domenica 27 dicembre 2009
Petang Pulang Tengah Malam
venerdì 25 dicembre 2009
mengapa saya benci liburan
lebih benci dari dapat nilai jelek
atau lebih benci dari ngeliat nilai belum tuntas di rapot
saya benci liburan!
ketika ada orang yang bilang "tetap di rumah"
ketika ada yang bilang "ayo ninta jalan" sedang saya tak bisa keluar dari rumah
ketika ada orang yang membuat lubang di hati saya
dan ketika ada orang yang akhirnya bilang "status saya, saya tulis single"
sudah 5x seperti itu
5x liburan
1x didepak
3x dihempas
1x melepas
mercoledì 23 dicembre 2009
ketika kata memecah bisu
dan kaki-kaki kecilku mengais-ngais lantai yang dingin
kututup jendela tulisan di hadapanku
dan di sini hatiku bergetar
ketika pikiranku hanya terbagi mengingat akan dirimu
aku tidak tahu
biarkan aku membagi hati dan pikiran
lunedì 21 dicembre 2009
Betapa dia mencintaiku
Betapa dia menyayangiku
Dan betapa dia tak ingin melihatku terluka
Biar termakan segala cacian, hinaan, dan makian
Tetaplah dia berdiri tegar sebagai seorang wanita
Ya...
Wanita yang selalu menatap masa depannya
Wanita yang selalu memperhatikan anak-anaknya
Wanita yang selalu menunggu suaminya di kala malam menjelang
Wanita yang mencucurkan air matanya namun tak pernah berkecil hati
Ketika wakut beranjak menua
Memutihlah rambutnya
Mulai ringkih dan tak semangat lagi geraknya
Tapi kasihnya mengaliri darahku seumur hidupku
Sepanjang masa dan tiada bandingnya di muka bumi
Dan hidupnya yang tersisa hanya untuk melihat putra-putrinya tersenyum bahagia
Kita tak tahu harus membalas dengan apa
Dan ketika kita muda yang kita ingat kita tak mengindahkan kata-katanya
Kita membicarakannya dengan wajah mengkerut dan bibir ketus
Dan kita tidak tahu bagaimana hatinya tersakiti oleh tingkah kita
Hanya ada satu dalam pikiranku
Harus kuberikan apa untuk ibuku?
Mungkin menjadi seorang yang sukses dan berhasil pun tak cukup
Mungkin dengan rasa sayang yang melimpah pun tak cukup
Haruskah kuhitung pasir-pasir pantai
Haruskah kubawa pulang dan kuserahkan padanya
Ini ibu... ini seluruh hatiku...
Tidak...!
Ibvku hanya memerlukanku untuk menjadi ibu yang baik juga dikemudian hari
Yang menyayangi suaminya
Yang selalu menyertai dan mengasihi anak-anaknya
Yang dapat memberikan teladan yang baik
Dan mengajari anak-anaknya agar menjadi putra-putri yang sholeh dan sholeha
Ibu tidak perlu lihat aku sepintar apa
Atau aku sesukses apa
Ibu hanya perlu lihat aku ada di saat beliau membutuhkanku
Ibu hanya perlu lihat aku sehat sehingga hilang kekalutannya
Ibu hanya perlu lihat aku tersenyum karena dia tahu aku bahagia
Ibu hanya perlu lihat aku mendampinginya dan tak pernah melupakannya hingga akhir hayatnya
Terimakasih ibu...
Atas segala yang kau beri tanpa pamrih...
domenica 20 dicembre 2009
Hal-hal Menarik Dalam Pikiran Nista
Gara-gara nonton The Chronicles of Narnia gue jadi nge fans berat sama William Moseley (fotonya sengaja ga gue pasang. Males). Tapi intuisi bodoh mendatangi saya. Harusnya yang saya kumpulkan adalah foto-foto pemeran utama pria (si Moseley) yang di Narnia menjadi King Peter. Tapi kenapa tiba-tiba saya malah pengen jadi pacarnya.... SKANDAR KEYNES!!
jeng jeng jeng ini fotonya... Skandar Keynes
itu udah cukup aneh untuk jatuh cinta dengan seorang aktor Inggris terkenal. Karena mau gimana pun saya tidak akan pernah mendapatkannya. Tapi sumpah rasa itu bertahan selama 1 tahun sampai saya menemukan cowok lain yang jadi sahabat saya sampai sekarang (karena cinta gue bertepuk sebelah tangan dan lebih jelas lagi gue lebih sayang sama pacar gue haha).
mmmhh... saya suka banget baca buku. Dari umur 5 tahun saya sudah bisa membaca dan gemar sekali membaca novel-novel tebal (aneh). Percaya ga percaya itulah saya. Jadi wajar aja kalau setiap minggu saya rela menguras tabungan untuk cuma beli buku.
Dan pada suatu hari yang padat seperti biasa saya menemukan sebuah buku bersampul menarik berjudul ISTANBUL karangan Orhan Pamuk. Dag dig dug... beli ga ya beli ga ya???? tapi duit duit!! akhirnya saya menunda hingga 2 bulan lamanya untuk menjauhi rak buku tersebut agar tidak melihat buku yang amat sangat ingin saya beli. Akhirnya saya kembali lagi pada suatu hari yang cerah pada saat bulan Ramadhan 1430 H (bulan puasa 2009). Saya pergi bersama kedua teman saya bernama Afifah dan Wilona yang baik hati dan senang memberi. Karena akhirnya mereka rela meminjamkan saya uang karena saya udah ngiler sama buku berjudul istanbul itu. dan Afifah jatuh cinta setengah mati dengan penulisnya (yang padahal udah tua tapi foto-foto masa mudanya---anjrit---sumpah GANTENG) dan saya sendiri yang menyimpan dan akhirnya mengganti uang mereka itu malah jatuh cinta setengah mampus sama kota Istanbul, Turki. Terutama Selat Bosporus dan pemandangan di sekitarnya.
tapi sejauh mata memandang saya lebih punya cita-cita suci yang tidak terusik biarpun akhirnya terusik karena saya lebih memilih kuliah di Indonesia aja untuk S1. Sewaktu saya SMP kelas 2 ga tahu ngapa ya, saya terprovokasi dengan cita-cita suci teman saya bernama Frida yang selalu berharap bisa jadi warga negara Inggris. pengaruh film berjudul Harry Potter sih sebenernya. Hal ini mengilhami saya untuk membuat sebuah novel tentang kehidupan persahabatan saya. Di mana endingnya saya menempatkan si Frida ini berhasil menjadi mahasiswa Oxford University. Hal ini membuat dia berjingkrak-jingkrak (padahal cuma di novel nista yang---ehem---disukai banyak orang yang telah membacanya).
Rasanya senang bisa membuat teman-teman di sekitar saya tersenyum seperti itu. karena mimpi-mimpi mereka saya abadikan dalam bentuk cerita yang semoga saja bisa jadi kenyataan. Tapi provokasi Frida membuat saya juga tergila-gila dengan negara Inggris. Karena apa... karena saya ingin sekali kuliah di Oxford University, keinginan yang bertahan selama 2 tahun dan terkalahkan dengan niatan kuliah di Italia. Hahaha... Yang akhirnya kandas juga karena kalah dengan niatan luar biasa untuk masuk FIB UNIVERSITAS INDONESIA.
Tapi saya tetap berdoa semoga suatu hari nanti si Frida bisa masuk...
HAHAHAHAHA!!! karena makin ga jelas tumben-tumbennya tulisan gue jadi ga jelas dan malah hura-hura (kemana puitis-puitisnya tulisan gue dan majas-majas manis tulisan gue?). lebih baik gue mengakhiri saja.
biarkanlah ini menjadi mimpi di atas segala-segala mimpi. Karena Tuhan telah mengatur jalannya kehidupan, kita semua yang harus berusaha menjalaninya dengan semangat. Takdir memang ga bisa diubah tapi NASIB BISA BANGET DIUBAH. tergantung usaha setiap manusia yang menjalaninya.
(panjang bener ya)
oke dah...!!! sekian.
venerdì 18 dicembre 2009
Hantu-Hantu Tahun Baru
Ada beberapa jenis hantu yang akan mengganggu liburan saya mulai dari tanggal 17 Desember 2009-3 Januari 2010...
- PROPOSAL BUBLE
- SPONSOR BUBLE
- PERSIAPAN BUBLE
- rasa kangen
yang keempat harusnya wajar, karena setiap orang pasti jadi kangen kalo ga ketemu berhari-hari. nah ini no 1-3, sepanjang hidup saya akan dihantui proker hebat bernama BULAN BAHASA LIMA EMPAT.
Saya selalu bermimpi-mimpi memegang proker ini, saya selalu bermimpi-mimpi menjadi ketua bahasa yang akan membantu saudara-saudara seperjuangannya menyusun proker ini. Saya selalu bermimpi-mimpi menjadi Kombid III yang akan mengawasi kinerja SEKBID III supaya bisa menjalankan amanah menjadi Ketua Pelaksana proker ini.
dan sesuatu terjadi!!! Hidup saya berubah 180 derajat. Karena apa???? Karena saya tidak jadi ketua bahasa, dikarenakan saya memang ingin masuk di MPK/OSIS dan menyokong ekskur saya dari belakang. XBASS harus punya wakil di MPK/OSIS yang memang anak bahasa dan mengerti struktur ekskur tersebut. Lagipula ada wilona yang lebih berkompeten dari pada saya untuk jadi ketua bahasa. Saya sudah bermimpi-mimpi menjadi kombid III ketika nama saya disebut menjadi 32 besar MPK/OSIS. Makin bermimpi-mimpi lagi ketika 5 menit sebelum nama-nama kami disebutkan pada saat STJ.
Dan ini...
"Sekbid 3... ANINTA EKANILA"
Jeng jeng jeng jeng!!!!!!!!!!!
Woy jujur saya berdiri dengan yakin. Dengan kepala terangkat dan senyum mengembang (sementara di meja yang lainnya papa cuma dia melihat ke depan, dan di bangku depannya ada orang tuanya pacar saya yang jelas belum kenal saya waktu itu). Lalu saya berdiri dengan teman-teman saya yang terpilih menjadi OSIS PERIODE 2009/2010. Weeeee...!!! gembira bukan main
Saya merasa saya harus fleksibel, jadi saya ikhlas jadi Sekbid III. Apalagi memang saya bukan orang yang akan duduk diam mengawasi dan demen cuma jadi panitia bayangan. Saya lebih suka terjun langsung dan menikmati kerja keras itu secara keseluruhan, sehingga nama yang tercatat dalam proposal bukanlah nama nampang doang.
*berlalu berlalu berlalu
Kini sudah 1 bulan saya menjabat sebagai Sekbid III.
Dan tiba-tiba...
"Ketua Pelaksana BUBLE... ANINTA EKANILA"
jeng jeng jeng jeng jeng!!!
Gue udah duga karena gue Seksi Bidang 3 a.k.a Seksi bidang Bahasa yang membawahi ekskur Bahasa Asing gue pasti kepilih jadi ketapel dan itu adalah buble. Mimpi gue mimpi gue!!! Pengen sujud syukur rasanya. Tapi sekarang... gue udah punya konsep udah jelas bener-benar kayak gimana acaranya itu udah terancang. Udah dapet ijin. Udah nyaris beres. Anggaran dana udah ada. Tawaran-tawaran sponsor udah ada. Tapi yang pasti!!!! Sponsor dan dana segala macamnya bakal cair kalo kita punya PROPOSAL. Pengesahan secara yuridis dari guru pun akan beres kalau kita punya PROPOSAL!!!!!! Dan harusnya proposal itu jadi pada 1 bulan sebelum hari H.
Dan sekarang udah 3 minggu sebelum hari H. Gue mampus!!!!!! Tapi gapapa gue harus SEMANGAT! Kalau sekretaris gue ga bisa gue kan bisa bantuin. hehe
Ayo teman-teman yang tergabung dalam panitia BUBLE kita terus semangat yaaa...
*ehem ehem
Ini nih beberapa muka-muka anak MPK/OSIS 2009/2010 yang akan berjuang bersama-sama sampai Agustus 2010 nanti...
venerdì 20 novembre 2009
Mimpi-Mimpi yang Jatuh
Mungkin kali ini adalah cerita burung gagak
Karena angan dan mimpi yang telah tinggi jauh melayang
Jatuh larut di tengah laut
Dan tak ada satupun yang mampu membawa ke daratan kembali
Begitulah perihal masalah hati yang meninggi dan sulit untuk kembali direndahkan.
Begitulah masalahnya seseorang yang terlalu angkuh hingga sulit untuk dikembalikan.
Sama halnya dengan angan dan mimpi-mimpi yang terlalu tinggi dan perlahan jatuh ke dalam jurang.
Betapa sakit dan mengerikan.
Aku melihatnya kali ini
Burung-burung gagak itu yang terbang tinggi
Di atas sebuah rawa medan peperangan
Di mana para kuda berdiri gagah
Tapi yang dipandangnya adalah sekumpulan mayat-mayat berdarah
Tertusuk panah tertusuk pedang tergores luka terpisah kepala dan tubuh
Lalu di sisi lain aku dapat menyaksikan seorang gadis yang mencoba bertahan
Segala mimpinya bertaut di depan matanya
Ketika dia melihat gagak-gagak itu terbang di atas kepalanya
Ketika dia menatap bahwa semua orang di hadapannya telah menjadi bangkai
Dan hanya dia yang tak tersentuh
Tak termakan gagak
Dan tak tercabiki tiap daging-dagingnya
Karena apa?
Karena dia masih hidup
Dan di sinilah titik aku mulai berpikir
Ketika aku harus bermimpi ketika aku harus punya cita-cita
Aku tidak pernah boleh takut untuk berjuang
Biar mati aku lain waktu
Biar akan tercabiki aku oleh gagak-gagak
Aku tidak akan selamat jika aku tidak melawan
Karena mimpi-mimpiku belum saatnya untuk jatuh
Karena saat jatuh itu aku harus menyiapkan diriku
Diriku yang perlahan-lahan akan dikuliti anjing
Diriku yang perlahan-lahan akan digeluti belatung
Karena apa?
Karena aku yang hina dan berlumur dosa
Mimpi-mimpiku adalah mimpi-mimpi suci
Mimpi-mimpi indah berharap bertemu dengan Tuhan
Mimpi-mimpiku adalah mimpi-mimpi yang selalu tinggi
Terlalu tinggi untuk dijatuhkan
Namun mimpi-mimpi mereka terasa terlalu cetek ketika mereka menaruh harapan tinggi
Karena apa?
Karena sistem merusaknya
Sistem adalah gagak-gagak pada rawa-rawa
Dan saat ini mimpi-mimpi indah saya yang berhubungan dengan kehidupan duniawi telah jatuh.
Jatuh pada jurang yang terdalam
Ketika dia berkata "Saya tidak sanggup"
Ketika dia tidak yakin bahwa dirinya akan merubah segala kecacatan ini
Ketika dia berkata "Orang yang pantas yaitu kamu atau si itu dan si ini"
Saya terlalu sedih
Saya terlalu kecewa
Sehingga saya malah semakin terbakar dan ingin terus berjuang
Kepada mimpi-mimpi yang jatuh
Aku pasti akan membangunnya kembali
martedì 17 novembre 2009
Cukup Lama
Cukup lama saya tidak menulis
Cukup lama saya kehilangan inspirasi
Cukup lama saya merasa tidak punya sandaran
Cukup lama saya memiliki untuk tidak bicara
Cukup lama saya hanya bisa berpikir
Cukup lama dan cukup lama...
Sebenarnya saya pikir nggak ada waktu yang cukup lama untuk mengerti
Karena sesungguhnya kita semua sudah menemukan jawaban atas segala keragu-raguan
Bahkan keragu-raguan untuk diri sendiri
Ketidaksadaran itu yang membuat kita tidak maju
Dan bahkan bagi diri saya, HAL ITU YANG MEMBUAT SAYA TIDAK MAJU
Membuat saya terus menjadi gadis naif yang berpura-pura cerdas
Membuat saya terus-terusan menjadi gadis angkuh yang tidak pernah menunduk
Oh bukan, saya bukan mengeluhkan risalah cinta
Ga akan pernah selesai tahu!
Di sini saya hanya ingin menuangkan segala uneg-uneg yang sampai sekarang juga saya susah untuk mengungkapkannya.
Karena terlalu lama dipendam
Karena terlalu lama dicela
Saya hanya tidak suka dengan semua grasak-grusuk ini
Biar saya ikut grasak-grusuk di dalamnya saya tetap tidak suka
Biar saya ikut campur tangan di dalamnya saya tetap tidak suka
Karena apa?
Karena kita terlalu lama memendamnya
Karena kita terlalu lama menunda untuk membicarakannya
Karena kita terlalu lama untuk menuntun jawabannya
Hingga sekarang waktu tahu jawabannya, siapa yang tidak malu?
Ke mana mulut-mulut itu?
Terkunci rapat
Serapat mulut saya yang akhirnya hanya bicara yang baik-baik saja
Ah siapa yang mengerti juga pokok pembicaraan sekarang.
Saya lagi emosi
martedì 8 settembre 2009
Esensi Seorang Gadis Dalam Pencarian
Yang meriang dan mengerang karena haus akan hasrat
Sukma-sukma muda yang terikat pada esensi sebuah cinta
Cinta yang mereka sendiri tidak tahu
Cinta yang seharusnya tak dikejar oleh mereka
Atau cinta yang membuat mereka menyesali kehidupan mereka
Atau dunia keremajaan mereka yang penuh dengan pertanyaan
Sesungguhnya kita semua usia 14,15,16 terkadang 17 adalah usia pencarian
Di mana tak dapat kita telusuri segala masalah dengan bijak
Di mana kita dapat dengan mudah terprovokasi godaan-godaan maut
Yang kita bicarakan sekarang adalah esensi hidup di usia seperti itu
Karena rata-rata dari kita terjerembab dalam kelamnya dunia
Terbunuh emosi pertengkaran kaum muda
Gejolak gejolak pemberontakan atas otorisasi orang tua
Ketidakpeduliaan pada kehidupan orang lain
Padahal masih banyak remaja di balik itu yang menaruh perhatian banyak
Mengapa tak bisa menjadi bagian dari yang peduli?
Mengapa harus beda dan menjadi pihak yang salah
Yah itu hak kalian untuk memilih
Itulah proses pendewasaan
Saya merasakan itu pada usia 15
Dan pada usia 16 saya hanya duduk sebagai seorang siswi yang sudah tahu ke mana akan saya bawa diri ini
Sebagai seorang pengkritik, penyair, atau orang yang senang mengoordinir
Tapi saya tidak senang kerja kantoran
Menurut saya itu membosankan
Bagaimana dengan Anda?
Jangan pernah ragu untuk memilih
Jangan pernah keliru untuk memahami
Pilihan Anda adalah sifat Anda
Tidak perlu bepikir bahwa sektor ini atau itu adalah sektor utama negri ini
Tergantung dari mana segi kalian memandang dalam aspek psikologi
Apakah kalian suka bidang ekonomi, hukum, kedokteran?
Bagaimana kalau kalian suka sastra seperti saya tapi kalian memfotsir diri untuk masuk bisnis?
Ga akan bisa diaplikasikan sesuai hati nurani
Yah memang bisnis menurut saya juga bagian dari sastra
Sastra bagian dari seni
Seni adalah esensi sebuah hidup dan sebuah pencarian
Karena dengan seni kita berekspresi
Dengan seni kita memahami
Dengan seni kita bersatu
Dengan seni kita mencinta
Dengan seni kita menulis dan belajar
Indah dunia karena seni
Indah sebuah pelajaran karena seni
Kesimpulannya kenali seni pada dirimu
Seni yang kau jalani sebagai bentuk ekspresi hidupmu
Jangan pernah katakan "belum mikir" jika ditanyakan akan cita-cita
Atau masa depan Anda benar-benar sengsara seperti belum terpikirkan
Jalani hidupmu dengan musik, tarian, lukisan, dan tulisan (salah satu saja cukup)
Dan nikmatilah semua itu dalam pencitraan sempurna
Coba saja!
venerdì 4 settembre 2009
*Inspirational Books*
"THE WEDNESDAY LETTERS" by Jason F. Wright
Kumpulan surat cinta antara sepasang suami istri yang hidup bersama hingga akhir hayatnya. Lengkap dengan kisah-kisah kehidupan keluarganya yang penuh dinamika cinta. Bahasa yang digunakan terdengar renyah dan normal, namun maknanya terasa sangat dalam.
mercoledì 19 agosto 2009
Sixteen
haha... baru saja
gelak tawa itu terdengar dari kisi-kisi jendela jiwa
tempat para kebahagiaan bernaung dalam tidur lelapnya
ketika mereka berganti giliran bermain dengan kesedihan yang menggelayuti
baru saja aku menangis pada tepat pukul 12 malam
mengira-ngira gerangan apa yang akan menimpaku hari ini
topang dagu seperti gadis yang menonton kosong pada jendela cafe
atau senyum lebar seperti gadis dalam pengharapan baru
mengingat waktu yang telah berlalu
aku bahkan tak sempat tahu bahwa aku telah jalani ulang tahun ulang tahun lainnya
tidak sempat mengingat sedikitpun
yang aku tahu semua terasa ... biasa saja
aku bagai membunuh diriku sendiri dalam angan-angan kosongku atas kebahagiaan
kupingku mendengung akan cercaan
dan bibirku berujar seakan-akan semua terasa suka
hatiku menanti-menati...
berlari berlari dalam alam mimpi
asa yang mengaung dalam langit-langit kamar gelapku
lunedì 10 agosto 2009
Sebaris Senyuman
Termasuk juga aku...
Masa-masa indah itu pernah aku lalui. Dan rasanya senang sekali.
Kami bergandeng tangan satu sama lain. Merasakan sebuah elegi yang diselingi gebyar-gebyar gelembung suka. Di depan sebuah gedung bersejarah yang juga sejarah persahabatan kami.
Kutarik kesimpulan panjang dari sebuah alur cerita yang berubah hitam. Pertanyaanku mengaung-aung pada langit-langit kamar. Menggantung tanpa jawaban.
Potret diri dengan sebaris senyum itu terasa bagai gambar tak berarti. Mereka hilang. Hanya tersisa sepersekian dari kami. Yang masih mencari-cari jawaban dan segala makna. Menggali pola pikir dan mengoreksi setiap kesalahan satu sama lain.
Hilang hari-hari indah dahulu, di mana masih ada hawa segera berhembus.
PERSAHABATAN INI TELANJANG!
Karena perlahan-lahan mereka menanggalkan kesenangan dan kenangan itu. Segala hal yang terlalu mahal untuk didapatkan dengan uang. Kini mereka kenakan dan kencangkan sabuk-sabuk keegoistisan pribadi. Memenjarakan diri mereka dalam dendam yang seharusnya masih bisa ditolerir.
Aku menarik salah satu tangan dari kami. Dua lagi mengikuti. Sisanya abstain. Pilihan yang baik daripada memihak dua kubu yang bersikukuh pada keegoisan masing-masing.
Aku turut bersalah dalam hal ini. Membiarkan diri-diri ini menyerah dan lanjutkan hidup masing-masing.
Jikalau Tuhan masih tunjukkan jalan kembali, kan ku susun fragmen-fragmen yang hilang tersebut kembali menjadi sebaris senyuman yang abadi.
sabato 8 agosto 2009
Seruan Keadilan dari Perbatasan
Menuntut untuk menjawab
Sebuah catatan merah pemuda
Yang tak tahu benar hidupnya
Dia masih belum bisa lihat hari
Hari-hari indah
Yang mungkin terlewati dan akan dilalui
Tapi dia juga bisa berseru
Semua punya hak untuk menuntut
Sama hal dalam pengadilan
Mereka juga berhak dibela
Terutama jika tak ada berkas kesalahan
Sekarang semua orang memfitnah
Tak tahu lagi seberapa keras dunia ini
Seberapa banyak asam garam ternikmati
Seberapa keruh hati pemuda yang terluka
Pemuda adalah perumpamaan universal
Keadilan yang tak tersentuh
Karena kebebasan yang terkukung
Tapi jaman telah banyak berubah
Mengapa banyak dari kita menuntut
Karena semakin berubahnya waktu
Semakin tak adil dunia ini berlalu
Dan pemuda dari perbatasan tersebut pun berseru
Wahai kau pembohong besar
Ingatkah betapa kau mengejar persahabatan
Ingatkah kau betapa ku membuka hati
Rasanya tak ada guna jadikan kau teman
Cukup
Ini sudah jadi titik
Tak ada lagi koma
Karena terbunuhlah dalam satu kata
mercoledì 5 agosto 2009
Perawan Dalam Perenungan
Atas surya pagi
Dan wajah berseri
Tanpa berpikir pergi
Itu aku
Menelisik dalam waktu
Mencari sesuatu
Tanpa bantuanmu
Ketika matahari menyapa
Pagi terlihat berwarna
Bangunku menyambutnya
Dengan bebasnya sebuah jiwa
Aku perawan dalam perenungan
Menanti waktu yang kian berjalan
Menuntutku sebuah jawaban
Yang kujadikan pertanyaan
Sehingga senyumku menjerang
Menjadi isyarat yang hilang
Dan ditemukan dengan hati yang senang
Tak usah harap aku punya hati
Keras karena menanti
Terlalu banyak tersakiti
Biarlah aku saja yang miliki
Meski memang suatu hari
Kan kucari cinta sejati
Tapi bukan saat ini
Dalam roman yang pucat pasi
Sudahlah
Tak banyak kata yang berserah
Mulut ini sudah begah
Indie Girl
sabato 1 agosto 2009
My Everything
Ketika kau lahir dalam naungan seorang ibu dan disayangi segenap keluargamu.
Dosa kecilmu yang tak terhitung dalam selaput putih suci seorang anak manis.
Tapi duniamu akan berubah.
Berputar dalam kesarkatisan kehidupan.
Dan kemudian orang tua mu akan melepasmu.
Alam bebas yang harus kau lihat dengan kejamnya dunia yang harus kau hadapi.
Itulah yang membuat hidup ini semakin berarti.
Ketika tidak ada lagi selaput putih pemurni segala dosa.
Hanya tinggal kau menanggung hidupmu.
Menanggung segala gundah galau dan pikiran yang menderamu.
Dan dalam banyak hal itu...
Ada sesuatu yang harus kau tahu....!
Orang tua : merekalah segalanya bagimu, bagiku, dan bagi kita semua
Sesal hatiku bila mereka tersakiti karena tingkah laku kurang ajar dan tak terdidik seorang putri yang banyak bicara.
Dunia ini penuh dengan teka-teki.
Mengapa usia remaja penuh dengan dinamika menyedihkan?
Padahal itu adalah masa-masa indah.
Mengapa?
Karena di saat itulah aku lupa akan diriku dan seluruh kehidupanku yang harus kubina.
Ketika kenakalan dan pikiran-pikiran pendek menggelegak dalam jiwa-jiwa muda ini.
Dan dalam banyak hal itu...
Ada sesuatu yang harus kau tahu!
Teman-teman : merekalah segalanya bagi hidup saat ini bagiku.
Tapi teringat akan sesuatu.
Betapa harus seimbangnya segala hal.
Bahwa segalanya adalah lebih dari segala segala itu.
Tak dapat diungkapkan dengan puitis tak dapat diungkapkan dengan imaginasi.
Aku cukup berpikir untuk menemukan jati diri.
Dan pada usia yang cukup muda untuk menetapkan tujuan aku pun mengerti siapakah mereka.
Mereka adalah orang tuaku... segalanya bagiku.
Dan teman-temanku... mereka adalah segala bagiku.
Mungkin banyak hal yang tidak dimengerti.
Karena kuungkapkan semua dalam sudut pandang filosofis yang memang bukan untuk dimengerti.
Karena hanya hati ini yang mengerti...