*) aku masih saja memuja kata. ketika aku berkasih dengamu. ketika aku bercinta denganmu. ketika aku menatapmu. di dalam sana aku menemukan banyak kata yang tidak mampu diujar hanya dengan satu kali sentuh satu kali bicara satu kali mendengar dan satu kali kecupan. karena kata kurangkai seperti ribuan picisan untuk dilayangkan atas pujian keindahanmu...
*) malam melarut di tubir jendela. ketika gelap merayang menghadang senja. menyembunyikan kemilau sinar matahari dan embun yang merayap pun membekas menyublim. Rasanya dingin...
*) jendelaku seakan membeku. bekerak embun yang dikirimkan hujan dan badai di luar sana. aku jauh melihat... mendamba kau di luar sana dengan senyummu tatapmu hadiahmu dan cintamu. seakan-akan tak ada hari lagi yang dapat kuhabiskan denganmu
*) dan perlahan jari-jariku bermain... bermain pada kaki-kaki jendela. bergerak pada badan tubuhnya yang terbuat dari kaca. aku tidak peduli betapa dinginnya menusuk tulang jari-jariku. biar kaku saja dibuatnya. karena aku sudah mati rasa. rasaku hanya untuk cinta.
*) dan kata-kata merambah menjalar di sisi-sisi badan kacanya membentuk sebuah frasa. mereka terkadang datang sebagai pujian. yang sudah kukatakan hanya untuk dirimu...
*) dan kata-kata pada jendela itu bertulis "I miss you"
Nessun commento:
Posta un commento