sabato 19 giugno 2010

sini, biar dijelaskan

oke malam ini saya ga bisa tidur. terbentur dengan banyak pikiran yang mungkin cuma dianggep pikiran orang bego. tapi saya nggak ngerti kenapa saya kepikiran terus.

ini mengenai suatu hal yang biasa kita lakukan bersama, suatu kebiasaan kecil...

okay i called it The Friday Letter... our friday letter!

setiap malam kamis yang saya tahu saya selalu tersenyum dan nunggu-nunggu jam 12 tengah malam. di mana saya bakalan melek dan menyisakan sedikit kesadaran untuk menulis. yak saya menulis sepenuh hati biarpun itu cuma dari kertas sobekan tengah buku dan bulpen ga nyata. saya selalu tersenyum berharap-harap orang spesial yang akan membacanya juga akan tersenyum. banyak hal yang saya tulis di sana. sesuatu yang terkadang susah untuk saya ungkapkan lewat lisan.

dan keesokan harinya saya akan memberikannya, entah saya selipkan di salah satu bukunya. entah saya letakan di dalam tasnya tanpa mengobrak-ngabrik privacy nya. atau saya berikan secara langsung dengan senyum tulus terkembang dan muka sedikit agak panas malu.

beberapa kali dia baca suratnya di depan wajah saya. dan saya selalu menanti-nantikan ekspresi yang keluar dari wajahnya. yaaah, saya lihat senyum dia. dan saya selalu percaya dan yakin itu senyum paling tulus.

okay, saya nggak pernah tahu bagaimana dia ketika membalas surat saya setiap hari jumat berikutnya. yang saya tahu dia selalu berkata, "baca ya..." dengan senyuman paling lebar yang membuat saya merasa tersanjung bahkan sebelum membuka amplopnya. surat pertama dari dia sampai sehari sebelum hari Jumat dengan cara yang membuat saya merasa benar-benar tersanjung.

saya nggak tahu apakah saat dia menulis dia juga tersenyum dan merasa senang berharap saya juga merasa senang ketika membaca balasannya. yang saya tahu saya selalu merasa senang mengetahui banyak hal dari dia, tidak terlepas dari surat di hari Jum'at yang lebih banyak memuji saya. yaahh tapi sebuah surat yang tertulis menyimpan lebih banyak kata yang tidak bisa diungkapkan secara lisan, dan saya selalu menyukai gaya tulisnya.

tahu kan seberapa berartinya sebuah surat?

saya tidak tahu kenapa saya merasa sedikit kecewa malam ini. atau mungkin minggu ini! atau lebih tepatnya 2 minggu ini! kenapa pertama kali saya menggagas hal ini? karena saya tidak ingin kami sama-sama jenuh. percaya deh, ketika jenuh kita tidak mampu berkata-kata secara lisan dengan baik. tapi dengan tulisan meski hanya sekalimat dua kalimat sesuatu terwakilkan. menulis itu susah, tapi begitu kita memulainya terasa sangat lancar.

motif kedua saya ingin tahu banyak hal. saya ingin melihat lebih banyak kejujuran. dan terkadang tulisan berkata lebih jujur dibanding lisan. saya tidak pernah berbohong dalam tulisan saya, terutama dalam surat kami. setiap kali saya menulis saya selalu berharap dia merasakannya, merasakan bahwa dia sedang bicara dengan saya, membicarakan sesuatu yang tidak tersampaikan dengan jelas selama ini.

makanya kenapa saya marah ketika dia lupa. pertama dia lupa kalau ini hari Jumat dan Sabtu Minggu kita tidak akan bertemu. kedua dia lupa kalau setiap hari Jumat kita telah melakukan kebiasaan ini selama kurang lebih 11 minggu. ketiga dia lupa bahwa saya sangat mengharapkan suratnya--kejujuran--ketulusannya--dan apalah itu. keempat dia tidak minta maaf telah terlambat. kelima saya jadi bertanya, "apakah kamu benar-benar masih tulus melakukannya?". ini bukan kebiasaan tolol. kalau kita memang tidak punya waktu bisa saja kita hentikan, tapi yang saya selalu usahakan di tengah kesibukan di tengah banyaknya pikiran di tengah keinginan melakukan banyak hal lain selalu terselip satu hal, dirinya...

ketika dia bilang 'ya kita mulai rangkaian panjang surat cinta kita ini' saya selalu ingat itu dan nggak mau ada satu rangkaian pun yang terputus. jadi ketika saya tidak sempat saya minta maaf, minta maaf sebesar-besarnya. dan pasti menggantinya secepatnya. karena saya tidak ingin dia menunggu lama-lama.

sampai sekarang saya masih yakin, dia pasti udah buat suratnya kok cuma telat ngasihnya. tapi mungkin itu bukan surat hari jumat. karena kamu lupa apa yang saya maksud, ketika saya berkata 'jangan lupa' harusnya kamu tidak perlu lupa... dan harusnya kamu tidak perlu diingatkan... karena sama saja kamu melupakan saya meski cuma sesaat...

but something that i always know... I LOVE YOU...

and it always been you, Gery Fathurrachman


NB: malam ini sebenarnya saya berharap banyak, tapi rasanya saya yang salah karena mungkin memang benar sebaiknya kamu memikirkan diri kamu sendiri dulu dan ya ga cuma saya yang ada di hidup kamu meskipun saya segalanya... entahlah... kamu menganggap ini berlebih atau bego sekalian. tapi sumpah, pahami betapa berartinya kamu bagi saya bahkan dari sebuah surat di hari Jum'at yang sudah kita janjikan satu sama lain... saya masih menunggu yang ke-6, tapi jika memang tidak ada lagi waktu yang bersisa untuk kegiatan ini dan tidak ada lagi satu bagian di memori kamu untuk selalu mengingat hal ini sebaiknya mungkin kita hentikan dibanding kita hanya akan bertengkar gara-gara saya ngambek masalah beginian... okay, goodnight caro mio...


Always yours,
Aninta Ekanila Mamoedi

Nessun commento:

Posta un commento