lunedì 10 agosto 2009

Sebaris Senyuman

Sesuatu yang terasa kekal. Tergores pada bibir masing-masing dari mereka.
Termasuk juga aku...

Masa-masa indah itu pernah aku lalui. Dan rasanya senang sekali.
Kami bergandeng tangan satu sama lain. Merasakan sebuah elegi yang diselingi gebyar-gebyar gelembung suka. Di depan sebuah gedung bersejarah yang juga sejarah persahabatan kami.

Kutarik kesimpulan panjang dari sebuah alur cerita yang berubah hitam. Pertanyaanku mengaung-aung pada langit-langit kamar. Menggantung tanpa jawaban.

Potret diri dengan sebaris senyum itu terasa bagai gambar tak berarti. Mereka hilang. Hanya tersisa sepersekian dari kami. Yang masih mencari-cari jawaban dan segala makna. Menggali pola pikir dan mengoreksi setiap kesalahan satu sama lain.

Hilang hari-hari indah dahulu, di mana masih ada hawa segera berhembus.
PERSAHABATAN INI TELANJANG!
Karena perlahan-lahan mereka menanggalkan kesenangan dan kenangan itu. Segala hal yang terlalu mahal untuk didapatkan dengan uang. Kini mereka kenakan dan kencangkan sabuk-sabuk keegoistisan pribadi. Memenjarakan diri mereka dalam dendam yang seharusnya masih bisa ditolerir.

Aku menarik salah satu tangan dari kami. Dua lagi mengikuti. Sisanya abstain. Pilihan yang baik daripada memihak dua kubu yang bersikukuh pada keegoisan masing-masing.

Aku turut bersalah dalam hal ini. Membiarkan diri-diri ini menyerah dan lanjutkan hidup masing-masing.
Jikalau Tuhan masih tunjukkan jalan kembali, kan ku susun fragmen-fragmen yang hilang tersebut kembali menjadi sebaris senyuman yang abadi.

-----BECAUSE FRIENDSHIP IS NEVER DIE. IT WAS ETERNAL----

1 commento:

  1. didedikasikan kepada seluruh teman-temanku.
    teman-teman sepermainanku di bangku SMA di mana kita pernah menghabiskan waktu bersama dan bersenda gurau bersama. masih kah kau ingat. aku hargai segala kenangan yang tersisa dalam benakmu... semoga tak pernah hilang untuk selamanya. dan semoga kita kembali bersama-sama

    RispondiElimina