dan mungkin balerina itu tidak pernah menari
-----------
aku menelusuri seluk beluknya. bagaimana ia bergerak. bagaimana musik mengalun dan kaki-kaki mungilnya menelusuri panggung yang gelap. bagaimana ia tersungkur. dan bagaimana ia bangkit dan melompat.
masih sama seperti angsa cantik di danau dan bangau yang terbang menuju selatan.
ketika kau membuka kotak musik tersebut. dia diam terpaku. hanya tubuhnya yang bergerak memutar. dan musik mengalun entah dari bagian mana dalam kotak tersebut. lalu kau akan ingat sesuatu. ya kita...
aku bertanya-tanya apa aku masih ingat? aku bertanya-tanya apakah aku masih bisa menjawab?
ya dan ternyata kotak musik itu memberhentikan alunannya. dan yang aku sadar, kotak musik itu telah pecah. hancur berkeping-keping. musiknya tak lagi bersenandung. balerinanya sudah tidak lagi menari--karena memang dia tidak pernah menari. dia hanya berputar. menunggu sampai waktunya dia tidak bisa berputar lagi.
menunggu saat-saat seperti ini...
dia hanya menjadi emosi. balerina itu sekedar luapan.
dia tidak pernah benar-benar menjadi hadiah. balerina itu cuma sekedar pemberian sesaat.
dia tidak pernah benar-benar dihargai. balerina itu hanya menari untuk dirinya sendiri.
pantas saja dia sebenarnya tidak pernah menari. pantas saja kaki-kakinya patah. dan pantas saja sampai sekarang aku tidak pernah melihatnya menari. dia tidak pernah benar-benar ada. kotak musiknya telah pecah di awal. dan sesungguhnya balerina itu memang tidak pernah bisa menari.
miris...
buat apalagi ditunggu dia menari...
Nessun commento:
Posta un commento