lupa adalah penyakit
dia menggerogoti saraf pikiran untuk kebahagiaannya
merengut memori yang lama telah kita jaga
menggantinya dengan kekosongan yang berkata "isi saja dengan hal baru"
terkadang lupa adalah obat
setelah jauh tersakiti hati
setelah lelah memutar waktu
tapi terkadang lupa inilah yang paling sering membuat kita menyesali
karena obat meracun candu
pergi... lalu minta kita konsumsi kembali
lupa...
bisakah aku tetap mengingat segalanya
meski dalam buruk kenangku
terlebih dalam indah laluku
dan kuharap lupa...
hilanglah kau dari muka bumi ini
biar semua orang melupakanmu
biarkan mereka bersyukur bukan karena melupakan sesuatu
tapi karena mengingat sesuatu yang berada di belakang
yang memberikan mereka keyakinan bahwa mereka bisa bangkit lagi
sabato 26 febbraio 2011
sabato 12 febbraio 2011
Dear, Pemerintah RI
Assalamualaikum wr. wb.
Selamat malam, pak. Sudah lama lho saya pengen nulis surat buat bapak. Meskipun saya tahu sedikit banget waktu bapak untuk buka internet nyari tahu keluhan masyarakat, apalagi baca surat dari salah satu pelajar KELAS 3 SMA yang namanya pun susah dicari di catatan sipil. Maaf lho pak, weekend gini saya ngasih surat ke bapak, biasanya surat juga bapak taruh di meja gitu aja kan kalo dari orang ga jelas yang maunya apa. Tapi pak di sini saya punya kemauan saya mau bapak tahu sebuah curahan hati, pak. Yang mau saya ingatkan di sini pak saya masih awam, di luar sana ribuan pelajar juga masih sangat awam dan hijau. Di sini saya mengeluarkan keluh kesah karena keawaman jikalau bapak memang lebih tinggi dan begitulah seharusnya seseorang yang berada di tampuk pemerintahan hendaknya berikan kami sedikit sosialisasi dan keyakinan.
Pertama pak nama saya Aninta Ekanila, pak. Kalau bapak mau cari saya, saya ada di SMAN 54 JAKARTA kelas 12 IPS 4. Kan katanya Indonesia negara demokrasi, jd sebelum kebebasan berpendapat itu dilarang lagi saya mau cerita nih pak. Jadi kan ya, bapak bikin peraturan baru soal pendidikan ya, pak. Saya udah denger lho trus saya udah mematuhinya. Jadinya pas saya dikasih undangan buat SNMPTN UNDANGAN saya ga nolak pak. Tapi menyadari sesuatu yang akhirnya menjadi bahan diskusi banyak orang yang terlebih dulu menyadarinya, saya jadi sedih pak. Kok rasanya peraturannya jadi merugikan kami ya, pak.
Saya perkecil lagi deh pokok bahasannya. Saya membahas soal JALUR MASUK PTN, pak. Saya tambahin emote ya pak, "JALUR MASUK PTN :')". Saya tahu pemerintah punya kalkulasinya sendiri untuk mengeluarkan sebuah kebijakan, tidak mungkin tidak berdasar, dan pasti mengharapkan sebuah perbaikan. Tapi pernahkah bapak sadar, kami sudah bosan jadi kelinci percobaan pemerintah? Di tahun kami 2011 ini, pemerintah berkali-kali mengubah kebijakannya. Arahnya tak jelas. Dan keputusan yang labil itu akhirnya diputuskan dan sosialisasinya terasa menjadi sebuah dadakan.
Saya sedikit agak sensi nih pak sama jalur undangan. Bukan sirik pak. Tapi saya ngerasa ini jalur paling ga adil yang pernah ada. Kalau saya boleh mengistilahkan ini seperti jalur IMING-IMING BIAR SENENG. Kita jadi anak kecil yang nangis-nangis dan bapak jadi si orang baik yang akan memberikan permen sambil berkata, "udah ya jangan nangis lagi, nanti kamu juga dapat hadiah kok." Miris ya. Kok bisa sih saya menganggap seperti itu? Masalahnya pak, kami merasa ini keputusan yang tidak melibatkan emosi dan keinginan sebagian besar pelajar di SMA.
Seorang teman saya bercerita di twitter *itulho pak microblogging yang lagi happening banget*, waktu SMP guru-guru menyemangati siswanya dengan berkata: "Tidak masalah masuk SMA manapun. yang penting di SIMAKnya lulus." terus guru-guru SMA wkt kita kelas 10 berkata: "ayo belajar dari sekarang biar SNMPTN-nya berhasil." Sekarang kenyataannya guru BK kelas 3 berkata: "yah coba pilih universitas yang ga terlalu diminati biar kans kalian masuknya gede. contoh jurusan kebidanan, kesmas, dll" Miris ya, Pak. Seperti mimpi yang sudah dibangun lalu dijatuhkan lagi. bagi mereka yang menyiapkan diri untuk PMDK itu bukan lagi menjadi masalah, nilai mencukupi mereka tinggal duduk tenang di depan komputer di hari pengumuman. Kalau mereka gagal itu mungkin karena nilai belum cukup, tapi mereka tahu mereka tidak salah menentukan pilihan lalu bagaimana dengan yang tidak?
SNMPTN Undangan merancukan berbagai hal yang menjadi drama pendidikan. PMDK itu jelas setiap sekolah diberi kuota, kriteria yang jelas, dan persaingan khusus yang jelas. Tapi sekarang semua menjadi umum. Mungkin bagi teman-teman saya yang rankingnya bagus nilainya bagus dari kelas 10 itu bukan menjadi masalah, tapi bagi teman-teman saya yang berada di 20 besar (btw, sekolah saya AKREDITASI A jadinya jatahnya 50% per kelas pak kayak di peraturan) dan nilai mereka juga standar udah gitu sekolahnya biasa aja? Apa ga akan kalah saing pak? Yang ada di peringkat atas aja masih deg deg an karena takut kalah saing dengan sekolah unggulan. kan kita ga tahu sistem penilaian tiap PTN. apalagi tiap PTN pasti menginginkan putra-putri terbaik bangsa yang ada di bangku mereka. Ini mungkin soal kemajuan pendidikan pak, tapi berhak kah kami ada di PTN yang kami inginkan dengan nilai kami? Kami seperti orang-orang yang tidak diijinkan berusaha lagi. Seperti di PHP-in dan akhirnya harus memilih tetap pada keinginan atau menatap kenyataan, menggagalkan keadaan, dan akhirnya memilih jalan lain.
Teman saya hari ini menangis pak. Dan salah satu kalimatnya berkata "Lo sih enak, ta. Nilai lo dari kelas 10 bagus-bagus begitu. Pasti tenang kan. Pasti udah milih yang paling bagus." Saya merasa menjadi si pemeran antagonis di sini pak. Bapak tahu rasa gaenaknya jadi pemeran antagonis. Ketika kita ikut bersimpati, ketika ga da orang yang tahu bahwa kita merasakan ketakutan yang sama dengan mereka, dan akhirnya kita malah diberi pernyataan bahwa kitalah penyebab kepesimisan mereka. dan jawaban apapun membuat saya akan tetap terlihat munafik.
Dalam keadaan nilai yg menurut orang-orang aja udah baik banget aja saya masih merasa bimbang pak. Apakah saya akan lulus dan jadi mahasiswi UNIVERSITAS INDONESIA? Dengan banyaknya lawan2 saya yg nilainya akan lebih tinggi, dari sekolah RSBI, dan segudang prestasi? Saya merasa menjadi ikan kecil di tengah lautan luas yang diberi kesempatan hanya untuk menunggu bukan untuk berenang. Trus saya disuruh pilih di luar itu? Kalau saya ga comfort sama universitasnya gimana? Ya ga salah juga sih bisa aja saya milih unbraw, undip, unhas, uncen sekalian bisa aja. apa yang menghalangi seseorang untuk mengejar sesuatu. tapi setiap orang punya kriteria sendiri di mana dia akan menambatkan hatinya.
Mungkin ini cuma suara saya pak. Saya curhat atas nama saya. Tapi jika ada banyak orang yang berpikiran sama seperti saya, Pak...saya harap suatu hari nanti bapak bisa membuat sebuah kebijakan yang melihat ke bawah. Menatap para siswa dan pelajar. Kami berasal dari strata kemampuan pendidikan yang berbeda. Para siswa di stratifikasi di kelasnya sendiri, di stratifikasi di sekolahnya sendiri, kemudian sekolah mereka di stratifikasi oleh pemerintah. Kami memiliki kemampuan yang berbeda. Kami memiliki daya yang berbeda. Kami memiliki usaha yang berbeda. Kami memiliki fokus dan keputusan yang berbeda. Satu yang menyamakan kami pak, KAMI MENGINGINKAN PENDIDIKAN TERBAIK. Pendidikan terbaik bukan dari bagaimana sebuah universitas menjaring pesertanya, tapi dari bagaimana mereka menilai bahwa setiap siswa berhak mendapatkan hak mereka. Wajar kalau kami tidak memilih PTN yang tidak kami inginkan. Wajar kalau kami memilih PTN yang kami anggap unggul. Dan wajar jika kami berusaha dari sebuah ujian yang kami persiapkan, wajar jika kami menyiapkan nilai bagi mereka yang memang niat dan merasa mampu sejak awal, dan sangat tidak wajar bagi kami sekarang harus dipatahkan semangatnya karena sebagian besar orang memandang kami tidak memiliki kesempatan hanya karena nilai kami yang kurang di semester sebelumnya.
Sebenarnya jika sistem seperti ini disosialisasi sejak kami masih sangat-sangat-sangat awal di SMA, tidak akan ada rasa kecewa dan pesimis seperti ini. waktu ga bisa diputar untuk mengubah nilai. Kami harus membuat keputusan segera. keputusan yang menurut peraturan yang pemerintah buat tetap akan meningkatkan pendidikan. bagi sebagian orang, mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sebagiannya, akan berusaha sampai titik darah penghabisan mereka dan keringat yang paling terakhir mengucur. Saya minta doa bapak ya... Anak-anakmu, Generasi Muda Indonesia sedang berjuang.
Mungkin terlihat saya gada gunanya nulis beginian. Tapi saya gatau lagi harus nangis ke mana. Saya bosan mendengar orang bilang "udah cari aja PTN daerah." dan saya bosan mendengar "yang penting kamu fokus mencari universitas." bunuh diri! mending saya masuk swasta. tapi saya sudah berjalan sejauh ini, bahkan usaha saya masih sangat minim tiba-tiba saya sudah masuk ke babak penentuan yang tidak saya tahu awalnya di mana.
Jika bapak berpikir telah memberikan keputusan yang terbaik, bagi saya ini membuat saya menangis. Terimakasih pak. Malam ini saya tidak punya teman cerita. Malam ini saya hanya bertemankan blog saya. Dan malam ini saya hanya berharap bapak membaca surat ini. Tapi saya tahu, orang tidak akan buang-buang waktu sekedar untuk menengok tulisan saya. Atau mungkin di balik sana ada yang akan menghubungi saya dan bilang "ngapain lo nulis begituan." Kali ini saya menulis untuk diri saya sendiri pak, supaya bapak tahu saya mewakili diri saya sendiri. Bahwa saya tidak suka dengan sistem ini.
Demikian, pak. Apa yang bapak harapkan dari saya? Saya lulus UN? Haha... Saya harap bapak tidak merubah lagi sistem UN ya... itu cukup membantu. Terimakasih pak.
Selamat malam, pak. Sudah lama lho saya pengen nulis surat buat bapak. Meskipun saya tahu sedikit banget waktu bapak untuk buka internet nyari tahu keluhan masyarakat, apalagi baca surat dari salah satu pelajar KELAS 3 SMA yang namanya pun susah dicari di catatan sipil. Maaf lho pak, weekend gini saya ngasih surat ke bapak, biasanya surat juga bapak taruh di meja gitu aja kan kalo dari orang ga jelas yang maunya apa. Tapi pak di sini saya punya kemauan saya mau bapak tahu sebuah curahan hati, pak. Yang mau saya ingatkan di sini pak saya masih awam, di luar sana ribuan pelajar juga masih sangat awam dan hijau. Di sini saya mengeluarkan keluh kesah karena keawaman jikalau bapak memang lebih tinggi dan begitulah seharusnya seseorang yang berada di tampuk pemerintahan hendaknya berikan kami sedikit sosialisasi dan keyakinan.
Pertama pak nama saya Aninta Ekanila, pak. Kalau bapak mau cari saya, saya ada di SMAN 54 JAKARTA kelas 12 IPS 4. Kan katanya Indonesia negara demokrasi, jd sebelum kebebasan berpendapat itu dilarang lagi saya mau cerita nih pak. Jadi kan ya, bapak bikin peraturan baru soal pendidikan ya, pak. Saya udah denger lho trus saya udah mematuhinya. Jadinya pas saya dikasih undangan buat SNMPTN UNDANGAN saya ga nolak pak. Tapi menyadari sesuatu yang akhirnya menjadi bahan diskusi banyak orang yang terlebih dulu menyadarinya, saya jadi sedih pak. Kok rasanya peraturannya jadi merugikan kami ya, pak.
Saya perkecil lagi deh pokok bahasannya. Saya membahas soal JALUR MASUK PTN, pak. Saya tambahin emote ya pak, "JALUR MASUK PTN :')". Saya tahu pemerintah punya kalkulasinya sendiri untuk mengeluarkan sebuah kebijakan, tidak mungkin tidak berdasar, dan pasti mengharapkan sebuah perbaikan. Tapi pernahkah bapak sadar, kami sudah bosan jadi kelinci percobaan pemerintah? Di tahun kami 2011 ini, pemerintah berkali-kali mengubah kebijakannya. Arahnya tak jelas. Dan keputusan yang labil itu akhirnya diputuskan dan sosialisasinya terasa menjadi sebuah dadakan.
Saya sedikit agak sensi nih pak sama jalur undangan. Bukan sirik pak. Tapi saya ngerasa ini jalur paling ga adil yang pernah ada. Kalau saya boleh mengistilahkan ini seperti jalur IMING-IMING BIAR SENENG. Kita jadi anak kecil yang nangis-nangis dan bapak jadi si orang baik yang akan memberikan permen sambil berkata, "udah ya jangan nangis lagi, nanti kamu juga dapat hadiah kok." Miris ya. Kok bisa sih saya menganggap seperti itu? Masalahnya pak, kami merasa ini keputusan yang tidak melibatkan emosi dan keinginan sebagian besar pelajar di SMA.
Seorang teman saya bercerita di twitter *itulho pak microblogging yang lagi happening banget*, waktu SMP guru-guru menyemangati siswanya dengan berkata: "Tidak masalah masuk SMA manapun. yang penting di SIMAKnya lulus." terus guru-guru SMA wkt kita kelas 10 berkata: "ayo belajar dari sekarang biar SNMPTN-nya berhasil." Sekarang kenyataannya guru BK kelas 3 berkata: "yah coba pilih universitas yang ga terlalu diminati biar kans kalian masuknya gede. contoh jurusan kebidanan, kesmas, dll" Miris ya, Pak. Seperti mimpi yang sudah dibangun lalu dijatuhkan lagi. bagi mereka yang menyiapkan diri untuk PMDK itu bukan lagi menjadi masalah, nilai mencukupi mereka tinggal duduk tenang di depan komputer di hari pengumuman. Kalau mereka gagal itu mungkin karena nilai belum cukup, tapi mereka tahu mereka tidak salah menentukan pilihan lalu bagaimana dengan yang tidak?
SNMPTN Undangan merancukan berbagai hal yang menjadi drama pendidikan. PMDK itu jelas setiap sekolah diberi kuota, kriteria yang jelas, dan persaingan khusus yang jelas. Tapi sekarang semua menjadi umum. Mungkin bagi teman-teman saya yang rankingnya bagus nilainya bagus dari kelas 10 itu bukan menjadi masalah, tapi bagi teman-teman saya yang berada di 20 besar (btw, sekolah saya AKREDITASI A jadinya jatahnya 50% per kelas pak kayak di peraturan) dan nilai mereka juga standar udah gitu sekolahnya biasa aja? Apa ga akan kalah saing pak? Yang ada di peringkat atas aja masih deg deg an karena takut kalah saing dengan sekolah unggulan. kan kita ga tahu sistem penilaian tiap PTN. apalagi tiap PTN pasti menginginkan putra-putri terbaik bangsa yang ada di bangku mereka. Ini mungkin soal kemajuan pendidikan pak, tapi berhak kah kami ada di PTN yang kami inginkan dengan nilai kami? Kami seperti orang-orang yang tidak diijinkan berusaha lagi. Seperti di PHP-in dan akhirnya harus memilih tetap pada keinginan atau menatap kenyataan, menggagalkan keadaan, dan akhirnya memilih jalan lain.
Teman saya hari ini menangis pak. Dan salah satu kalimatnya berkata "Lo sih enak, ta. Nilai lo dari kelas 10 bagus-bagus begitu. Pasti tenang kan. Pasti udah milih yang paling bagus." Saya merasa menjadi si pemeran antagonis di sini pak. Bapak tahu rasa gaenaknya jadi pemeran antagonis. Ketika kita ikut bersimpati, ketika ga da orang yang tahu bahwa kita merasakan ketakutan yang sama dengan mereka, dan akhirnya kita malah diberi pernyataan bahwa kitalah penyebab kepesimisan mereka. dan jawaban apapun membuat saya akan tetap terlihat munafik.
Dalam keadaan nilai yg menurut orang-orang aja udah baik banget aja saya masih merasa bimbang pak. Apakah saya akan lulus dan jadi mahasiswi UNIVERSITAS INDONESIA? Dengan banyaknya lawan2 saya yg nilainya akan lebih tinggi, dari sekolah RSBI, dan segudang prestasi? Saya merasa menjadi ikan kecil di tengah lautan luas yang diberi kesempatan hanya untuk menunggu bukan untuk berenang. Trus saya disuruh pilih di luar itu? Kalau saya ga comfort sama universitasnya gimana? Ya ga salah juga sih bisa aja saya milih unbraw, undip, unhas, uncen sekalian bisa aja. apa yang menghalangi seseorang untuk mengejar sesuatu. tapi setiap orang punya kriteria sendiri di mana dia akan menambatkan hatinya.
Mungkin ini cuma suara saya pak. Saya curhat atas nama saya. Tapi jika ada banyak orang yang berpikiran sama seperti saya, Pak...saya harap suatu hari nanti bapak bisa membuat sebuah kebijakan yang melihat ke bawah. Menatap para siswa dan pelajar. Kami berasal dari strata kemampuan pendidikan yang berbeda. Para siswa di stratifikasi di kelasnya sendiri, di stratifikasi di sekolahnya sendiri, kemudian sekolah mereka di stratifikasi oleh pemerintah. Kami memiliki kemampuan yang berbeda. Kami memiliki daya yang berbeda. Kami memiliki usaha yang berbeda. Kami memiliki fokus dan keputusan yang berbeda. Satu yang menyamakan kami pak, KAMI MENGINGINKAN PENDIDIKAN TERBAIK. Pendidikan terbaik bukan dari bagaimana sebuah universitas menjaring pesertanya, tapi dari bagaimana mereka menilai bahwa setiap siswa berhak mendapatkan hak mereka. Wajar kalau kami tidak memilih PTN yang tidak kami inginkan. Wajar kalau kami memilih PTN yang kami anggap unggul. Dan wajar jika kami berusaha dari sebuah ujian yang kami persiapkan, wajar jika kami menyiapkan nilai bagi mereka yang memang niat dan merasa mampu sejak awal, dan sangat tidak wajar bagi kami sekarang harus dipatahkan semangatnya karena sebagian besar orang memandang kami tidak memiliki kesempatan hanya karena nilai kami yang kurang di semester sebelumnya.
Sebenarnya jika sistem seperti ini disosialisasi sejak kami masih sangat-sangat-sangat awal di SMA, tidak akan ada rasa kecewa dan pesimis seperti ini. waktu ga bisa diputar untuk mengubah nilai. Kami harus membuat keputusan segera. keputusan yang menurut peraturan yang pemerintah buat tetap akan meningkatkan pendidikan. bagi sebagian orang, mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sebagiannya, akan berusaha sampai titik darah penghabisan mereka dan keringat yang paling terakhir mengucur. Saya minta doa bapak ya... Anak-anakmu, Generasi Muda Indonesia sedang berjuang.
Mungkin terlihat saya gada gunanya nulis beginian. Tapi saya gatau lagi harus nangis ke mana. Saya bosan mendengar orang bilang "udah cari aja PTN daerah." dan saya bosan mendengar "yang penting kamu fokus mencari universitas." bunuh diri! mending saya masuk swasta. tapi saya sudah berjalan sejauh ini, bahkan usaha saya masih sangat minim tiba-tiba saya sudah masuk ke babak penentuan yang tidak saya tahu awalnya di mana.
Jika bapak berpikir telah memberikan keputusan yang terbaik, bagi saya ini membuat saya menangis. Terimakasih pak. Malam ini saya tidak punya teman cerita. Malam ini saya hanya bertemankan blog saya. Dan malam ini saya hanya berharap bapak membaca surat ini. Tapi saya tahu, orang tidak akan buang-buang waktu sekedar untuk menengok tulisan saya. Atau mungkin di balik sana ada yang akan menghubungi saya dan bilang "ngapain lo nulis begituan." Kali ini saya menulis untuk diri saya sendiri pak, supaya bapak tahu saya mewakili diri saya sendiri. Bahwa saya tidak suka dengan sistem ini.
Demikian, pak. Apa yang bapak harapkan dari saya? Saya lulus UN? Haha... Saya harap bapak tidak merubah lagi sistem UN ya... itu cukup membantu. Terimakasih pak.
Sincerely,
AEM
AEM
must have read books!
sebelum gue memulai post panjang gue malam ini gue mau promosi buku dulu. seminggu yang lalu gue baru saja menuntaskan membaca salah satu kumpulan cerpen di bawah ini. Dua-duanya adalah karangan LEILA S. CHUDORI. Buat yang kurang tahu, coba deh sering-sering buka majalah TEMPO cari ulasan film biasanya Bu Leila ini yang nulis tentang review film.
Cerpen-cerpen yang terdapat di dalamnya sedikit mempengaruhi gaya bahasa gue dan juga cara berpikir gue. Terkadang gue ngerasa puas ketika gue membuat sesuatu, lalu orang-orang yang membaca merasa berada di dalam cerita tersebut, ternikmati, dan yang paling menyenangkan menjadi sebuah inspirasi.
Heemm MALAM TERAKHIR terasa lebih mencekam dibanding 9 DARI NADIRA. Kita ga akan bisa menebak dengan jeli akan ada akhir seperti apa. gada akhir yang bener-bener bahagia dan akhir yang benar-benar sedih.
Mengangkat isu-isu sosial di dalamnya, buku ini menjadi bacaan 'ringan' yang menggambarkan tentang sebuah kenyataan dan kehidupan. out of mind. ya mungkin bagi sebagian orang ada yg ngerasa 'ih emang ada orang yang ngalamin kejadian kayak gitu di hidupnya', bagi saya membaca kumpulan cerpen ini memberikan saya jawaban bahwa 'ga selamanya hal yang kita lihat manis adalah memang hal yang manis. realitanya, hidup itu keras.'
Cerpen-cerpen yang terdapat di dalamnya sedikit mempengaruhi gaya bahasa gue dan juga cara berpikir gue. Terkadang gue ngerasa puas ketika gue membuat sesuatu, lalu orang-orang yang membaca merasa berada di dalam cerita tersebut, ternikmati, dan yang paling menyenangkan menjadi sebuah inspirasi.
Heemm MALAM TERAKHIR terasa lebih mencekam dibanding 9 DARI NADIRA. Kita ga akan bisa menebak dengan jeli akan ada akhir seperti apa. gada akhir yang bener-bener bahagia dan akhir yang benar-benar sedih.
Mengangkat isu-isu sosial di dalamnya, buku ini menjadi bacaan 'ringan' yang menggambarkan tentang sebuah kenyataan dan kehidupan. out of mind. ya mungkin bagi sebagian orang ada yg ngerasa 'ih emang ada orang yang ngalamin kejadian kayak gitu di hidupnya', bagi saya membaca kumpulan cerpen ini memberikan saya jawaban bahwa 'ga selamanya hal yang kita lihat manis adalah memang hal yang manis. realitanya, hidup itu keras.'
mercoledì 2 febbraio 2011
COMING ON FEBRUARY!
Mencari waktu untuk nulis blog itu sangatlah sulit. Kalau bukan karena hari ini gue libur, gue mungkin sedang sekarat di sekolahan dengan buku soal dan SKS di meja. Tapi nyatanya hari ini gue mendapati pagi berawan yang enak banget buat nulis blog.
okay, hari ini gue ga mau bahas soal-soal juga di blog. tapi mau bahas betapa koplak dan kocaknya masa-masa kelas 3 SMA itu.
gue inget banget dulu waktu gue pertama kali masuk 54 gue udah menanamkan pada diri gue untuk menikmati masa SMA sebaik mungkin. gue ga mau jadi anak eksis, gue mau jadi anak yang peace love and gaul! nooo bukan alay! tapi murid yang cinta damai, punya temen banyak, dan berguna di sekolah gue.
dan setelah waktu itu berjalan sekarang gue telah melalui masa peace love and gaul itu. dan tiba di satu titik yang dinamakan KLIMAKS KESADARAN. karena akhirnya gue sadar tugas utama gue adalah belajar. yap belajar! sejak duduk di bangku kelas 3 gue udah tekad bulat untuk bisa lulus dari SMA ini dengan nilai terbaik. jadi sejak akhir kelas 2 gue sudah mempersiapkan dengan membeli buku soal SNMPTN dan SKS bersama my younghusband si Gery yang akhirnya sadar juga kalau tugas utama dia sekarang adalah berusaha lulus dan kuliah (at least dia kepikiran beli kunci kalo kepepet. dasar gila!). dan bahkan gue sudah menggentayangi bimbel-bimbel, dan gue memutuskan untuk masuk INTEN aje. INTEN OYE GITULHOOO!!
dan disinilah sumber kerancuan.
kalau biasa gue istirahat petakilan trus makan-makan di kantin, sekarang gue duduk sendiran di kelas dengerin lagu trus buka soal-soal sambil makan bekel. ansos banget yeee... sedangkan temen-temen gue yang lain pacaran sambil bahas soal. dan kadang cowok gue duduk di kursinya di pojok kelas sambil buka buku soal dan kalau dia bingung dia manggil-manggil "ta...ta... ciniii ciniii..." *ga seunyu itu juga sih*
kalau biasa gue ke Gramedia berjam-jam karena mau cari novel sekarang gue ke Gramedia berjam-jam muter-muter baca sinopsis buku tapi pulang ga bawa apa-apa. nasib karena kantong kering buat keperluan kelas 3, mulai dari buku tahunan, jaket angkatan, fotokopi soal, buat bayar uang pendaftaran univ nanti, buat bayar tiket bedah kampus, buat jajan di tempat bimbel, sampe paling parah BUAT NONTON BIOSKOP akakakak itu adalah bagian refreshing dari kepenatan. tapi gue udah jarang banget nonton huhu...
kalau biasanya gue ngerjain PR sekarang gue ga pernah ngerjain PR. gue lebih tertarik bongkar muat modul INTEN gue, soal-soal yang gue dapet dari TRY OUT2, buku SKS dan buku catetan gue yang lengkap banget itu. kalo kata cowok gue kalo mau niat harusnya kita beli buku lebih banyak lagi. tapi nyatanya....... satu buku aja belum abis gue kerjain masa harus beli buku baru lagi. tapi iya juga sih, gue tertarik nih tapi cari yang diskonan masih ada ga ya?
gue punya geng di INTEN. isinya anak kelas gue namanya SUKSES PTN. mulai gajelas kan. bahkan yang paling koplak bandnya abang gue si alpin yang juga mantan band nya gery, punya nama band SEMOGA MASUK UI. kan...kan...kan... virus-virus PTN mulai bertebaran.
bahkan di antara gue dan temen sebangku gue ada persaingan ketat. tapi kami sportif doooongg kan cahabaaat yegak devi?
ini yang paling menonjol! liat mesjid 54 deh!
bukaaan...bukaaan maksudnya udah jadi. tapi liat deh betapa itu mesjid rame. karena anak-anak seangkatan gue udah mulai rajin PDKT sama Allah. Kalau kadang mereka bisa ngejama zuhur sama ashar di rumah, sekarang selalu ga pernah telat sholat zuhur dan bahkan ditambah sholat-sholat sunah. bahkan beberapa juga puasa sunah. semoga kebiasaan mendekatkan diri kepada Allah SWT ini membawa pencerahan. bahkan menjadi sebuah kebiasaan. masa jadi orang baik-baik cuma setahun doang sih -__-"
mulai menjaga kesahatan bagi gue adalah kunci utama. gue rajin banget makan sekarang. terutama makan daging, telor, dan sayur. sayang kurang susu.
sebenernya istirahat yang cukup diperlukan, tapi gue cuma bisa tidur sekitar 4-5 jam per hari. sedih ga tuh.
oh ya btw, PPKB UI dibatalin (siaul) akhirnya gue dan temen-temen gue kemarin direkomendasiin ikut SNMPTN undangan bersama siswa-siswi beruntung lainnya termasuk Mas Gery. mulai deh kegalauan dimulai lagi. 18 Mei 2011 nanti pengumumannya doain gue ya keterima di UI.
gue udah sholat istikharah dan seperti sekarang hati gue udah mantep banget deh mau milih apa aja. makasih ya Allah...
heeem okedeh cukup ya sampai segini doang. FYI, ini bulan terakhir gue belajar efektif di kelas 12. bulan depan gue udah ada ujian praktek, US, dan bla-bla-bla-bla. huaaah wish the best for us for SRAVIGASS 2011. Amin ya Allah amiiiinn....
okay, hari ini gue ga mau bahas soal-soal juga di blog. tapi mau bahas betapa koplak dan kocaknya masa-masa kelas 3 SMA itu.
gue inget banget dulu waktu gue pertama kali masuk 54 gue udah menanamkan pada diri gue untuk menikmati masa SMA sebaik mungkin. gue ga mau jadi anak eksis, gue mau jadi anak yang peace love and gaul! nooo bukan alay! tapi murid yang cinta damai, punya temen banyak, dan berguna di sekolah gue.
dan setelah waktu itu berjalan sekarang gue telah melalui masa peace love and gaul itu. dan tiba di satu titik yang dinamakan KLIMAKS KESADARAN. karena akhirnya gue sadar tugas utama gue adalah belajar. yap belajar! sejak duduk di bangku kelas 3 gue udah tekad bulat untuk bisa lulus dari SMA ini dengan nilai terbaik. jadi sejak akhir kelas 2 gue sudah mempersiapkan dengan membeli buku soal SNMPTN dan SKS bersama my younghusband si Gery yang akhirnya sadar juga kalau tugas utama dia sekarang adalah berusaha lulus dan kuliah (at least dia kepikiran beli kunci kalo kepepet. dasar gila!). dan bahkan gue sudah menggentayangi bimbel-bimbel, dan gue memutuskan untuk masuk INTEN aje. INTEN OYE GITULHOOO!!
dan disinilah sumber kerancuan.
kalau biasa gue istirahat petakilan trus makan-makan di kantin, sekarang gue duduk sendiran di kelas dengerin lagu trus buka soal-soal sambil makan bekel. ansos banget yeee... sedangkan temen-temen gue yang lain pacaran sambil bahas soal. dan kadang cowok gue duduk di kursinya di pojok kelas sambil buka buku soal dan kalau dia bingung dia manggil-manggil "ta...ta... ciniii ciniii..." *ga seunyu itu juga sih*
kalau biasa gue ke Gramedia berjam-jam karena mau cari novel sekarang gue ke Gramedia berjam-jam muter-muter baca sinopsis buku tapi pulang ga bawa apa-apa. nasib karena kantong kering buat keperluan kelas 3, mulai dari buku tahunan, jaket angkatan, fotokopi soal, buat bayar uang pendaftaran univ nanti, buat bayar tiket bedah kampus, buat jajan di tempat bimbel, sampe paling parah BUAT NONTON BIOSKOP akakakak itu adalah bagian refreshing dari kepenatan. tapi gue udah jarang banget nonton huhu...
kalau biasanya gue ngerjain PR sekarang gue ga pernah ngerjain PR. gue lebih tertarik bongkar muat modul INTEN gue, soal-soal yang gue dapet dari TRY OUT2, buku SKS dan buku catetan gue yang lengkap banget itu. kalo kata cowok gue kalo mau niat harusnya kita beli buku lebih banyak lagi. tapi nyatanya....... satu buku aja belum abis gue kerjain masa harus beli buku baru lagi. tapi iya juga sih, gue tertarik nih tapi cari yang diskonan masih ada ga ya?
gue punya geng di INTEN. isinya anak kelas gue namanya SUKSES PTN. mulai gajelas kan. bahkan yang paling koplak bandnya abang gue si alpin yang juga mantan band nya gery, punya nama band SEMOGA MASUK UI. kan...kan...kan... virus-virus PTN mulai bertebaran.
bahkan di antara gue dan temen sebangku gue ada persaingan ketat. tapi kami sportif doooongg kan cahabaaat yegak devi?
ini yang paling menonjol! liat mesjid 54 deh!
bukaaan...bukaaan maksudnya udah jadi. tapi liat deh betapa itu mesjid rame. karena anak-anak seangkatan gue udah mulai rajin PDKT sama Allah. Kalau kadang mereka bisa ngejama zuhur sama ashar di rumah, sekarang selalu ga pernah telat sholat zuhur dan bahkan ditambah sholat-sholat sunah. bahkan beberapa juga puasa sunah. semoga kebiasaan mendekatkan diri kepada Allah SWT ini membawa pencerahan. bahkan menjadi sebuah kebiasaan. masa jadi orang baik-baik cuma setahun doang sih -__-"
mulai menjaga kesahatan bagi gue adalah kunci utama. gue rajin banget makan sekarang. terutama makan daging, telor, dan sayur. sayang kurang susu.
sebenernya istirahat yang cukup diperlukan, tapi gue cuma bisa tidur sekitar 4-5 jam per hari. sedih ga tuh.
oh ya btw, PPKB UI dibatalin (siaul) akhirnya gue dan temen-temen gue kemarin direkomendasiin ikut SNMPTN undangan bersama siswa-siswi beruntung lainnya termasuk Mas Gery. mulai deh kegalauan dimulai lagi. 18 Mei 2011 nanti pengumumannya doain gue ya keterima di UI.
gue udah sholat istikharah dan seperti sekarang hati gue udah mantep banget deh mau milih apa aja. makasih ya Allah...
heeem okedeh cukup ya sampai segini doang. FYI, ini bulan terakhir gue belajar efektif di kelas 12. bulan depan gue udah ada ujian praktek, US, dan bla-bla-bla-bla. huaaah wish the best for us for SRAVIGASS 2011. Amin ya Allah amiiiinn....
Iscriviti a:
Post (Atom)