domenica 25 marzo 2012

Seeing

Saya melihat diri saya, jauh berkaca pada cermin pribadi.

Apakah saya sejahat itu?
Apakah saya benar-benar telah berubah?

Tidak.
Saya rasa saya sudah jauh melangkah dari apa yang pernah saya lalui. Saya sudah jauh dari mengikuti diri saya sendiri. Saya seperti berada 10 langkah lebih maju dari apa yang saya pikir saya mampu lakukan.

Mungkin mereka hanya berpikir, saya adalah perempuan kecil yang terbiasa duduk di balik meja dan alat tulisnya. Diam dengan tenang, membaca keadaan, dan lalu memecahkan masalahnya sendiri. Mungkin juga mereka berpikir bahwa saya adalah orang yang lebih banyak akan bicara mengenai teori dibanding suatu penerapan.

Mungkin.

Mungkin saya menerapkan looking-glass self itu pada diri saya sendiri. Memantapkan role taking untuk menilai diri saya sendiri sebagaimana orang menilai saya.

Kening ini mulai sering berkerut dan mata saya terasa sakit karena memandang matahari untuk mencari jawaban "mengapa ia terlalu terang". Lucu jawabannya ternyata ada pada buku.

Ada satu isu sosial yang menyita waktu saya belakangan waktu ini. Saya bukan bagian dari pengambil keputusan, bukan juga bagian dari 'polisi kebijakan'. Ya saya hanya bagian dari masyarakat. Entah mengapa menjadi suatu pertentangan batin tersendiri ketika saya menyatakan sikap dan terlalu banyak orang yang menyerang. Apakah saya salah?

Ya mungkin bisa jadi saya salah. Dengan dihakimi sudah mati rasa, dihakimi tidak punya hati, hingga dihakimi menutup mata.

Namun ketika sikap ditentukan saya tidak pernah menengok ke belakang, karena yang saya lihat ada jalan di depan. Ada alasan mengapa saya berjalan. Ada konsekuensi yang harus saya hadapi. Dan ada kalanya untuk berhenti. Satu-satunya yang menjadi doa saya adalah apapun caranya berikanku Tuhan jalan menuju kebenaran.

Nessun commento:

Posta un commento