Visualizzazione post con etichetta maryakamila. Mostra tutti i post
Visualizzazione post con etichetta maryakamila. Mostra tutti i post

mercoledì 12 maggio 2010

The Photograph



dia melukiskan kisahnya dengan sangat gamblang. lewat sebuah foto yang berwarna pudar dan sedih. seumur hidupnya yang tersisa hanyalah selembar foto tersebut. dan kenangan yang tersisa akan dirinya hanyalah kenangan di tepi laut tersebut.


ini adalah rangkaian kisahnya yang pertama akan kau lihat. dan akhirnya berakhir lagi-lagi di tepi pantai.


Kamarabagas mungkin punya cerita sendiri mengenai tepi pantai tersebut. Mungkin anginnya yang berhembus membuatnya melamun lebih lama. Atau mungkin karena dia selalu datang ke sana sendirian tanpa ada seorang pun yang mengganggu ritual sucinya tersebut?


ya namun berbeda rasanya hari ini. ketika Maryakamila---satu-satunya gadis yang iya ajak ke sana ikut melamun bersamanya. bersama segala asanya. bersama segala bayang kabur akan dirinya. bersama dengan pertanyaan masa mudanya yang mungkin akan berakhir dengan segera.


sebelum akhirnya hari beranjak menua dia menggenggam tangan Marya. ingin rasanya dia ucapkan yang sebenernya. apa yang mengganjal dalam benaknya. tapi terlalu rapuh untuk diutarakan sekarang, mata kecil yang dimiliki Marya berbinar memendar. penuh dengan kaca-kaca. air mata...


Kama: "katakan padaku kau mencintaiku..."


Marya: "aku tidak bisa."


Kama: "kenapa?"


Marya: "karena kamu."


Kama: "aku?"


Marya: "kamu dan kedewasaanmu. kamu dan kesendirianmu. kamu dan ketidakjujuranmu. kamu dan ketakutanmu. kamu dan semua hal yang berkaitan dengan persaanmu padaku."


Kama: "perasaanku?'


Marya: "jika kuminta kau yang katakan apa isi hatimu. aku yakin kamu akan ceburkan dirimu sekarang juga ke dalam air."


Mereka terdiam. pernyataan Marya sekeras palu. bernada ancaman. dan menandakan bahwa Kama memang pengecut.


Ketika hari itu akhirnya menua dan bersembunyi dalam kelamnya malam. Marya tak lagi berada di sampingnya. dia pergi jauh. dan yang tersisa adalah foto polaroid tua...


dia pergi...


dan Kama menerjunkan dirinya ke dalam laut. dia akan tenggelamkan kenangannya akan gadis itu dalam-dalam.

venerdì 12 marzo 2010

Febraio-Marzo

kursi taman itu kosong...
kemarin dia masih berpenghuni
di tengah kemurungan dan kekalutan
menatap kuningnya rerumputan
berpayung dahan-dahan yang menghitam dan basah

ya maryakamila kemarin di sana
seperti yang biasa dia habiskan setiap senin
membuka buku usang yang selalu dibawanya
buku yang menceritakan banyak hal tentang cinta
dan terkadang dia akan menangis di sana

kursi taman itu selalu basah
terkadang basah karena hujan
terkadang basah karena titik-titik embun pagi
dan setiap senin basah karena air mata

senin kemarin maryakamila kembali ke sana
duduk
terdiam
menghirup sisa udara sebelum senja melepas letih

dan dia teringat seseorang
seorang lelaki yang selalu ada di setiap serial hidupnya
sudah 3 bulan
dan rasanya dia menghilang
ke mana?
ke mana kamarabagas

biasanya dia di sini...
memunggunginya
menyender pada batang pohon yang berdaun kuning
menatap ke arah selubung dedaunan
meresap wangi bayu
lalu pergi dengan wajah tertunduk

ya dia...
pada Bulan Februari hingga Maret dia seperti itu
seperti kehilangan jawaban atas dirinya sendiri

dan usianya yang beranjak tua
apakah dia tak temukan cinta sejatinya?

satu tanya di hati marya: bisakah aku jadi cinta sejatinya? di usiaku yang terpaut bertahun-tahun di bawahnya?

martedì 9 marzo 2010

when the rain come...

hari ini hujan... hujan yang sama namun nuansanya berbeda. maryakamila berjalan dalam diam menembus belantara hati yang terluka. dia hanya menatap keheningan di luar jendela sana.
satu-satunya yang diingat hanya sosok tubuh tegap dengan pakaian sekedarnya melintas di kala hujan.
ya kamarabagas biasanya akan hadir berpayung cinta berselimut tenang dan menghangatkan dinginnya perasaan di kala hujan.

tapi hari ini tidak...

ada hal lain yang tersembunyi di balik hujan

entah itu siang

entah itu malam

dan mungkin saja sebuah kenangan yang tak bisa terulang

sabato 30 gennaio 2010

Gennaio

masih ingatkah dengan Kama dan Marya?
=========================================
aku akan menghantar Kama dan Marya pada butir-butir pertemuan pertama yang cukup intim. ketika hujan di kala senja menyatu dengan warna pelangi dan warna-warna jingga pada langit sore. dan sebuah gerai kopi adalah tempat tatap muka orang-orang yang terjebak dan ingin berteduh. yang terjebak karena tak dapat cari kudapan hangat. dan yang terjebak oleh elegi kehidupan masing-masing.
ya Kama akan tatap Marya lewat sisi pintu itu. dengan terusan floral, sepatu kets usang, jaket kulit coklat yang basah, dan tas selempang besar yang terlihat berat.
Kama : jadi bagaimana kalau kau duduk di sini.
Marya : ya bolehkah?
Kama : Silakan...
Marya : namaku Marya...
Kama : namaku Kama.

giovedì 14 gennaio 2010

dialog Kama dan Marya

Kama : "bilang saja kamu cinta padaku"

Marya : "hah untuk apa jika nyatanya tak seperti itu"

Kama : "aku bisa lihat itu marya..."

Marya : "dari mana kama"

Kama : "dari matamu"

Marya : "mata"

Kama : "iya... karena kamu juga bisa lihat dari mataku"

Marya : "apa"

Kama : "bahwa aku mencintaimu..."

(setelah itu kembali sunyi di sini... layar tertutup dan semua selesai... saya kehabisan ide)