venerdì 14 settembre 2012

Solanin (and all the question about life in me)

semakin jarangnya gue ngeblog, semakin jarang juga orang untuk mampir baca di sini.
Kali ini mau ngeshare satu manga that I recently read. 




Kreatornya adalah Inio Asano. Sebenarnya manga-nya sendiri udah lama banget, sekitar tahun 2005-2006. Gue juga tahu karena si Gery cerita dia abis nonton film dengan judul yang sama beberapa bulan lalu.
Sebenarnya alur ceritanya sangat cepat (mungkin karena komik), benar-benar menggambarkan real life dan nggak mengada-ada. Baca ini seperti di bawa ke runtututan pemikiran filosofis tentang hidup karena dialognya yang super dalam. Konfliknya sederhana, tapi menyentuh. 

Di usia gue yang 19 tahun ini gue jadi menyadari banyak hal dan makin bertanya-tanya sama diri sendiri tentang apa yang sebenarnya pengen gue lakukan dan gue lalui. Apakah gue cukup puas dan bahagia dengan yang gue jalanin sekarang. Dan sejujurnya masa muda gue ini minim tantangan dan minim karya. Satu hal yang gue ga mau sesalin adalah masa muda gue ini. Yang ternyata... memang sangat membosankan karena gue berada di bawah langit yang sempit dan terasa akan jatuh menyentuh gedung pencakar langit tidak lama lagi. Gue belum melakukan banyak hal kecuali melihat hal yang itu-itu aja, menyelesaikan masalah yang itu-itu saja, dikerjain rutinitas yang itu-itu aja, dan melihat dari perspektif mahasiswa. Gue ga sebebas dahulu. Sebenarnya gue bingung sejak kapan gue merasa kehilangan kebebasan ya? Kayaknya lama banget, kayaknya sejak SMA, atau mungkin lebih lama? Bebas di sini... gue hampir lupa caranya berimajinasi. Imajinasi gue ya hal-hal yang gue lihat sehari-hari. Boring? yeah

Soundtrack film ini berjudul Solanin yang dinyanyikan Asian Kungfu Generation. Lagunya bercerita tentang sebuah perpisahan. Bisa diinterpretasikan sebagai penyambutan untuk diri yang baru, masa depan yang baru. Bisa juga waktunya untuk move on dari cinta lama. Bisa juga diartikan sebagai ya... Goodbye my dream future. 
Semalaman gue mendengarkan lagunya sampai tidur... Mengucapkan selamat tinggal pada salah satu kegagalan yang akhirnya gue alami setelah sering merasa berhasil. Padahal jika gue berhasil minimal tahap pertama saja, gue bisa melihat hidup gue berubah dan gue bisa melihat diri gue yang lain. Mungkin yang sebenarnya. Mungkin sebuah harapan baru. Tapi saat ini, mungkin Tuhan memberi tahu ada jalan lain untuk gue tempuh mungkin jalan yang selama ini gue rencanakan. Mungkin... semua mungkin di dunia yang penuh kemungkinan ini.

Thought I caught a glimpse of the future but now it's goodbye...

I should find another dream. I should find a way. And I will make myself worth to live.