampilan cewek-cewek kece ini. Ayu Azhari sang pemeran Nuke di Catatan Si Boy 1 (1987) juga hadir.

What's cool bout this?
Mereka berhasil membuat gue tersihir dan sampai sekarang kecanduan segala hal yang berbau 80's. Tahun 80-an itu tahun yang keren banget. Indonesia lagi mulai-mulai menanjak modernitas, segala kesenangan anak muda sangat real mulai dari joget-joget, ngeceng di jalan Melawai, balapan, bermusik, berorganisasi, dll. Nggak kayak sekarang cuma seputaran media jejaring sosial, nongkrong berjam-jam ga jelas di tempat yang makanannya pun mahal. tempat bersenang-senang pun sekarang dikit banget. mall lagi mall lagi

Hemm...
Musik? Soal musik sih kita memang sudah banyak berkembang. Makin beragam juga. Tapi kadang gue ngerasa di dekade ini kita nggak punya ciri khas yang benar-benar booming kecuali K-Pop. Mungkin itu salah satu kesoktahuan gue aja atau hal yang gue rasain. Tapi rindu juga masa-masa mak gue masih muda. Gue mungkin belum lahir. Tetapi.... kalau nonton Warkop, nonton CSB, atau streaming video klip jadulnya Irianti Erningpraja ekekekek gue jadi kebawa serunya jaman itu.

Oh ya, tahu Bizzare Love Triangle nya Frente?
Ini lagu originalnya band New Order sebenarnya. Dan.... THIS IS EPIC! Lebih epic dari versinya Frente.

Okay sekian. Gue masih bersenandung sama lagunya Irianti Erningpraja-Ada Kamu. *aduh maaf ya saya kelewat jadul. udah jadul beginian lagi yang dinyanyiin* hehhe

Good nite :D


sabato 17 dicembre 2011

Punya Tangan dan Sama Punya Pemikiran

Lalu gue pun tiba di saat gue benar-benar mendapatkan mood untuk nulis!
Di sini, di dalam pikiran gue selalu ada alasan kenapa gue harus jadi penulis.

Pertama, ada yang pernah bilang "dengan menulis, kita telah turut mencatat nama dalam sejarah". Gue nggak tahu sih itu teori dari mana, tetapi setelah gue pikir-pikir mungkin ada benar juga. Kenapa orang-orang jaman dulu bisa dijuluki ilmuwan dan teorinya terpampang di mana-mana? Ya karena mereka menulis. Tidak sekedar bereksperimen. Kata-kata mereka terpampang di banyak media komunikasi yg jaman dulu masih berupa surat kabar. Atau tertulis dalam teks retorika. *sok tau bet gue*
Ya tapi kira-kira imajinasi gue seperti itu lah.
Sekarang dari mana orang tahu tentang pemikiran kita? Ya selain bicara kita juga bisa menulis. Tetapi ada berapa banyak orang yang mendengar kata-kata yang kita ucapkan? kadang masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Tapi dengan menulis orang bisa membacanya secara terus menerus. Secara tidak langsung adanya tulisan membuat kita abadi karena pemikiran kita tercatat bukan terdengar. Karena terdengar belum tentu akan terus tersiar. Belum tentu ada dokumentasinya.
Kira-kira begitu juga kesimpulan gue yang lagi-lagi sok tahu.

Kedua, menulis jurnal adalah hobi gue yang membuat gue yakin bahwa gue emang terlahir sebagai cewek!
Dimulai dari pembukaan ababil "DEAR DIARY..." jaman SD sampai sekarang pun gue masih suka nulis jurnal yang sekarang lebih filosofis atau lebih general karena pemikiran gue lebih luas ga lagi soal pribadi, tetapi soal kehidupan. *jumawa*

Ketiga, menulis benar-benar membentuk idealisme. biarpun menjadi orang yang idealis ga selamanya bagus sih.

Keempat, menulis bisa menghidupi selain hidup sebagai rohani yang hobi nulis tetapi juga jasmani yang meskipun sedikit, tetapi tetap berbuah manis.

Kelima, menulis bikin gue ngerasa keren. wkwkwkwk

Gue selalu pengen nulis buat masyarakat. Gue pengen tulisan gue berguna. Mungkin itu cita-cita yang sampai sekarang belum berhasil gue wujudkan. Minimal gue bisa menghibur banyak orang dengan membaca tulisan gue.
Gue nggak cuma mau sekedar nulis novel atau cerita. Gue pengen nulis suatu karya ilmiah, jurnal keilmuan. Karena kita semua terlahir sebagai kaum intelektual yang tidak boleh menyia-nyiakan pemikiran kita.
Gue sadar banyak orang yang mulai melihat gue sangat ambisius dan terlalu serius. Gue masih punya warna-warna cerah kok. Cuma gue pengen jadi manusia bermanfaat. Memang nulis sama aja bicara tanpa bertindak. Maka dari itu kenapa gue selalu pengen bisa nulis soal riset dan penelitian tentang persoalan nasional maupun global. Seenggaknya gue telah berkontribusi. Sama kayak orang-orang yang nulis Legal Opinion. Mungkin mereka terlihat tidak ada kontribusi blak-blakannya. Tetapi dari cerita seorang teman, gue bisa tarik kesimpulan melakukan sesuatu tidak hanya dilakukan di depan, tetapi juga dibalik meja.

So, selama masih punya tangan dan sama punya pemikiran cobalah untuk menulis. :)

Terimakasih telah mau membaca tulisan-tulisan gue yaaaa... :*

giovedì 1 dicembre 2011

Tentang "Hal Itu"

Ada beberapa orang hilang akal.
Entah hilang akal entah memang sudah niat.

Ada beberapa orang mengecap diri revolusioner.
Entah berkukuh radikal atau memang ingin pemangkasan.

Ada beberapa orang yang vokal.
Entah memperjuangkan nasib bersama atau nasibnya sendiri.

Dan entah di mana saya berdiri...
Memang seorang manusia harus bisa mengambil keputusan secepatnya.
Dan keputusan saya adalah mengambil sikap sebaik-baiknya.
Jika bertentangan dengan hati nurani maka jauhilah.
Jika memang dianggap tidak relevan maka benarkanlah.
Tanpa harus banyak berkata.
Coba jalani apa yang ada di depan dulu.
Tuntaskan sampai akhir.
Jangan banyak bicara dulu.
Porsimu belum selesai.
Semua juga ingin yang terbaik, sama-sama ingin berjuang, sama-sama ingin berubah.
Jika memang ada yang tidak disetujui, utarakan baik-baik.
Mereka masih mau mendengarkan.

Kecewa saja terkadang....
Semula semua baik-baik saja.
Tapi kini...

Benar, people do change.
But, is it the best way for us?

Istikharah deh...

giovedì 24 novembre 2011

Under Jakarta's Sky


Sebuah tempat...

Gue melalui jalan yang sama setiap hari.
Hampir setiap waktu gue melihat setiap sisinya yang sama. Masih dengan coretan yang sama, pedagang kaki lima yang sama, gerbang kereta yang masih suka dilanggar oleh supir angkot, dan kemacetan tidak manusiawi yang biasa.
Terkadang gue lagi-lagi berada di tempat yang sama.

Lalu beberapa orang bertanya,
"Tidak berpikir untuk pindah? Kan jaraknya akan lebih dekat, tidak perlu naik kereta."

Ya mungkin sekarang gue melalui jalan yang berbeda. Namun gue selalu pulang ke tempat yang sama. Melewati dinding yang sama dan menemui hal yang sama.
Gue berpikir untuk menjawab tidak.

Ada satu sisi di dalam sebuah kota, di mana seseorang merancangnya sebagai "tempat bagi orang lain".
Mungkin kita merasa sudut gang bau itu buruk. Tetapi bagi sebagian penduduk di dalamnya, tempat tersebut merupakan sumber kehidupannya. Tempat di mana mereka akan menemukan teman seperjuangan, ibu-ibu penggosip yang selalu mengikuti berita para artis kurang terkenal, anak-anak kecil yang lari-lari sore, bapak-bapak yang kumpul minum kopi di pos siskamling malam hari sambil main gaplek, dan ayam-ayam peliharaan yang bisa dijual sewaktu-waktu kalau memang butuh uang.
Sama halnya dengan keindahan taman kota yang meski sempit, tapi teduh. Atau sebuah sekolah meski lapuk, tetapi murid-muridnya selalu rindu begitu mereka lulus.
Begitulah sebuah tempat meninggalkan kesan di hati seseorang.

Gue melalui minggu-minggu yang berat belakangan ini. Ya mungkin gue sedang asik bergelut dengan rutinitas baru gue. Hingga rasanya gue rindu dan ingin pulang. Melalui tempat yang sama, tetapi terdiam untuk beberapa saat dan berpikir ada hal apa saja yang sudah berubah sejauh ini.
Ya dan ternyata... Meskipun kita melewati jalan yang sama hampir setiap hari, ada perubahan yang begitu mendasar terjadi di tempat tersebut. Hal-hal yang kita tidak perhatikan, karena kita anggap terlalu seragam. Hal-hal yang membuat kita mungkin berpikir, "Apakah kita juga sudah berubah?"

Gue mungkin menemukan jalan raya dari dekat portal pintu pertama Stasiun Jatinegara sudah diisi dengan paku bumi pembangunan terminal bus Transjakarta. Yang secara signifikan membuat penyempitan jalan dan membuat gue kesel setiap pagi harus melewati jalanan itu.

But after all, I still miss every path, every place, and everything I've through. Jalanan malam daerah Pisangan, Jakarta Timur. Jalanan sore Matraman. Hingga ke pelosok gang-gang daerah Jatinegara. Mungkin sebagian adalah kenangan masa SMA gue yang mengajarkan gue banyak hal soal pilihan dan pemikiran tentang hidup. Tetapi rasanya gue pengen membuat kenangan-kenangan baru.
Seperti rasanya ketika sore itu--ya bisa dibilang malam juga--waktu gue akhirnya melalui jalan yang sama lagi.
Dan semua rasa seperti bersatu, dan pusaran pikiran gue berekspektasi lebih, dada gue sesak. Gue kangen, gue rindu, gue pengen cepat-cepat 'pulang'. Ada seseorang yang ingin gue temui, yang sebagian besar mengisi pikiran gue yang hampir penuh dan hampir tumpah.

Di bawah langit Jakarta, ketika gue mendongakan kepala, ratusan kenangan, pikiran, dan inspirasi beradu. Di tempat dulu gue memulai sebuah cerita, gue menghidupkan kembali apa yang ingin gue bangun dalam hati dan pikiran gue. Sebuah kesan yang tidak bisa lekang di makan waktu. Karena di sanalah tempat gue tumbuh dan merasakan setiap bumbu kehidupan dan merasakan jatuh cinta kepada seseorang yang membuat setiap tempat yang pernah kami lewati bersama-sama terasa sangat berarti, meskipun ada banyak perubahan yang terjadi di sana.

venerdì 8 luglio 2011

Forget Jakarta

entah kenapa belakangan ini lagu ini yang nemenin gue nulis, baca buku, bahkan tidur. seperti ada sebuah energi yang menyertai menuju ke satu titik. I'm not exactly leaving Jakarta. I'm not travel for a long time.
Gue hanya mencoba menikmati setiap waktu gue di kota ini. Sebelum gue benar-benar melupakannya.

Jakarta...
Tempat ini memberi lebih banyak dari inspirasi dan cerita.
Setiap sudutnya, langit sorenya, jalanannya yang macet, permasalahannya, bahkan sampai kata-kata kasarnya.

----------------------------------------

And I put all my heart to get to where you are
Maybe it’s time to move away
I forget Jakarta
And all the empty promises will fall
This time, I’m gone to where this journey ends

But if you stay, I will stay
Even though the town’s not what it used to be
And pieces of your life you try to recognize
All went down

-Forget Jakarta by Adhitia Sofyan-


venerdì 10 giugno 2011

Comfort Zone

Somehow, memiliki waktu dengan diri sendiri terdengar sangat menyenangkan. Di tengah perasaan kesepian yang suka gue rasain, buku, kertas, dan pensil bisa menjadi pelipur lara. Berteman dengan imajinasi adalah salah satu hal menarik. Apa yang tidak bisa kita dapatkan dlm kehidupan nyata bisa kita tuangkan dalam dunia yang kita buat sendiri. Mungkin gue terlihat seperti seorang geek. But, this is really comfort me.

Eeem I'm looking for a house with a perfect view in the late afternoon.
So calm and comfort.
Maybe someday, we build that house. hehe

domenica 22 maggio 2011

Surprise

I watched Marley and Me and found a good quote from John Grogan.

I just know that sometimes I suprised myself
I think I never go to college, but then I got it and became a best graduate.


i don't know, sometimes God granted the prayer of a man in different ways. we never know what life would bring in next seconds. we just can expect. but in every expectation we found that any possibility could happen.

This recently happen to me. I expect, react, and the reality got me realized. I never know that I could arrive at this point. I could see what I thought I won't see.

You know, sometimes the dream I dreamed didn't come true. I always wish that maybe one day God will grant one of my dream. And it suprised me, when finally I got it.

I think I never go to college and make a change, but then God proved me wrong. I will go to college, being a student, and make a change.

------------------------
for every expectation there always a reality from a big plans. we never know. we just know, that we couldn't arrive at that point. but sometimes, we can! Keep on pray!

giovedì 24 marzo 2011

24 days left

Hello!!! Gue gatahu ini blog masih ada yang baca apa ga, apa cuma Gery doang yang baca, apa cuma Mentari doang yang suka iseng buka blog gue, atau apa Devi doang yang kalo di suruh baca baru baca. Yang pasti jika Anda orang yang setia membaca blog saya tanpa saya ketahui saya sangat senang sekali karena Anda telah bersedia menjadi teman curhat saya yang setia selama ini :")

Gue baru sadar post gue bulan ini baru satu, itupun pendek banget. Belakangan ini gue ngepost puisi-puisi gue buat buku kumpulan puisi gue (AMIN YA ALLAH AMIN JADI) di Posterous. Buat yang mau baca alamatnya KLIK INI aja. masih sedikit sih, cuma ya lumayan kalau gue lagi manyun abis TO atau lagi bengong abis belajar di depan TV nunggu iklan selese ya gue bikin puisi langsung ke post. Jadi atas bentuk kesetiaan gue terhadap blogspot, gue ngepost lagi hari ini.

okay let's straight to the point.

Ga berasa banget masa-masa SMA gue bener-bener tinggal dalam hitungan hari. Dalam 24 hari lagi gue akan berhadapan dengan meja guru, dengan pensil 2B, penghapus, LJK, dan soal selama 5 hari untuk mengerjakan Ujian Nasional. Itu pertanda gue mencapai klimaks masa SMA gue.
Bokap gue yakin mulai dari bulan April gue bakalan kayak cacing kepanasan dan stres berat. Tapi sebenarnya yang gue sudah merasakan itu dari lama, cuma karena gue punya semboyan "TRY TO STAY WOLES", maka rasanya stres itu bisa ditutupi dengan kewolesan gue.
Sejauh ini kesiapan gue sudah mencapai eemm eemm 75% karena nilai gue seputaran 75 sampe 85-an tapi ga jarang ada 50-68an. Nyebelin gara-gara soal rancu Bahasa Indonesia dan gara-gara Geografi yang seakan-akan membaca sebanyak apapun tak pernah cukup.
okay:
I MUST MASTER GEOGRAPHY BEFORE 18 APRIL 2011!!!!

oke sekedar curhat nih, ada beberapa hal yang paling ga suka selama gue menghadapi kelas 12 ini. Here they are!
  1. gue gasuka sama orang-orang yang CUMA BISA NGANDELIN KUNCI. bikin malu banget. ada 2 tipe orang seperti ini: (1) yang udah belajar, tapi make kunci buat pegangan (2) yang SAKING MALESNYE AMPE TIAP PAGI MINTA KUNCI, KUNCINYA SALAH LANGSUNG BBM ORANG MINTA DIKERJAIN KAMPRET LO! oke maaf gue ga woles. di sini miris aja rasanya. bukan gue ga suka ada orang yang dapet nilai lebih bagus dari gue. bukan itu! tapi karena itu membuktikan bahwa lo bener-bener CUPU. orang tipe pertama adalah orang yang menurut gue tidak pernah bisa menghargai kerja kerasnya sendiri. lo capek-capek belajar ampe malem ampe sakit ampe mimisan ampe nangis, tapi dengan enaknya begitu sampe sekolah lo marah kalo ga dikasih bocoran kunci atau tetep mengandalkan kunci saat lo kehabisan harapan di depan soal. guys... you're such a fool. jangan pernah panik walaupun di saat yang paling terdesak. coba hargai usaha lo. percaya deh kalo lo emang usaha lo pasti bisa mendapatkan hasil yang paling maksimal. just be confident! siapa yang jamin kalo lo pegang kunci buat pegangan, lo ga bakal liat terus? gue yakin setan sebelah kiri lo pasti juga bakal nyuruh lo liat kunci. Dan untuk orang tipe ke-2 ga ada kata lain selain, "KAMPRET!" udahlah males, gamau usaha, nyusahin orang, rusuh banget, bikin berisik. udah mana pas ujian gue duduk deket mereka lagi. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi... Insya Allah biarpun gue dikasih bocoran kunci dari manapun gue tetap bertahan dengan prinsip gue. Gue percaya kok, sesuatu yang dimulai dan dijalani dengan cara yang baik akan mendapatkan hasil yang baik juga.
  2. NGELUH. apa ya bukannya munafik. gue juga suka ngeluh. Tapi kadang-kadang agak emosi aja sama orang yang ngeluhnya kebangetan. Seperti mengeluh mengapa harus ada pelajaran X di SNMPTN atau pun UN. Begini, kalo menurut gue jika kita menginginkan sesuatu maka apapun harus kita lakukan untuk mendapatkannya. Kita tahu kita ga bisa, tapi di dunia ini ga ada kata GA untuk PREDIKAT. Selama lo masih lengkap, indera lo masih bisa bekerja ga mustahil lo bisa melewati semuanya. Kalo lo udah ngeluh "aduh kenapa sih SNMPTN harus ada Sejarah" sane aja lo masuk univ yang tes masuknya ga pake sejarah. mudah kan? sekali lagi jangan jadi orang yang merugi... paling penting jangan jadi orang yang cupu.
yah intinya: We're faces what we must to be face. There's no other way except take the risk, learn, and you'll lead your own path. Be brave! You've been through many obstacles. Just don't mess it.

yap, sekian post dari gue. banyak RENCANA KECIL PASTI BERHASIL yang sedang gue terapkan untuk menghiasi hari-hari gue menjelang UN dan SNMPTN. gue berdoa yang terbaik buat SRAVIGASS 2011 dan seluruh angkatan 2011. Semoga kita semua lulus 100% dan mendapatkan universitas yang terbaik.

\m/ KEEP SPIRIT!!

venerdì 24 dicembre 2010

Karma, Pahala & Dosa

Sebelumnya saya minta maaf jika mungkin ada yang tersinggung dengan postingan ini... Ini hanya sesuatu yang akan membuka pikiran kita tentang konsep sesuatu. Jika kita berani berkata, maka terlebih dahulu kita harus tahu makna dibaliknya. :)

----------------------------------------

Ada beberapa orang duduk di situ. Satu persatu becerita mengenai sakitnya patah hati. Rasa bersalah yang ia buat. Dan bahkan perasaan bahagia yang penuh kepuasan. Dan tiba-tiba salah satunya berkata, "Lihat saja nanti biar karma yang balas!"

Lalu ada salah seorang yang senasib menimpali, "Iya! Karma itu ada!"

Aku menggaruk kepalaku dan mengerutkan dahi. Ingin tertawa bukan main. Dulu aku percaya bahwa karma itu ada. Tapi lalu apa sebenarnya karma itu sendiri?

Menurut Wikipedia, Karma adalah:

"konsep "aksi" atau "perbuatan" yang dalam agama India dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan seluruh siklus kausalitas (yaitu, siklus yang disebut "samsara"). Konsep ini berasal dari India kuno dan dijaga kelestariannya di filsafat Hindu, Jain, Sikh dan Buddhisme."

Lebih diperjelas lagi adalah sebuah balasan akan sebuah perbuatan yang diperbuat seseorang. Karma ada 2 jenis: KARMA BAIK & KARMA BURUK. Ini menjadi sebuah kepercayaan di agama Hindu dan Buddha. Tanpa bermaksud menyinggung agama manapun, di Islam, Nasrani, dan Yahudi itu tidak dipercayai.

Seorang teman pernah bilang sama saya. "Coba lihat deh, kalo lo bicara trus lo dicuekin lo inget-inget pernah ga lo nyuekin orang." Dan temen gue menamai itu sebuah Karma. Dan itu masuk dalam jenis Karma Buruk. Ininih yang selalu diomongin orang-orang.

Beberapa orang yang selalu membicarakan Karma bahkan tidak mengerti konsep karma itu sendiri.

Sekarang banyak orang yang selalu bilang "liat aja nanti dia bakal dapet karma. karma itu ada!" Itu namanya nyumpahin. Dan sekali lagi siklus manusia tidak ada yang pernah tahu. yang mana yang harus diberi karma dan mana yang tidak, kita juga tidak tahu.

Sebagai manusia yang berakhlak dan beriman dan juga beragama sebenarnya yang harus kita paham adalah konsep PAHALA DAN DOSA. Pernahkah di dalam Al Quran dibahas jika kamu membunuh maka kamu akan dibunuh?

Atau contoh yang paling nyata?

Pernahkan kita lihat koruptor di luar sana yang ditangkep? Tapi apa abis gitu mereka hidup melarat? Banyakan masih bisa foya-foya hidup enak sampai mati?

Tapi bagaimana kehidupan akhirat mereka?

Karma ga berlaku di akhirat.

Saya pernah mendapati sebuah kutipan di salah satu blog:

Pada sebuah perbincangan antara dua orang laki-laki dan seorang perempuan kata karma terucap.

Kedua laki-laki itu setuju, karma memang ada. “Apa yang kau tanam, itulah yang kau tuai.”

Perempuan itu memastikan: “jangan memukul jika tidak ingin dipukul, begitu?”

Kedua laki-laki itu mengiyakan.

Perempuan itu bertanya: “bagaimana dengan, to kill or to be killed?”

Kedua laki-laki itu terdiam. Memikirkan jawaban.

Lalu seorang dari mereka menjelaskan: “mungkin karma dimaksudkan untuk mencegah mereka yang ingin berbuat jahat. Memaksa mereka untuk berpikir ulang dan menimbang-nimbang, apakah yang akan dilakukannya akan melukai orang lain. Apakah dirinya sendiri akan terluka jika diperlakukan demikian.”

Yang seorang lagi menambahkan: “untuk membunuh atau dibunuh adalah naluri. Insting. Biasanya manusia berpikiran demikian jika merasa terancam. Tapi manusia kan tidak selalu merasa terancam.”

Si perempuan tersenyum. Ia menimpali: “berarti karma hanya bekerja pada mereka yang jahat, bukan? Jika manusia yang baik percaya akan karma, maka ia tidak akan menjadi baik untuk waktu yang lama. Ia akan selalu menimbang-nimbang. Lantas jadi peragu. Ia akan menghitung-hitung, lantas tak jauh bedanya dengan orang kikir yang selalu mencari untung. Atau, paling-paling menjadi manusia yang selalu cari aman. Takut mencoba. Takut membuat kesalahan.”

Kedua laki-laki itu terdiam lagi. Ragu. Menimbang-nimbang.

Si perempuan berkata lagi: “banyak orang berpikir, dengan selalu berbuat baik akan memustahilkan hal-hal buruk untuk terjadi pada mereka. Sometimes bad things happen to good people, and good things happen to bad people. Jika prinsip karma adalah apa yang kita tanam, pasti itulah yang kita tuai, maka karma tidak benar-benar ada. Mereka melupakan kemungkinan bahwa badai mungkin saja datang dan menggagalkan kerja keras serta bibit unggul yang kita tanam. Tidak ada panen. Mereka lupa bahwa ada Tuhan dan kehendak-Nya, yang akan mempengaruhi kehidupan dengan cara-cara yang misterius. Yang tidak dapat diperhitungkan.” :)
----> http://roughsapphire.tumblr.com


Bagi kita yang percaya Tuhan itu ada, entah itu Allah SWT, Allah Bapa, atau pun Yahwe *tergantung iman*, harusnya kita lebih percaya kepada kuasa Tuhan. Bila kita berbuat baik maka yang kita dapatkan adalah PAHALA, bila kita berbuat yg dilarang Tuhan maka yang kita dapatkan adalah DOSA. Pahala dan Dosa adalah sesuatu yang diperhitungkan di hari akhir.

Mungkin kembali lagi pada kita...
Sekarang kita sudah mengenal konsep karma itu. Apakah kita masih akan bicara mengenai karma? I think it doesn't exist... Karena satu-satunya yang saya percaya adalah KEEKSISTENSIAN TUHAN yang akan memberi setimpal dengan apa yang telah kita perbuat. entah itu sebuah pahala atau sebuah dosa. :)

martedì 14 settembre 2010

how to spread love?

so HOW TO SPREAD LOVE?

just smile and said HAVE A GOOD DAY, FRIENDS!!!




a little thought that I've got from life...
because when someone had a bad day, somewhere in this world was having a worse day..
why we don't spread love by wishing someone's life happy?

martedì 7 settembre 2010

From Bandung With Love


FROM BANDUNG WITH LOVE

Vega, mahasiswi yang selain bekerja sebagai penyiar radio dengan nama samaran Vey, ia juga bekerja sebagai copywriter. Sebagai penyiar radio ia memakai nama Vey, mempunyai acara khusus yang membahas masalah relationship berjudul “From Bandung With Love”

Cerita dimulai saat Vega memutuskan untuk membahas masalah perselingkuhan dan kesetiaan dalam siaranya minggu mendatang. Dia mulai dengan teori bahwa 10 dari 11 laki-laki tidak setia. Teori ini diperkuat pula oleh Wulan, sahabat Vega yang baru saja mendapati pacarnya selingkuh

Usaha Vega pun dibawa ke kantor advertising yang mempekerjakan dia sebagai copywriter. Dia mengamati lalu memilih Ryan, creative director yang terkenal playboy. Vega memanfaatkan waktu seminggu menjelang siaran untuk mendekati Ryan, untuk mencari tahu dari sisi lelaki yang tidak setia

Tapi apaun bisa terjadi dalam 6 hari…Vega jatuh cinta beneran sama Ryan karena Ryan memang tahu benar how to treat a lady, sebuah karakter yang berbeda dengan Dion, pacar Vega yang sebenarnya. Hingga di satu titik Vega menyadari bahwa dialah yang tidak setia. Tidak setia terhadap tujuan, terhadap Dion, Wulan dan dirinya sendiri

-----------------------------------------------------------------------

ada satu pertanyaan mengambang setelah gue nonton film ini di siang hari liburan gue (haha)...

apa yang tidak kamu temukan di aku yang dapat kamu temukan di dia?

setelah film ini selesai gue menutup drama dengan berteriak di twitter SELINGKUH ITU JAHAAAATTT. dan semua orang ngira bahwa gue baru diselingkuhin. eh sorry, gue abis nonton film. satu hal yang gue sadari adalah semua hal bisa terjadi. tapi semua itu kembali kepada satu hal yang dinamakan PILIHAN.

takdir orang memang sudah disuratkan. namun apa jadinya toh kita juga yang menentukan dan kita juga yang menjalani dengan cara kita sendiri. coba tokoh Vega ini ga memilih untuk membahas topik perselingkuhan? coba tokoh Vega ini tidak memilih berbohong bahwa dia memang sudah punya pacar? coba tokoh Vega ini tidak memilih untuk bersikap naif? tentu tidak akan ada sad ending. yes, i thought that the end was so sad.

gue lagi tertarik dengan topik perselingkuhan. or whatever it said... heeemmm but, gue ga akan pernah mencoba meneliti. gue ga akan pernah mencoba terjun. karena terlalu berbahaya untuk terjun. satu hal lagi, kita bisa saja terjebak sebelum menemukan jawabannya.

gue bisa memilih...

memilih untuk tetap berada pada jalur yang sama. bahwa gue yakin perselingkuhan itu buruk. nonton film Indonesia satu ini (ya ini film Indonesia yang sebenernya biasa aja) bikin gue mikir dua kali. apa yang gue tidak bisa dapatkan dari cowok gue? seharusnya gue mendapatkan semuanya? ya... kenyataannya ada beberapa hal. tapi buat apa gue cari dari orang lain ketika gue lebih membutuhkan yang ada di dalam dirinya...


karena apa?

karena sejak awal SAYA TELAH MEMILIH DIA...

venerdì 3 settembre 2010

love needs money

haha judul ini post ga banget ya? ah jangan gitu... ini bukan lirik lagu CinLau yang tiap hari diputer di KFC. Post kali ini gue mau ngomongin soal DUIT. karena prinsip gue semua hal itu "Do It With DUIT". ya seenggaknya buat memenuhi kebutuhan kita butuh duit. Biarpun banyak hal yang ga bisa dibeli dengan duit. (sejujurnya gue emang lagi gada kerjaan di sabtu pagi ini jadi ya ini gue iseng bikin beginian haha)

ngaku deh lo butuh tips untuk menangani masalah keuangan kan? NAH GUE, SEBAGAI SEORANG FINANCIAL ADVISOR yang baik (sepiknyeee) akan memberikan lo tips. Mungkin kali ini dari segi gaya berpacaran dulu ya.

mari kita namakan metode penghematan ini dengan istilah:

"PARKER"
(Pacaran Kere)


jangan terburu-buru menjudge bahwa hal ini sangat ga banget, jangan mikir lo bakal gue kasih tips buat malam mingguan di Jembatan Cinta, di deket waduk, atau di Jembatan Penyebrangan Kampung Melayu. gaaa!!! Yang gue maksud kere di sini adalah lo akan meminimumkan pengeluaran lo dan berusaha memfleksibelkan pendapatan lo untuk membiayai segala bidang. (esesesese sepiknyeee) tapi ga salah kan buat dicoba.

masalah pertama orang pacaran adalah KOMUNIKASI. coba kaitkan komunikasi dengan isi dompet? Ya tepat! PULSA. Karena ketika kita pacaran lo bakalan lebih sering SMS sekedar nanya, "kamu lagi apa?" atau "kangeeennn nih" atau bahkan "yang bales dong sms akuuu" dan itu membutuhkan pulsa yang teramat banyak. apalagi kalau Anda dengan pasangan Anda adalah tipikal erat yang tak bisa terpisahkan dan tak mampu terpisah jarak ruang dan waktu, jadi harus terus-terusan berhubungan nyerocos. belum lagi setiap malem lo bakal OTP-an (teleponan) sampai kuping merah. Dan hebatnya untuk menghemat itu semua lo rela-relaan bangun jam 12 malem demi tarif telepon murah. Kalo gue jadi lo mending gue sholat tahajud aja jam segitu. oke sip! tips dari gue adalah:
  • cara tradisional SURAT-SURATAN
  • cara ribet lo cari provider yang menyediakan segala kemurahan dan kemudahan dalam telepon dan SMS setiap saat yang membuat lo ga harus beli pulsa tiap hari, banyak kok provider yang promonya kayak gitu. tapi resikonya biasanya lo bakal lebih sering gonta-ganti nomor hape. BT! (curcol: dulu gue sama pacar gue bisa keluar 7rb bahkan ampe 14rb per hari pun pernah)
  • cara modern dengan modal kurang lebih 2jt BELI SMARTPHONE yang punya aplikasi Messenger dan langganan biaya yang bisa diaktifin ketika lo beli pulsa. Ya tahulah yang gue maksud. Jadi kalo lo aktif internetan juga, pulsa lo ga bakalan abis buat itu semua. lo sama pacar lo bisa messenger-an sesuka jiwa yang biayanya udah ditanggung sama langganan dan ga perlu abisin pulsa SMS. kalau emang lo mampu lo beli lagi pulsa sekitar 10rb kalau emang ngotot masih kepengen telpon2an. (curcol: gue ga pernah nambah pulsa 10rb lagi, langganan paket mingguan dengan provider gue tercinta yang udah gue pake dari jaman SD cukup mengeluarkan kocek 26rb-33rb gue mampu bertahan selama seminggu lebih. dulu sih 44rb per minggu)
masalah kedua orang pacaran adalah DATING atau kencan. gue tahu banyak banget yang mendambakan dinner romantis ditemani lilin kecil yang exclusive cuma lo berdua aja dan begitu lo ngebayanginnya aduuuuhhh it so expensive. who said??? belum lagi mikirin lo mau jalan-jalan ngapain aja. entah nonton, belanja atau segala-galanya. yaaa yaa yaa... lancarkan strategi PARKER kawan!
  • cara tradisional ngapelin pacar ke rumahnya aja, menang ongkos jalan sama lo beli martabak atau sate buat nyogok keluarganya. kalau punya motor atau mobil mungkin akan sangat lebih hemat lagi.
  • paket hemat, ajak pacar nonton bioskop ga usah ngarep yang mahal-mahal dan gaya kayak di XXI atau blitz (meskipun sekali-kali perlu) cari bioskop yang harganya masih 25rb paling mahal pas weekend pun masih bisa kan. pulangnya makan deh di McD atau restoran pinggir jalan. saat-saat kayak gitu justru saat-saat yang paling romantis.
  • pacaran murah keliling kota. bisa dipilih Kota Jakarta dengan bus Transjakartanya, Kota Bogor dengan kenikmatan naik keretanya, Kota Bandung dan keinginan membara lo untuk wisata kuliner enak dan murah, Kota Yogyakarta dll
  • catatan : PENTING UNTUK KITA MEMBUDGETKAN! (curcol: kalau gue sama Gery biasanya harus mampu dengan duit maksimal 100rb untuk satu kali sebulan jalan)
masalah ketiga dalam suatu hubungan pacaran adalah MEREBUT HATI ORANG TUA! apa hubungannya sama keuangan? selain lo nyogok dengan martabak atau sate, atau bersikap sopan, atau menjemput dan memulangkan kembali anak perempuan mereka ke depan rumahnya, atau masakin makanan, atau bantuin ibunya beres-beres rumah nih...
  • tunjukkan kalo lo memang punya skill untuk menjadi manusia yang PRODUKTIF. dengan bakat yang lo punya lo bisa menambah penghasilan lo dengan berbisnis atau paling banter lo punya kerjaan tetap. reputasi lo di dunia kerja dapat membuat orang tua pasangan lo ngerasa bangga sendiri. atau mungkin lo bisa membangun sebuah bisnis bersama kekasih lo. tapi ingat ya... hubungan bisnis dengan hubungan pacaran itu berbeda. kalian seperti membangun sebuah rumah tangga baru lagi. yang harus kalian urus ada macem-macem. perlu perencanaan, target jangka panjang dan jangka pendek, tiap hari bakalan sibuk dengan mikirin strategi bisnis, modal besar yang berkelanjutan, dll.
Tapi sebenarnya di balik itu semua kawan. Yang paling penting bagi kita adalah kita harus selalu memperhatikan INCOME YANG KITA DAPAT. Perencanaan keuangan yang matang akan memudahkan elo untuk mengatur keuangan lo. Pengeluarannya harus beneficial (memberikan keuntungan tersendiri). Ga merugikan! Percuma kan lo keluar duit ampe beratus-ratus ribu demi nyenengin pacar lo yang ternyata cuma asik sendiri milih-milih baju di Mall dan lo bengong.

Memang ada istilah "uangku uangmu juga" atau "uang suami uang istri juga, tapi uang istri belum tentu uang suami". Ada baiknya kalau kita punya perencanaan keuangan bersama. kayak temen gue si Devi sama Naufal mereka kalau lagi jalan bayarnya ganti-gantian dan mereka punya tabungan bersama. Atau kayak gue, kalau mampu traktiran, kalau ga mampu ya sendiri-sendiri.

Segala hal itu bisa diatur kok. Gue cuma ngasih saran. Aplikasinya bisa kalian sendiri yang menginovasikannya. Yaaaa selesai deh keisengan saya hehe... Semoga dapat menjadi sesuatu yang berguna ya...!

salam tempel!!

sabato 26 giugno 2010

Drama Seusai Pesta

ya ya yaaa di hari libur gue yang semakin garing padahal baru mulai gue sudah menghabiskan satu buku yang gue pinjam dari Mentari Amir setelah minjemin The Wednesday Letters buat liburannya.

Rencananya mau gue baca nyicil-nyicil. Jadi paling ga sampai seminggu ke depan gue masih ada bacaan. Soalnya gue cuma minjem satu buku. Ga enak buat minjem-minjem lagi. Dan gue ga bakalan sempet ke Gramed. Kalo ke Gramed bawaan gue cuma beli buku soal persiapan UAN & SNMPTN doang.

okey, sedikit banyak gue pengen cerita soal buku ini... buku yang lumayan seru untuk dibaca. karena jujur isinya benar-benar sebuah realita. biarpun gue juga belum pernah berkeluarga, tapi gue rasa banyak orang yang pernah ngalamin masalah-masalah kecil dalam rumah tangga mereka yang akhirnya berdampak besar. jadi coba-coba deh baca... nih gue kasih sinopsisnya:

Barra dan Ata saling jatuh cinta—lalu menikah. THE END. Berarti sekarang, harusnya mereka mengalami 'hidup bahagia selamanya' seperti di dongeng-dongeng romantis yang pernah dibaca Ata sewaktu kecil. Tapi, pernikahan tidak lantas menjamin bahagia seperti itu. Hidup bersama sebagai pasangan suami-istri ternyata tidak seindah kehidupan ala Barbie dan Ken. Harus ada yang mengalah. Harus ada yang menekan ego yang selama ini terbiasa merdeka. Harus saling mengerti. Tapi bagaimana jika belakangan Ata sadar, ternyata Barra bukan suami sempurna seperti sangkaannya semula?

* * *

sekarang kita mulai pada pokok pembahasan gue di post satu ini. gue ngasih judul Drama Seusai Pesta bukan tanpa arti lhoo... bukan karena itu tagline bukunya.

hah ya sebelumnya, gue memang masih kecil. gue belum pernah menikah dan segala macamnya. tapi hal-hal di bawah ini bukan merupakan kesoktahuan gue, karena sepertinya gue sering menemukan hal-hal ini di kehidupan nyata. jadi bagi anda-anda yang menganggap saya ga berhak ngomongin soal pernikahan dan kehidupan keluarga hmmm cukup baca sinopsis terus lompat langsung ke bagian kesimpulan.

hmmm, udah baca kan sinopsisnya. yang gue tahu di pikiran awam gue sebagai seorang perempuan berusia 16 tahun yang udah ngebayangin pernikahan gue kayak gimana, pernikahan itu seperti sebuah titik di mana akhirnya elo mencapai akhir perjuangan cinta. Hei ternyata hei ternyata! sebenarnya babak baru dari drama kehidupan kita yang seperti roda berputar ini justru baru dimulai dari perkawinan.

mungkin sekarang kita boleh bilang kita sudah mengenal pasangan kita dengan baik. ih sapa yang sangka saat lo tidur satu ranjang sama dia lo baru tahu dia kayak apa, ketika lo membuka mata lo baru tahu kebiasaan dia yang lain apa. intinya... mengenal seseorang tidak berhenti pada satu titik tertentu. itu hal pertama yang gue tangkep.

hal kedua adalah, gue kira keluarga yang keliatannya harmonis-harmonis aja ga punya masalah. dalam suatu hubungan pasti ada sebuah titik jenuh. sama saja seperti kita melakukan kegiatan tertentu. sedihnya ketika ada titik jenuh terlebih terhadap pasangan, biasanya orang bakalan nyari selingan. mungkin waktu lo pacaran, pacar lo ga pernah selingkuh. waktu lo nikah siapa yang kira kalo suami lo bakal selingkuh diam-diam, meski belakang-belakangnya balik lagi ke elo.

selama ini, setiap kali cowok gue ngomong "kita nikah yuk setelah lulus SMA" entah itu bercandaan atau bukan gue selalu mikir. siap ga ya siap ga ya? sudah mapan kah? mau hidup pakai apa? itu terus-terusan. sebenernya gue agak bingung dengan esensi pernikahan. yang selalu diomongin orang, ketika kita menikah kita melengkapi sebagian iman kita terlebih ini adalah cara terbaik menjauhi perzinahan. bener juga sih... ya yang selama ini gue pikirin gue bakal nikah kalau gue udah siap lahiriah batiniah sampai ke permasalahan keuangan. siap menghidupi atau tidak. dan ga ngerti kenapa gue berkesimpulan SEMAPAN APAPUN SESEORANG TIDAK MENJAMIN PERNIKAHANNYA BAHAGIA. memang hal paling realistis di dunia ini itu cinta ya. di mana ada cinta di situ ada kepercayaan. di mana ada kepercayaan di situ ada keyakinan. di mana ada keyakinan tidak akan terjadi perpecahan.

di sini gue belajar untuk tidak menjadi seseorang yang labil. cowok gue pernah bilang ada orang yang ngerasa dirinya masih laku, jadi begitu dia udah ga ngerasa cocok sama pasangannya dia bisa dengan gampang ninggalin orang itu dan ganti ke orang lain. dan dengan enaknya itu orang ngomong "i've changed" dan segampang itu mereka pergi. S-SAAKK-KIT! hemm cowok gue yang hebat itu berhasil meyakinkan gue bahwa gue ga laku! haha bukan bukan! di sini gue ngeliat bahwasanya di luar sana ada orang yang lebih hebat dari pasangan kita, tetep orang yang telah lama ada di hati kita yang sudah kita nikahi dan telah kita limpahi dengan sumpah dan komitmen harusnya kita jaga bahkan kita juga harusnya menjaga hati kita. hanya ada 1 orang sampai akhir. tapi faktanya... bagi kebanyakan orang itu susah.

hal kelima, selama ini gue selalu mikir untuk jadi ibu rumah tangga yang baik yang akan selalu mengurus anak di rumah menunggu suami sampai pulang akan memiliki rumah tangga yang harmonis juga. dan kenyataannya lagi-lagi pikiran gue mungkin benar, tapi di balik itu ada realita kehidupan yang juga pahit. ga semua istri yang mengabdikan diri untuk keluarganya memiliki kehidupan yang harmonis.

MERTUA!!! ORANG TUA PASANGAN! haha dari jaman pacaran pasti selalu takut deh, apalagi nanti kalo udah menikah. si gery aja takut banget sama bokap gue. ga tahu kenapa nanti kalo udah nikah gue ga pengen banget orang tua ikut campur dalam pernikahan gue. intervensi mertua bahkan orang tua sendiri kadang-kadang suka ga ngenakin. yaaah bagi gue orang tua adalah penyampai saran bukan penyelesai masalah. tapiiii kita tetap harus menghormati mertua kita. woy mereka orang tua juga ooyy!!

apalagi yaaa... mungkin hal ke tujuh ada di luar buku... sebagai seorang pasangan yang sudah menikah kita tetap perlu ambisi... itu yang membuat gejolaknya makin terasa. yaaa, setidaknya gue berpikiran untuk tetap menghadirkan suatu target yang terus ingin dicapai. tidak ada titik limit. mungkin di kulkas rumah tetap akan ada tulisan STUFF WE'RE GOING TO DO. di tengah malam dalam gelap lampu kamar akan ada tetap percakapan dengan awal "how's your day?" dan kita bicara banyak hal, mikirin isu yang lagi hangat saat ini, berdiskusi masalah keluarga, mencari solusi terbaik bersama, dan bahkan ngereveal masalah kayak yang beberapa malam kami sering lakukan. di akhir pekan akan tetap ada teriakan "kita akan berlibur ke mana hari ini mama papa?". setiap hari tetap ada kata-kata "aduuhh istri aku cantik banget" meskipun kita cuma pakai daster jelek, yah tapi gue akan tetap ngerawat diri suami mana sih yang ga seneng liat istrinya cantik dan bisa ngerawat dirinya sendiri. atau hal paling manis, kami masih bisa saling menemukan sebuah surat cinta terselip di salah satu bagian rumah di hari Jum'at.

Pernikahan bukan titik akhir. It's not the end. It's not happily ever after like in fairy tales. It's a life that never ends... gue masih harus banyak belajar. suatu hari nanti gue bakalan menikah. dan gue berharap kesenangan yang gue rasakan selama gue masih pacaran ga akan pernah berkurang ketika gue menikah. kemesraan masih sama. kejenuhan yang akan berbalik lagi menjadi ketar-ketir jatuh cinta. hey, menjadi ABG ga harus hanya sekali kan? kita berhak jatuh cinta berkali-kali kepada pasangan kita, bahkan setiap kali kita membuka mata. sebaiknya habis ini gue tanya sama pacar gue, istri seperti apa yang dia inginkan? dan saya tidak akan mengurangi sedikit pun kebahagiaan kami dengan apa yang kami lakukan saat ini... maka alangkah sangat baiknya jika kita bisa berpikir sehat, memaklumi pasangan kita, dan mencari solusi bersama ketika menghadapi masalah bersama. ketika kita sudah berumah tangga segala hal menjadi masalah bersama. gue berharap dengan begini gue bisa mempertahankan keluarga. sebuah kebahagiaan ditemukan pertama pada keluarga sendiri kawan...

ya Allah... hari ini Engkau beri berkah pada keluarga kami. Terimakasih Engkau tetap mempersatukan jalinan pernikahan keluarga ini. 50 tahun untuk eyang kakung dan eyang putri. 20 tahun untuk ayah ibu hamba. dan juga kelanggengan bagi keluarga kami yang lainnya.
berkahilah hal yang sama pada kehidupan keluarga masa depan hamba nanti ya Allah... sebuah keluarga kecil yang harmonis, dan di penuhi dengan cinta tanpa adanya drama perselingkuhan. Lindungi kami ya Allah... hanya pada-Mu hamba berserah dan memohon....
Amin ya rabbal al amin...

lunedì 14 giugno 2010

J.E.N.U.H !!!

sebelumnya selamat siang. di tengah cuaca yang amat sangat mendung, rasa emosi yang tinggi, dan suara lagu-lagu ballad yang hangat di kuping gue memilih untuk nge post. saat ini gue ga tahu mau cerita sama siapa. benar-benar ga tahu! sedangkan pikiran ini ada di benak gue berhari-hari, bercokol kayak kotoran kuping minta dikorek.

gue merasa menjadi jenuh dengan kehidupan itu menyedihkan. ya dan rasanya sangat menyedihkan saat gue tahu gue jenuh dengan kehidupan gue. terutama aktivitas gue.

belakangan ini gue benar-benar bergelut dengan organisasi. kembali sibuk dan sayangnya mulai merasa jengah. proker setimbun-timbun, tapi semua kondisinya sangat miris. masalah yang dihadapi selalu sama. kurang dana. kurang peserta. konsep ga mateng. anggapan buruk dari anak 54. dukungan minim dari guru. dan kegiatan gue bakalan terus nyari donatur, terus mikirin sponsor, terus ke sekolah ngurusin stand, terus mikirin anggaran dana, terus jualan-jualan.

iya itu pilihan! dan gue nggak nyesel kok pernah ngerasain ada dalam posisi itu. tapi kenapa kondisinya ga pernah berubah bukankah kita sudah terlalu banyak belajar. terlalu sering mendapatkan masalah yang sama. lalu mengapa kita tidak berubah? apakah berubah hanya sekedar lebih besar dari tahun lalu? GA KAN! berubah itu kita lebih baik dari hari kemarin. tapi kenapa yang lain ga mau berubah di saat gue mau berubah. sedangkan pada hakikatnya gue harus mengikuti dengan lingkungan karena kalo ga gue ga bisa diterima di sana.

tapi terkadang gue pengen mengatur diri gue sendiri. gue butuh waktu gue yang dulu. waktu gue bisa baca buku-buku tebel, dengerin musik sambil nyanyi, nulis novel dan selalu menghasilkan satu buku baru setiap liburan, jalan-jalan dengan nyaman. YA SEMUANYA TANPA DITEROR JARKOMAN!

aduh gue ngerasa bego banget sekarang gue koar-koar di sini.

karena iya ini pilihan gue. ini resikonya. tapi gapapa yah biarin gue koar-koar hari ini. gue benar-benar jenuh. jenuh parah. gue lagi pengen menceburkan diri gue dalam-dalam biar rasanya mati. ketika kita mematikan perasaan maka kita akan menceburkan diri kita jauh-jauh ke dalam perasaan tersebut sehingga kita tahu seberapa sakit perasaan itu dan pada akhirnya rasa sakit itu menjadi sebuah kejenuhan baru yang membuat kita tidak ingin berada di sana. ya dan rasanya seperti ini...

besok gue akan siap lagi menghadapi tantangan dunia yang baru...