lunedì 21 dicembre 2009

Kan kuukir kisahnya dalam bayang-bayang indah tidurku
Betapa dia mencintaiku
Betapa dia menyayangiku
Dan betapa dia tak ingin melihatku terluka
Biar termakan segala cacian, hinaan, dan makian
Tetaplah dia berdiri tegar sebagai seorang wanita

Ya...

Wanita yang selalu menatap masa depannya
Wanita yang selalu memperhatikan anak-anaknya
Wanita yang selalu menunggu suaminya di kala malam menjelang
Wanita yang mencucurkan air matanya namun tak pernah berkecil hati

Ketika wakut beranjak menua
Memutihlah rambutnya
Mulai ringkih dan tak semangat lagi geraknya
Tapi kasihnya mengaliri darahku seumur hidupku
Sepanjang masa dan tiada bandingnya di muka bumi
Dan hidupnya yang tersisa hanya untuk melihat putra-putrinya tersenyum bahagia

Kita tak tahu harus membalas dengan apa
Dan ketika kita muda yang kita ingat kita tak mengindahkan kata-katanya
Kita membicarakannya dengan wajah mengkerut dan bibir ketus
Dan kita tidak tahu bagaimana hatinya tersakiti oleh tingkah kita

Hanya ada satu dalam pikiranku
Harus kuberikan apa untuk ibuku?
Mungkin menjadi seorang yang sukses dan berhasil pun tak cukup
Mungkin dengan rasa sayang yang melimpah pun tak cukup
Haruskah kuhitung pasir-pasir pantai
Haruskah kubawa pulang dan kuserahkan padanya

Ini ibu... ini seluruh hatiku...

Tidak...!

Ibvku hanya memerlukanku untuk menjadi ibu yang baik juga dikemudian hari
Yang menyayangi suaminya
Yang selalu menyertai dan mengasihi anak-anaknya
Yang dapat memberikan teladan yang baik
Dan mengajari anak-anaknya agar menjadi putra-putri yang sholeh dan sholeha

Ibu tidak perlu lihat aku sepintar apa
Atau aku sesukses apa
Ibu hanya perlu lihat aku ada di saat beliau membutuhkanku
Ibu hanya perlu lihat aku sehat sehingga hilang kekalutannya
Ibu hanya perlu lihat aku tersenyum karena dia tahu aku bahagia
Ibu hanya perlu lihat aku mendampinginya dan tak pernah melupakannya hingga akhir hayatnya

Terimakasih ibu...
Atas segala yang kau beri tanpa pamrih...

Nessun commento:

Posta un commento