Ibarat kata burung-burung camar
Mungkin kali ini adalah cerita burung gagak
Karena angan dan mimpi yang telah tinggi jauh melayang
Jatuh larut di tengah laut
Dan tak ada satupun yang mampu membawa ke daratan kembali
Begitulah perihal masalah hati yang meninggi dan sulit untuk kembali direndahkan.
Begitulah masalahnya seseorang yang terlalu angkuh hingga sulit untuk dikembalikan.
Sama halnya dengan angan dan mimpi-mimpi yang terlalu tinggi dan perlahan jatuh ke dalam jurang.
Betapa sakit dan mengerikan.
Aku melihatnya kali ini
Burung-burung gagak itu yang terbang tinggi
Di atas sebuah rawa medan peperangan
Di mana para kuda berdiri gagah
Tapi yang dipandangnya adalah sekumpulan mayat-mayat berdarah
Tertusuk panah tertusuk pedang tergores luka terpisah kepala dan tubuh
Lalu di sisi lain aku dapat menyaksikan seorang gadis yang mencoba bertahan
Segala mimpinya bertaut di depan matanya
Ketika dia melihat gagak-gagak itu terbang di atas kepalanya
Ketika dia menatap bahwa semua orang di hadapannya telah menjadi bangkai
Dan hanya dia yang tak tersentuh
Tak termakan gagak
Dan tak tercabiki tiap daging-dagingnya
Karena apa?
Karena dia masih hidup
Dan di sinilah titik aku mulai berpikir
Ketika aku harus bermimpi ketika aku harus punya cita-cita
Aku tidak pernah boleh takut untuk berjuang
Biar mati aku lain waktu
Biar akan tercabiki aku oleh gagak-gagak
Aku tidak akan selamat jika aku tidak melawan
Karena mimpi-mimpiku belum saatnya untuk jatuh
Karena saat jatuh itu aku harus menyiapkan diriku
Diriku yang perlahan-lahan akan dikuliti anjing
Diriku yang perlahan-lahan akan digeluti belatung
Karena apa?
Karena aku yang hina dan berlumur dosa
Mimpi-mimpiku adalah mimpi-mimpi suci
Mimpi-mimpi indah berharap bertemu dengan Tuhan
Mimpi-mimpiku adalah mimpi-mimpi yang selalu tinggi
Terlalu tinggi untuk dijatuhkan
Namun mimpi-mimpi mereka terasa terlalu cetek ketika mereka menaruh harapan tinggi
Karena apa?
Karena sistem merusaknya
Sistem adalah gagak-gagak pada rawa-rawa
Dan saat ini mimpi-mimpi indah saya yang berhubungan dengan kehidupan duniawi telah jatuh.
Jatuh pada jurang yang terdalam
Ketika dia berkata "Saya tidak sanggup"
Ketika dia tidak yakin bahwa dirinya akan merubah segala kecacatan ini
Ketika dia berkata "Orang yang pantas yaitu kamu atau si itu dan si ini"
Saya terlalu sedih
Saya terlalu kecewa
Sehingga saya malah semakin terbakar dan ingin terus berjuang
Kepada mimpi-mimpi yang jatuh
Aku pasti akan membangunnya kembali
venerdì 20 novembre 2009
martedì 17 novembre 2009
Cukup Lama
Cukup lama saya diam
Cukup lama saya tidak menulis
Cukup lama saya kehilangan inspirasi
Cukup lama saya merasa tidak punya sandaran
Cukup lama saya memiliki untuk tidak bicara
Cukup lama saya hanya bisa berpikir
Cukup lama dan cukup lama...
Sebenarnya saya pikir nggak ada waktu yang cukup lama untuk mengerti
Karena sesungguhnya kita semua sudah menemukan jawaban atas segala keragu-raguan
Bahkan keragu-raguan untuk diri sendiri
Ketidaksadaran itu yang membuat kita tidak maju
Dan bahkan bagi diri saya, HAL ITU YANG MEMBUAT SAYA TIDAK MAJU
Membuat saya terus menjadi gadis naif yang berpura-pura cerdas
Membuat saya terus-terusan menjadi gadis angkuh yang tidak pernah menunduk
Oh bukan, saya bukan mengeluhkan risalah cinta
Ga akan pernah selesai tahu!
Di sini saya hanya ingin menuangkan segala uneg-uneg yang sampai sekarang juga saya susah untuk mengungkapkannya.
Karena terlalu lama dipendam
Karena terlalu lama dicela
Saya hanya tidak suka dengan semua grasak-grusuk ini
Biar saya ikut grasak-grusuk di dalamnya saya tetap tidak suka
Biar saya ikut campur tangan di dalamnya saya tetap tidak suka
Karena apa?
Karena kita terlalu lama memendamnya
Karena kita terlalu lama menunda untuk membicarakannya
Karena kita terlalu lama untuk menuntun jawabannya
Hingga sekarang waktu tahu jawabannya, siapa yang tidak malu?
Ke mana mulut-mulut itu?
Terkunci rapat
Serapat mulut saya yang akhirnya hanya bicara yang baik-baik saja
Ah siapa yang mengerti juga pokok pembicaraan sekarang.
Saya lagi emosi
Cukup lama saya tidak menulis
Cukup lama saya kehilangan inspirasi
Cukup lama saya merasa tidak punya sandaran
Cukup lama saya memiliki untuk tidak bicara
Cukup lama saya hanya bisa berpikir
Cukup lama dan cukup lama...
Sebenarnya saya pikir nggak ada waktu yang cukup lama untuk mengerti
Karena sesungguhnya kita semua sudah menemukan jawaban atas segala keragu-raguan
Bahkan keragu-raguan untuk diri sendiri
Ketidaksadaran itu yang membuat kita tidak maju
Dan bahkan bagi diri saya, HAL ITU YANG MEMBUAT SAYA TIDAK MAJU
Membuat saya terus menjadi gadis naif yang berpura-pura cerdas
Membuat saya terus-terusan menjadi gadis angkuh yang tidak pernah menunduk
Oh bukan, saya bukan mengeluhkan risalah cinta
Ga akan pernah selesai tahu!
Di sini saya hanya ingin menuangkan segala uneg-uneg yang sampai sekarang juga saya susah untuk mengungkapkannya.
Karena terlalu lama dipendam
Karena terlalu lama dicela
Saya hanya tidak suka dengan semua grasak-grusuk ini
Biar saya ikut grasak-grusuk di dalamnya saya tetap tidak suka
Biar saya ikut campur tangan di dalamnya saya tetap tidak suka
Karena apa?
Karena kita terlalu lama memendamnya
Karena kita terlalu lama menunda untuk membicarakannya
Karena kita terlalu lama untuk menuntun jawabannya
Hingga sekarang waktu tahu jawabannya, siapa yang tidak malu?
Ke mana mulut-mulut itu?
Terkunci rapat
Serapat mulut saya yang akhirnya hanya bicara yang baik-baik saja
Ah siapa yang mengerti juga pokok pembicaraan sekarang.
Saya lagi emosi
Iscriviti a:
Post (Atom)