PROLOG
Apa sebenarnya yang kau saksikan? pakai kacamatamu benar-benar. itu hanya secangkir teh yang biasa aku sajikan. Seorang gadis bernama Kara memesannya setiap hari pada pukul 16.20 di kafe ini. Dia pelanggan setia.
Kara datang dari pintu itu. Dia duduk dengan orang yang berbeda-beda setiap hari. Coba perhatikan dengan saksama siapa yang duduk di hadapannya sekarang? Aku tidak kenal orang itu. Dia tidak pernah muncul kemarin bahkan kemarinnya lagi.
Jangan tanyakan padaku sejak kapan dia memulai rutinitasnya itu. Salah seorang temanku berkata, dia datang sejak aku bekerja di sini. Tepat di hari pertama. Itu berarti sekitar enam bulan yang lalu.
Gadis itu sudah seperti bagian dari pekerjaanku. Rasanya aku tidak pernah sehari tak melihatnya. Kecuali jika kafe ini tutup. Tentu saja dia tidak akan datang ke sini, memesan secangkir teh, dan mengobrol dengan orang yang selalu datang setelahnya. Dia bisa duduk di situ berjam-jam. Kadang bahkan ketika lawan bicaranya sudah pulang dia masih terduduk di sana memandang keluar jendela. Melihat deru kendaraan. Dan baru beranjak sejam sebelum kafe tutup.
Oke sekarang kau boleh melepas kacamatamu dan kembali bekerja. Kita bicara nanti lagi. Aku akan ceritakan beberapa orang menarik yang sering berbicara dengannya. Kadang aku mendengar apa yang mereka bicarakan. Karena aku tidak pernah berdiri jauh-jauh dari mereka.
Kara datang dari pintu itu. Dia duduk dengan orang yang berbeda-beda setiap hari. Coba perhatikan dengan saksama siapa yang duduk di hadapannya sekarang? Aku tidak kenal orang itu. Dia tidak pernah muncul kemarin bahkan kemarinnya lagi.
Jangan tanyakan padaku sejak kapan dia memulai rutinitasnya itu. Salah seorang temanku berkata, dia datang sejak aku bekerja di sini. Tepat di hari pertama. Itu berarti sekitar enam bulan yang lalu.
Gadis itu sudah seperti bagian dari pekerjaanku. Rasanya aku tidak pernah sehari tak melihatnya. Kecuali jika kafe ini tutup. Tentu saja dia tidak akan datang ke sini, memesan secangkir teh, dan mengobrol dengan orang yang selalu datang setelahnya. Dia bisa duduk di situ berjam-jam. Kadang bahkan ketika lawan bicaranya sudah pulang dia masih terduduk di sana memandang keluar jendela. Melihat deru kendaraan. Dan baru beranjak sejam sebelum kafe tutup.
Oke sekarang kau boleh melepas kacamatamu dan kembali bekerja. Kita bicara nanti lagi. Aku akan ceritakan beberapa orang menarik yang sering berbicara dengannya. Kadang aku mendengar apa yang mereka bicarakan. Karena aku tidak pernah berdiri jauh-jauh dari mereka.
------------------------
bersambung....
Nessun commento:
Posta un commento